10 - Permohonan

2.4K 137 22
                                    

Author Pov

Cahaya sinar matahari siang ini sangat terik. Semilir angin berhembus pun hanya sesaat menghilangkan hawa panas dikota ini. Burung pun enggan tuk terbang jauh dari sarangnya.

Sang Surya pun enggan bersembunyi di balik awan putih untuk menunjukkan rasa gagahnya pada bumi.

Begitu teriknya hingga membuat wilayah kota Jember tepatnya di Polres seperti berada dipadang safana yang gersang dan panas padahal ini menjelang sore.

Di depan pelataran Masjid Polres Aksa sedang beristirahat dan diam menunggu adzan Ashar, sembari menunggu balasan chat dari Ovi tak kunjungan di read. Dia bola balik menghidupkan handphone secara berulang. Niatnya dia setelah selesai urus berkas langsung menuju rumah Ovi. Sayang niat itu tak berjalan mulus. 

Trian, Robbi, dan Putri berjalan menuju ke arahku setelah selesai dapat mandat tugas dari komandan untuk berpartisipasi kegiatan pelatihan yang diadakan di Polres Jember. Kami semua sedang beristirahat, kami duduk berjejer di pelataran masjid.

"Katanya mau kerumah Ovi kamu let? Jangan bilang kamu gak berani kerumahnya." seru trian memecah keheningan dengan logat Osing.

"Siapa takut Pot, Iya nanti aja. Lagian belum ada balesan chat dari Ovi. Lagi pula Perumahannya sekitar sini aja sih jadi aku gampang tinggal ngacir kerumahnya. Dan juga tugasku kan dah kelarkan besok aku juga libur."

"Ya sudah di tunggu aja to Pod tarjuga dibales sama Ovi. Udah adzan yo sholat dulu tar Ovi juga kabarin. Oh ya Aksa opo riko yakin ovi gelem nompo welas riko lan gelem nyanding?" timpal Robbi [aksa apa kamu yakin ovi bakal mau terima cintamu menikah denganmu?]

"Di cubo wae lah rob. Sopo ngerti Ovi lan wong tuwone setuju. Ok ayo dah sholat Ashar." [di coba dululah rob. Siapa tau ovi dan orang tuanya setuju.]

Jujur saja aku juga ragu kalau dia mau menerimaku untuk jadi suaminya, aku cuma bondo nekat seperti orang sakit sarap karena cinta nomor wahid tingkat kecamatan. Dengan waktu sesingkat ini Apa lagi ada pesainku yang cukup menghawatirkan. Tapi aku cukup percaya diri karena kemarin ovi mau menerimaku sebagai kekasihnya. Jadi tak ada keraguan untuk memohon kepada Om Rahman dan tante Mita.

-----

Aksa Pov

Setelah sholat ashar aku menyalahkan Ponsel ternyata ada balas line dari ovi. Ternyata dia baru saja pulang belanja dari supermarket. Aku pun berpamitan pada teman-teman untuk pulang dinas dan langsung plesir kerumah ovi. Nyalakan sepedah motor melesat dengan cepat menuju kediamannya.

**********

Tok tok tok

Kulihat sekeliling rumah itu terlihat sepi. Kulihat dari kaca jendela juga tak nampak ada orang didalam.
Tapi terdengar musik dangdut suara alm. Meggy Z yang merdu mendayu dayu.

Tak lama kemudian tante mita membukakan pintu, lalu aku di sambut dan di persilakan masuk di ruang tamu.

Kemudian keluarlah Ovi berserta om Rahman dan anak yang paling kecil Syifa menyalamiku. Sedangkan fatih masih keluar. Ovi masih malu menatapku secara langsung mungkin karena kemarin efek aku tak sengaja memegang tangannya karena refleks dia menerima cintaku. Senyumnya pun terlihat polos, Maklum orang jatuh Cinta aku pun begitu.

Di ruang tamu ini kami berbincang-bincang dengan di bumbui senda gurau membuat semakin terasa hangat berbaur. Om Rahman juga bertanya tentang perkerjaan dan latar belakang keluargaku.

My Police HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang