BAB 5 - Maksud Terselubung

2.9K 310 9
                                    

"Jadi kamu mau menampilkan apa Hani?'' tagih Bu Sari ketika jam pelajarannya sudah hampir habis.

Hani menatap Bu Sari, ia masih bingung mau menampilkan apa. "Saya cuma bisa nyanyi bu, tapi kelas sebelah udah ada yang nyanyi juga.'' jawabnya jujur.

"Bu!'' Gana mengangkat tangannya.

"Ya, ada apa Gana?''

"Hani bakal akustik, saya yang akan mainin gitarnya, bu.'' katanya melirik kearah Hani yang sudah melotot tajam kearahnya.

Bu Sari tersenyum dan langsung menyetujuinya, ''Oke, kalau gitu. Ada yang keberatan?''

Tak ada satu orangpun yang berani memprotes bu Sari, karena itu mereka hanya diam yang artinya setuju tak setuju.

Padahal Rina sangat tak setuju dengan keputusan ini, mulutnya sudah gatal ingin memprotesnya tapi ia tak memiliki keberanian sedikitpun untuk membantah keputusan wali kelasnya satu itu.

Hani juga hanya pasrah, mau tak mau ia harus setuju, karena penampilan ini demi kelasnya. Ia juga tak mau mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang.

Gana tersenyum penuh kemenangan "So? Acara tinggal dua minggu lagi. Mau nggak mau kita harus latihan dari sekarang.''

Hani mendecih pelan, lalu membuang muka kearah lain.

Ia merasa sangat sial karena harus tampil berdua dengan Gana, apalagi Gana baru seminggu belakangan ini mengajaknya bicara semenjak kejadian di bioskop itu.

Bukan hanya mengajaknya bicara, kadang walaupun Hani tak menggubrisnya di kelas, Gana tetap menatapnya dalam diam dengan tatapan yang sulit diartikan sehingga membuat para perempuan di kelasnya histeris dan semakin membenci Hani, entah apa maksudnya melakukan hal itu. Yang jelas Hani sangat terganggu dengan semua sikapnya.

***

"Ck! Berhenti ngikutin gue!'' Hani mempercepat langkahnya menghindari laki-laki yang berjalan mengikutinya kemanapun ia pergi, Gana.

"Lo nggak berhak ngusir gue, ini tempat umum.'' Gana menatapnya datar tak peduli.

Akhirnya Hani masuk kedalam toilet sekolah agar Gana tak mengikutinya.

Ia duduk berdiam diri disalah satu bilik toilet, berfikir frustasi apa yang harus ia lakukan agar Gana menjauhinya dan tak mengganggunya.

"Lo liat kan! Cewek aneh itu ngedeketin Gana.'' suara seseorang membuat Hani bertambah kesal.

"Iya, gila ya. Nggak tau diri banget tuh anak, mending kalo cantik. Boro-boro cantik, lo liat aja penampilan lusuhnya, ihhh.'' sahut suara yang berbeda.

"Pake pelet apa ya dia? Gana yang dingin banget sama cewek, kok bisa-bisanya nempel ke dia terus.'' ini suara yang berbeda lagi.

Sebenarnya berapa orang sih yang masuk kekamar mandi?! Mereka masuk kesini cuma mau ngegosip? Beraninya dibelakang doang, sialan! Pikir Hani kesal lalu membuka pintu toilet dengan kasar.

Brakkk!

Terdengar suara terkejut beberapa orang.

Satu, dua, tiga, empat. Ada empat orang dikanar mandi, tiga diantaranya adalah orang membicarakannya tadi, dan satu orang sedang mencuci tangannya di wastafel, tak perduli dengan keributan yang ada dibelakangnya.

Ketiga orang yang tadi asik bergosip, sekarang tengah memandangnya dengan kaget.

Hani memandang remeh kearah mereka, ''Heh! Mulut itu dijaga!'' Hani maju beberapa langkah menatap ketiga orang itu bergantian sambil memelototinya. Mereka bertiga tak berkutik dan hanya diam.

Next to YouWhere stories live. Discover now