BAB 9 - Balas Dendam

2.6K 306 8
                                    

"Bener kata lo, suaranya bagus banget.'' puji Beni seraya bertepuk tangan kecil.

"Makasih.'' balas Hani singkat, tentu saja tanpa senyuman. Senyumannya mahal.

"Jadi, kapan kita mau cari baju?'' Alisa merangkul lengan Hani, dan orang yang dirangkulnya mendecih sebal berusaha melepaskan tangannya.

"Kapan gue pernah setuju?'' Gana menaikkan sebelah alisnya.

"Kapan gue minta persetujuan lo? Gue nggak butuh persetujuan lo. Ya, kan Han?'' Alisa tersenyum lebar kearah Hani.

"Ah! Terserah lah, yang penting lepasin tangan gue, dan berhenti nempel-nempel gue kayak perangko.'' katanya kesal dan berusaha mendorong Alisa di sampingnya.

"Yes! Bener ya! Jangan tarik kata-kata lo!'' Alisa berteriak girang, ''Tenang aja, gue bakal sulap lo jadi cantik Han!''

Hani hanya diam dan pasrah meladeni Alisa yang selalu memaksanya bertindak sesuai yang ia inginkan.

"Lusa, kita beli baju ya!'' Alisa menatap Gana tanpa bermaksud meminta persetujuannya.

"Gu..gue ikut!'' Gana tergagap sekaligus malu.

"Loh katanya tadi nggak mau?'' goda Alisa sambil menatapnya sinis.

"Ka..kapan gue bilang gitu? Gue nggak pernah bilang nggak mau kok. Ya kan Ben?'' Gana meminta persetujuan sekaligus bantuan temannya.

"Ben?'' Gana kearah Beni terakhir kali duduk, tapi tak menemukannya.

"Dia, baru aja pergi ke toilet.'' Alisa terus menatap Gana sinis, membuat Hani ikut menatap Gana yang salah tingkah.

***

"Maaf kak, ini dari kakak yang disana.'' seseorang meletakkan sepiring siomay dihadapan Hani saat ia pergi kekantin bersama Alisa, Gana dan Beni.

"Eh dari siapa? Yang mana?'' Alisa langsung heboh.

"Kak Eza.'' jawab anak itu takut-takut lalu langsung pergi.

Hani mendorong piring didepannya, sama sekali tak ingin memakannya.

"Eh? Ngapain tuh anak beliin lo siomay segala? Dia mau minta maaf?'' Beni mengerutkan keningnya dengan heran.

Gana menatap Eza yang berada dikejauhan dengan curiga.

"Kenapa nggak dimakan?'' Alisa berhenti mengunyah baksonya dan menatap Hani yang hanya diam.

"Ini lagi makan.'' Hani meruskan memakan semangkuk baksonya yang tertunda, begitu pula dengan Beni dan Gana yang hanya diam.

"Sini, mubazir tau nggak. Biar gue aja.''

"Jangan. Lo bisa muntah nanti.'' Hani memperingati. "Ada kecoa mati didalemnya.'' Hani kemudian menyendok sesuatu yang tertutupi bumbu siomay, yang tak lain adalah makluk menjijikan yang baru saja disebut oleh Hani.

Alisa berhenti mengunyah makanannya dan kembali memuntahkannya. "Huekkk!''

Gana dan Beni seketika melotot kaget melihat Alisa kembali memuntahkan makanan kedalam mangkuk baksonya.

"Ihhh! Jorok banget sih lo lis!'' Beni menggeser duduknya menjauh dari Alisa.

"Kalian nggak jijik liat itu?'' Alisa mendelik kearah Hani, Gana dan Beni yang masih melanjutkan memakan makanannya.

"Kan kecoanya di piring siomay, bukan dipiring kita.'' kata Gana cuek. "Malah gue lebih jijik liat lo muntahin makanan lo barusan.'' protesnya kesal.

"Nggak punya etika makan banget sih lo. Sana jauh-jauh dari gue.'' Beni mendengus kesal.

"Nih buat lo.'' Alisa menyodorkan mangkuk yang baru saja ia muntahkan itu kearah Beni yang disambut jitakan oleh Beni dikepalanya.

Next to YouKde žijí příběhy. Začni objevovat