Wine

350 34 6
                                    

"Dia sudah kembali" ucap Wendy serius.

"Apa maksudmu Wen?" Tanya Irene bingung.

"Taehyung"

Irene membeku saat mendengarnya.

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja, aku melihatnya tadi. Ia sudah kembali dari pertukaran pelajarnya ke amerika. Di sekolah sekarang sangat heboh, begitu pula Tzuyu yang sangat senang saat dia kembali. Sebaiknya kau jangan masuk besok, di sekolah sedang banyak yang membicarakanmu dengan dia" ucap Wendy panjang lebar.

"Irene-ah?" Ucap Wendy lembut.

"Gwenchana?" Lanjut Wendy

"Mianhe, aku terlalu banyak cerita yah?" Wendy mengelus rambut Irene, dan Irene hanya menatap kosong ke depan.

"Apa kau mau menemaniku bolos besok" ucap Irene.

"Mwo? Eoh! Tentu saja aku akan menemanimu" kemudian Wendy memeluk Irene yang mulai menangis.

-----------"-----------

Irene's

Dan disinilah aku, di depan cermin meja rias aku sedang di dandani oleh seorang makeup-aktris.

Yap! Ini hari dimana sebuah 'pertemuan' yang Siwon oppa kemarin lusa bicarakan.

Kemarin aku benar-benar bolos dengan Wendy begitu pula hari ini. Kemarin aku sangat bersenang-senang dengan Wendy kadang kita akan mulai tertawa tidak jelas dan tak lama kemudian, kitapun mulai menangis.

Mataku sekarang sangat sembab dan bengkak, itulah sebabnya ayahku mendantangkan seorang makeup-artist untuk merias wajahku.

Aku sangat benci ini, aku malas untuk bertemu dengan para pengusaha di korea. Pertemuan atau lebih tepatnya sebuah pesta yang diadakan khusus untuk para pengusaha besar dikorea ini akan membuat aku merasakan sakit kepala.

Entah untuk apa diadakan pesta seperti ini. Aku tidak tahu dan tidak ingi tahu dengan dunia pembisnisan itu. Yang jelas keluaga besar Choi diundang untuk datang ke acara itu dan termasuk aku.

"Kita sudah selesai" ucap wanita yang merias wajahku tadi.

Aku melihat ke cermin, wajahku benar-benar cantik bukannya aku ingin memuji diri sendiri, tapi ini sangat luar biasa.

Bagaimana bisa dia merubah seorang gembel tadi pagi menjadi seorang putri cantik dalam waktu satu jam. Dia sangat profesional.

Aku tidak bisa membayangkan rupaku tadi pagi, dengan muka sembab dan rambut kusut yang dikuncir asal-asalan, aku dengan santainya berbaring di lantai balkon kamarku. Tadi pagi aku benar-benar terlihat seperti orang gila.

"Sekarang waktunya untuk memilih gaun" ucapnya seraya berjalan menuju lemari besarku.

"Apakah bisa aku yang memilihnya?" Tanyaku dan wanita itu hanya mengangguk tersenyum.

Aku berlari kecil menuju pintu yang berada di pojok ruangan kamar tidurku. Aku membuka pintu itu dan masuk, saat masuk disana terdapat lemari kaca yang memenuhi sisi ruangan dan di tengah tengah ruangn terdapat sofa kecil.

Ruangan ini sebenarnya adalah ruangan baju yang digunakan untuk meletakkan semua bajuku. Tapi karena aku terlalu malas untuk berlari keruangan ini saat selesai mandi, aku memutuskan untuk menaruh lemari besar di samping kamar mandi, agar aku bisa langsung mengganti baju di kamar mandi.

Jadi barang-barang yang berada disini adalah barang barang yang hanya kupakai di waktu yang tertentu seperti sebuah pesta besar atau penting. Di dalam sini terdapat tiga lemari, satu lemari untuk sepatuku, satu lemari untuk beberapa tas koleksiku, dan satunya lagi untuk gaun-gaunku yang sangat aku favoritkan.

The Crown •REVISI•Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon