"aku ingin pulang" ucap Irene dengan suara serak dan langsung memeluk laki-laki yang ada dihadapannya tadi.

"Irene, ada apa hm?" Tanya laki-laki yang tadi dipanggil Sehun oleh Irene.

Irene tidak menjawab, ia hanya menangis dan mengeratkan pelukannya kepada Sehun. Tidak peduli dengan murid sekolahnya yang kini sudah menatapnya dengan Sehun.

"Tidak apa-apa Irene, menangislah" ucap Sehun mengelus kepala Irene.

Dan sekarang murid-murid sekolah Irene kini sedang berbisik-bisik.

"Siapa dia?"

"Wah... dia sangat tampan"

"Apa dia seorang idol?"

"Dia seperti pangeran"

"Irene benar-benar beruntung dikelilingi oleh pria tampan"

Sehun yang kini risih karena ditatap oleh teman sekolah Irene, berusaha untuk melepas pelukan Irene dengan lembut.

"lebih baik kita ke mobil. Eoh?" Ucap Sehun dan di beri anggukan oleh Irene.

Sesampainya di dalam mobil, Sehun dengan cepat menyalakan mesin mobilnya dan melaju cepat keluar gerbang sekolah.

"Neo gwenchana?" Tanya Sehun sambil menyodorkan sapu tangan dengan tangan kirinya.

"jjuseunghamnida" ucap Irene dan mengambil sapu tangan itu.

"Untuk apa?" Mata Sehun masih terfokus dengan jalan raya.

"Karena memelukmu"

"Tidak apa, lagi pula ini bukan untuk pertama kalinya. Aku adalah calon tunanganmu. Kita bahkan bisa lebih dari berpelukan saat kita menikah nanti" Sehun tertawa kecil.

"It's not funny" Irene menatap Sehun sekilas.

"Okey, i'm calm"

"Irene" panggil Sehun dan Irene hanya menoleh.

"hm?"

"Kita tidak akan pulang ke rumahmu bukan? Aku tidak ingin mengantarmu saat wajahmu seperti ini, cukup tadi malam saja" jawab Sehun dan Irene hanya diam sambil memegangi wajahnya.

"Aku tidak ingin terlihat seperti calon menantu yang kurang ajar, yang selalu membawa pulang tunangannya dalam keadaan habis menangis" lanjut Sehun.

"Jadi, kita harus kemana?" Tanya Irene.

"Jalan-jalan mungkin membuatmu lebih baik. Call?" jawab Sehun.

Irene hanya tersenyum dan mengangguk "tapi, bagaimana dengan wajahku? Apa ada masker"

"Tidak usah menggunakan masker, kau masih terlihat cantik"

"aku tau. Jadi, mana maskernya"

***

Mereka kini sedang duduk di bangku taman yang mengarah ke sungai han.

"Aku sudah lama tidak kesini" guman Irene yang menikmati sapuan angin yang daritadi menerpa wajahnya.

Sehun hanya melihat ke arah Irene yang sedang menutup matanya. Dan tanpa di sadari tangan Sehun kini mengelus lembut kepala Irene.

"Ada apa?" Tanya Irene.

"Tidak ada, hanya ingin seperti ini saja" ucap Sehun mengulun senyum tulusnya.

"Tapi.. saya belum memaafkan anda tuan Sehun" Irene menyilangkan tangannya didada.

"Memafkan apa?"

"Anda tidak ingat? Tadi malam? Wah..! Sekarang aku benar-benar marah padamu" Irene menatap tajam Sehun.

The Crown •REVISI•Where stories live. Discover now