Adik ku yang biasanya murung terlihat lebih bersemangat dan ceria, perlahan-lahan ia merubah penampilan dan gaya berbicaranya yang kuno, pakaian usang pun mulai menghilang dari pandangan ku, sampai akhirnya Jinny benar-benar berubah, ia tetap menjadi anak yang lembut, pemalu dan sopan, hanya saja saat ini aku melihat ia lebih cantik dengan dress putih yang membalut tubuhnya, ia bahkan merubah warna rambutnya, wahh.. saat ini aku benar-benar terkesima dengan paras cantik adik ku yang belum pernah aku lihat, hanya mengira-ngira, ku rasa ia sedang jatuh cinta.. karena belum pernah Jinny seperti ini, tetapi aku menyukainya, aku menyukai perubahan adik ku.





Kejadian malam itu tidak akan pernah aku lupakan, kejadian di mana aku mendapati kabar bahwa adik ku meninggal tertabrak mobil, hati ku hancur melihat ia tergeletak dengan darah yang merubah warna dress yang ia kenakan, penyesalan datang menghantui ku, aku menyesal mengapa aku terlalu lama mengabaikannya? mengapa aku malu mengakui dia itu saudara kembar ku, mengapa selama ini aku tidak ada di sampingnya saat ia bersedih? Mengapa aku tidak bertanya apa yang menyebabkannya tumbuh menjadi gadis yang murung? Ia bahkan belum bercerita siapa lelaki yang selama ini merubah cara berpikirnya? Siapa lelaki yang bisa merebut hatinya? Ia bahkan belum mengucapkan selamat tinggal kepada ku, bagaimana ia bisa pergi seperti itu???!!!!

Aku melihat ibu juga menangis, hanya saja air mata yang jatuh tidak sebanyak saat ibu menangisi kepergian ayah, entahlah ku rasa ibu hanya mencoba tegar. Dan satu lagi ibu menyembunyikan kematian adik ku, hanya keluarga terdekatlah yang mengetahui kematian Jinny, aku melihat ibu membayar saksi mata yang melihat kecelakaan yang merenggut nyawa adik ku, ibu menyuruh ku untuk ikut menyembunyikan hal itu "Jika ada yang bertanya katakanlah bahwa adik mu sedang melanjutkan sekolahnya di luar negri" seperti itulah ibu meminta ku bersandiwara.

Aku merasakan ada hal aneh di sini, mengapa ibu tidak jujur saja? Ibu bilang ini demi kebaikan Jinny dan Monalisa Hotel, ibu tau Jinny sangat berambisi untuk meneruskan bisnis ayah, tetapi maut berkata lain, jika kasus Jinny di beritakan pada media, akan ada banyak asumsi yang beredar, dan kasus pembullian Jinny pun akan ikut terkuak tentu ini akan mencoreng nama Monalisa, ibu bilang ini bukanlah hal yang Jinny inginkan, jujur aku baru mengetahui bahwa adik ku ini adalah korban pembullian, ibu bercerita hal inilah yang membuat ibu bersikap keras pada Jinny, ia ingin Jinny tumbuh menjadi anak yang kuat dan tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, ini juga alasan ibu tidak pernah membela Jinny walau tau teman-temannya bisa saja melukai ia di sekolah agar Jinny bisa mandiri dan menjaga dirinya dengan baik.

Awalnya aku ragu tetapi setelah aku berpikir aku menyadari yang dilakukan ibu tidak sepenuhnya salah, jika Jinny ingin menjadi seorang pemimpin ia harus mempunyai mental yang kuat dan juga saat aku mulai mengabaikan Jinny, ibu memarahi ku, ia bilang aku tidak seharusnya berbuat seperti itu karena aku adalah kembarannya Jinny, aku seharusnya bisa lebih peka dari oranglain jika menyangkut adik ku. Hal ini yang membuat ku yakin dengan menyembunyikan kematian Jinny akan membuat adik ku tenang di sana.















Sudah 2 bulan sejak kematian adik ku, tetapi aku terus saja di hantui dengan mimpi buruk, saat tidur aku selalu kembali ke masa-masa di mana kami berdua kecil dan sangat dekat tetapi hal yang menyeramkan adalah Jinny menangis dengan darah yang terus keluar dari kepalanya, ia berteriak dan meminta tolong kepada ku "Oppa!! Jangan tinggalkan aku!!" kata-kata itu yang selalu ia ucapkan saat mengunjungi tidur ku.

Karena mimpi sialan itu aku kesulitan untuk tidur, aku selalu saja terbayang wajah Jinny di dalam mimpi ku, sangat menyeram kan, ku coba untuk menutup rapat kedua bola mata ku sampai akhirnya kesunyian terjadi di dalam kamar, aku dapat mendengar suara detik dari jam dinding, dan tiba tiba saja tengkuk merinding, aku memberanikan diri untuk membuka mata, perlahan ku putar bola mata ku ke kiri, tidak ku dapati apa-apa di sana, dan aku mencoba memutar kedua bola mata ku ke arah yang berlawanan dengan detak jantung yang sangat kencang. OH SHIT!!! aku mengumpat di dalam hati, ku lihat sesosok putih sedang duduk membelakangi ku, aku ingin berteriak tetapi terlalu takut, aku memutus kan untuk kembali menutup rapat kedua mata ku yang rasanya perih menahan tangis, aku ingin menangis dan memeluk ibu ku saat ini, aku takut sangat takut, mahluk bodoh apa yang sedang duduk di pinggiran ranjang ku ini!! Akhirnya aku tidak sadarkan diri, tertidur? tidak lebih tepatnya aku pingsan, aku pingsan karena terlalu ketakutan.

Mata hari menyilaukan pandangan ku, aku berterimakasih karena malam ku yang buruk sudah berlalu, segera aku membuka kedua mata yang semalaman tertutup paksa, FUCK!!!! Apa-apaan ini, mahluk itu masih di sana dan celakanya saat ini ia memandang ku, hampir saja aku mengumpat dengan keras, tapi tunggu dulu, wajah ini terlihat tidak asing, SIAL, lagi-lagi umpatan ku keluar dalam hati, ini kan adik ku Jinny, apa ini? Sekarang ia menjadi hantu? Ah tidak mungkin!! Aku rasa ini adalah jin yang menjelma menjadi adik ku dan berusaha membingungkan ku. Ku alihkan pandangan ku perlahan agar ia tidak curiga bahwa aku melihatnya, sebisa mungkin aku bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

Oh ibu!! Makhluk ini terus mengikuti ku, saat aku sedang makan, mandi, menggosok gigi, bahkan BAB pun ia rela menemani ku, apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku pergi menemui shaman untuk meminta jimat??? Hufftt aku membuang nafas singkat, ku putuskan untuk menonton TV agar pikiran ku sedikit tenang. Entah apa yang membuat makhluk itu betah berada di sisi ku, saat ini ia termenung dan memperhatikan setiap pergerakkan ku, aku mencuri-curi melihatnya dengan menjelingkan bola mata ku ke kiri, dan praankkkk makluk sialan itu mengejutkan ku, ia memecahkan gelas yang ada di atas meja, kepala ku reflek menoleh ke arahnya dan ia memanggil nama ku berkali-kali, kaki ku melemas tetapi ku paksakan untuk beranjak dari tempat ini dan segera masuk ke dalam kamar. Sepertinya mahluk ini benar-benar ingin membuat ku mati berdiri, ia kembali menjatuhkan vas yang ada di atas meja, membuat ku berlari ke arah kamar dan menutup seluruh tubuh ku dengan selimut.

Aku merasakan ada yang naik ke atas ranjang ku, aku yakin jin itu tengah mengikuti ku sekarang. "Oppa, ini aku.." ia berbisik tepat di telinga kanan ku, suara ini benar-benar terdengar seperti suara Jinny, hati ku bahkan bergetar mendengarnya, aku merasakan kehadiran adik ku dan seketika saja rasa takut ku menghilang.

Aku berteriak menyuruhnya berhenti menganggu ku, aku menatap ke arahnya, dan kali ini sepertinya ia yang tengah ketakutan, ekspresi itu sama seperti yang Jinny keluarkan saat aku memarahinya, apa ini? apa dia benar-benar adik ku.. tapi kenapa? Ken..

"Oppa??" belum sempat aku selesai berpikir ia memanggil ku lembut, astaga aku sangat yakin ini ada lah Jinny, ini adik ku!!!

"Mwo??" sontak aku berdiri dan ingin memeluknya, tetapi spontan langkah ku terhenti ketika sadar bahwa adik ku sudah meninggal. Ia mematung, bisa ku lihat paras cantik nya, mata ku sudah memerah menahan tangis, aku ingin memeluknya benar-benar ingin, merasa air mata ku akan menetes aku mencoba berbicara agar tidak menangis.

"kk..kau?? melihat kuu??" tampaknya ia terkejut saat tau bahwa aku bisa melihatnya, ekspresi ini benar-benar meyakinkan bahwa ia adalah adik ku. Boleh kah aku menangis sekarang? Tidak.. aku harus terlihat tegar, aku tak mau membuatnya ikut menangis saat melihat ku bersedih.

"Kenapa kau yang ketakutan? Kau kan hantunya!!" Aku mencoba bersikap kasar seperti biasa, agar ia tidak menyadari kesedihan yang mungkin saja terlukis di wajah ku.

"Aku butuh bantuan mu.." apa?? adik ku meminta bantuan? sudah lama aku tidak mendengar ini, biasanya aku yang mengerjakan tugas-tugasnya saat ia kesulitan, senang sekali jika aku bisa menolongnya lagi kali ini.

Ia menceritakan sedetail mungkin kisahnya dengan lelaki yang bernama Hanbin itu, ini adalah hal terkonyol yang pernah ia minta dari ku, bagaimana aku bisa menyamar menjadi perempuan? Apa ia gila? Aku yang tampan seperti ini mana bisa terlihat cantik! Aku menolaknya benar-benar menolaknya!! Aku tidak perduli berapa lama ia akan menghantui ku, aku tidak akan mau menyamar menjadi wanita.

knock, knock, belum selesai aku mengomeli Jinny yang meminta ku melakukan hal aneh seseorang mengetok pintu kamar, dengan langkah yang malas aku membukakan pintu, aishh lagi-lagi bibi Park, selalu saja datang di saat yang tidak tepat.

"Maaf tuan muda, di bawah ada seseorang yang mencari nona Jinny"

Hoel?? Siapa itu?? Mencari Jinny?? aku yang terkejut langsung menatap Jinny yang masih di dalam kamar, ku lihat Jinny pun tampak bingung, ia mengangkat kedua pundaknya menyatakan bahwa ia tidak tahu apa-apa, aku yang terlanjur penasaran mengintip sedikit kebawah, ku lihat seorang pria berwajah tampan tengah duduk di ruang tamu, matanya mendikte semua foto yang terpampang di dinding rumah.

"Itu... Itu... Hanbinnn"





-tbc-

Cover by : Veoomize

TWINWhere stories live. Discover now