Bab 3

208 6 0
                                    



Hai,,,

Aku lupa ngasih tahu kalian kalau aku akan mengupdate "Unable to Reach" selama tiga hari sesudah penerbitan...ok, semoga kalian menyukainya. Jangan lupa vote dan like ya. Selamat menikmati ceritaku.

   Begitu Clara sampai di rumahnya, ia langsung menuju ke kamarnya setelah memarkir mobilnya. Ia membaringkan dirinya ke atas kasur empuknya. Ia meraih ponselnya yang berada di atas meja. Ia sadar, bahwa beberapa hari belakangan ini, ia jarang memegang ponselnya kecuali saat ia ingin mendengar musik atau mencari inspirasi untuk melukis dari internet.

   Entah kenapa, Clara memang memiliki jiwa seni yang tinggi, padahal kedua orang tuanya tidak demikian. Hanya saja, kedua orang tuannya lebih suka menikmati hasil karya orang lain. Oleh karena itu, setiap kali Clara selesai melukis –yang adalah salah satu keahliannya- , kedua orang tuanya seringkali memujinya. Selain itu, Clara sangat menyukai musik terutama musik yang bergenre klasik. Ia sering kali memainkan musik klasik dari beberapa komponis seperti Beethoven, Mozart, Chopin dan masih banyak lagi lewat piano. Yah, Clara sangat menyukai hal-hal yang berbau seni, sehingga ia menyukai semua kegiatan yang menyangkut dengan seni. Tak heran kamarnya begitu luas dan besar, karena sebagian besar dipenuhi dengan alat musik seperti sebuah piano dan juga gitar, bingkai-bingkai yang memperlihatkan hasil lukisannya, juga kanvas dan berbagai macam alat melukis mulai dari jenis kuas sampai pewarna.

   Saat sedang asik mengutak atik ponselnya, ia ingat bahwa ia harus ke toko buku untuk membeli beberapa pewarna juga kertas untuk ia pakai melukis nanti. Jadi, ia segera mengganti pakaiannya, meraih kunci mobil dan bergegas menuju ke bawah.

   "Sayang, mau ke mana?" tanya mamanya

   "Eh mama...kok ada di sini? Mama ngak kerja hari ini?" balas Clara heran

   "Hari ini mama free, jadi diam di rumah"

   "Begitu ya, baguslah ma. Ngak boleh banyak pikiran loh ma, nanti keriputnya nambah. Aku pergi ya ma" ujar Clara sambil cekikikan dan segera berlari keluar.

   "Clara...kemari kamu"

   "Don't worry mom, you are the most beautiful woman that I ever seen in my life" puji Clara sebelum menutup pintu rumahnya.

   Mamanya menghela nafas dan menghembuskannya dengan cepat sambil menggeleng-geleng kepalanya dan berkacak pinggang.

   Begitu sampai di pusat perbelanjaan, Clara langsung memarkir mobilnya dan segera masuk karena hari ini, matahari sedang bersinar terang dan cuacanya agak panas. Dengan cepat, ia mencari toko buku untuk segera membeli peralatan yang diperlukannya. Namun langkahnya seketika terhenti dan memandang ke sebuah piano. Di dekat piano itu, berdiri seorang wanita yang pikir Clara sedang mengumumkan sesuatu karena ada banyak orang yang sedang mengerumuninya. Ia berjalan ke arah kerumunan itu dan mencoba mendengarkan apa yang dikatakan wanita itu di tengah keramaian itu. Ia melupakan niatnya untuk sementara untuk pergi ke toko buku yang berada dekat situ.

   "Ayo ikuti kontes bermain piano yang akan diselenggarakan saat ini juga. Bagi anda yang ingin berpartisipasi, dapat segera mendaftarkan diri saat ini, tapi peserta yang mendaftar hanya 10 orang saja. Pemenangnya akan diberikan voucher belanja senilai ratusan ribu rupiah" kata wanita itu dengan suara yang keras.

   Kontes yang menarik pikirnya...akan aku ikuti. Tanpa berpikir panjang, ia menyeret kakinya menuju tempat pendaftaran untuk mendaftarkan dirinya. Di luar dugaannya, orang yang mendaftar hanyalah 5 orang. Karena mengingat waktu dan sudah tidak ada lagi yang mendaftarkan diri, wanita tadi segera mengumumkan bahwa kontes itu akan segera dimulai. Setelah wanita itu membacakan nama para peserta, nama Clara ternyata dibacakan paling terakhir.

Unable To ReachWhere stories live. Discover now