Memory

480 38 6
                                    

"oppa..." lirih Irene sambil terus memeluk Sehun. Matanya kini sudah mengeluarkan butir butir air.

"Joo hyun" Sehun mengulun senyum tipis dan mengelus rambut belakang Irene.

Irene hanya duduk diam, membiarkan Sehun mendekap tubuhnya lebih dalam.

Dor!

Suara tembakan terdengar kembali, menggema di seluruh ruangan.

***

"Kau banyak berubah Jo hyun-ah, aku sampai tidak mengenalmu" Sehun tersenyum memandangi foto polaroid di tangannya.

"Tapi tidak dengan sifatmu, kau masih gadis kecil yang kukenal" lanjut Sehun.

Sehun menghela nafas dan menaruh foto itu ke box yang di dalamnya terdapat barang-barang dan foto polaroid.

-------------"-----------

Irene tersentak kaget yang membuat ia bangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah dan keringat mengalir di dahinya.

"Mengapa aku di sini?" Sambil memegangi kepalanya yang sakit, Irene berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin dan mengapa dia sudah berada di kamarnya saat ini.

Sekarang masih jam lima pagi, Irene ingin kembali tidur tapi matanya sama sekali tidak ingin menutup. Akhirnya Irene memutuskan untuk bersepeda pagi mengelilingi distrik kompleknya.

Setelah satu jam ia bersepeda. Irene pun pulang karena arloji cokelat mudanya sudah menunjukkan pukul enam pagi dan Irene harus bersiap untuk sekolah.

Saat masuk ke dalam perkarangan mansionnya yang luas. Irene melihat mobil sport bewarna putih sedang terpakir di depan pintu utama. Irene tetap masuk ke dalam mansion tanpa memperdulikan mobil itu.

Seperti biasa, sekitar lima maid sudah sibuk membersihkan ruang tamu yang sangat besar ini. Irene menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar untuk bersiap.

Setelah selesai, Irene turun dan berjalan menuju ruang makan.

"Sehun?" Ucap Irene saat melihat Sehun sudah duduk manis di meja makan.

"Eoh? Irene, kau sudah baikan. Kemarilah" Sehun menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

Irene mengikuti perintah Sehun dan duduk di sebelahnya.

"Baikan? Aku baik-baik saja. Memang ada apa denganku?" Tanya Irene.

"Kau tidak ingat? Kemarin di sungai han" Sehun mengoles selai pada roti dan menaruh kepiring Irene.

"Sungai han? Kapan aku ke sungai han?"

"Kau sungguh tidak ingat" Sehun menatap Irene heran.

Dan Irene hanya menggeleng sambil memakan roti yang di kasih Sehun.

"Sudahlah Sehun, dia memang pelupa" Ucap tuan Choi.

"Tapi itu baru kemarin abeonnim"

"Abeonnim?" Irene mengangkat sebelah alisnya dan memandangi Sehun.

"Wae? Kau saja memanggil ayahku appa"

"Itukan, karena ayahmu yang meminta"

"Sama saja"

"Beda"

"Sama"

"Kalian sepertinya sangat dekat" senyum tuan Choi mengembang melihat Sehun dan Irene.

"Enggak!" Ucap Sehun dan Irene serempak.

"Kalian sangat kompak, aku tidak sabar untuk melihat kalian menikah" ejek Tuan Choi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Crown •REVISI•Where stories live. Discover now