06. Hidden Trust

11.5K 2K 324
                                    

Seolbi tersentak dari tidurnya dengan napas yang memburu. Peluh membanjiri keningnya secara brutal sementara bahunya bergerak cepat demi memompa pasokan udara yang mukai menipis di dalam paru-parunya. Membiarkan selimut tipisnya jatuh ke atas lantai, Seolbi justru mengusap keringat disekitar keningnya, memegangi kepalanya yang terasa luar biasa sakit, seraya mensugesti diri sendiri, bahwa ia akan baik-baik saja. Ya, di sini dirinya aman.

Melirik jam yang diletakkan di atas nakas, dan menemukan waktu berhenti tepat pukul tiga pagi.

Dengan begitu kepayahan mencoba menelan salivanya, tetapi tenggorokannya terasa begitu kering dan perih. Tangan kirinya bergerak meraih segelas air yang selalu di letakkan di nakas samping tempat tidur. Secara hati-hati meraih sebotol obat, mengeluarkan dua buah pil berwarna putih, dan dengan terburu-buru menenggaknya bersama segelas air putih.

Masa bodoh dengan anjuran dokter yang mengatakan untuk mengkonsumsi obat tersebut sekali dalam sehari, Seolbi hanya ingin kembali terlelap tanpa dihantui oleh mimpi buruk serta rasa takut lagi.

Setelah napasnya terasa kembali normal, perasaannya jauh lebih baik, Seolbi memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya lantas mencoba untuk kembali terpejam. Tetapi ketika baru saja akan terlelap, sesuatu yang aneh kembali mengusik usahanya untuk terlelap. Ada sesuatu yang aneh berputar di dalam perutnya, sesuatu yang aneh bergejolak hebat, seperti seluruh alam semesta berputar di dalam sana. Alih-alih tertidur, Seolbi justru kembali terduduk di tengah ranjang sembari membekap mulutnya dengan tangan kanan.

Sesuatu yang aneh kembali terjadi pada tubuhnya.

Isi perutnya terasa berputar, dengan desakan paksa. Seolbi dapat merasakan sesuatu hendak memanjat keluar dari dalam perutnya melalui kerongkongan. Sesuatu yang benar-benar tidak mampu untuk ditelannya lagi.

Tanpa membuang waktu, kaki kecil itu berlari menuju kamar mandi, berlutut di depan kloset lantas memuntahkan sesuatu yang memanjat keluar dari kerongkongannya. Beberapa kali gelombang tersebut terasa menyerangnya, membuat gadis itu mau tidak mau menghabiskan sisa waktu tidurnya untuk duduk di dalam kamar mandi dengan tubuh berubah aneh.

Siksaan itu seperti terus melakukan siksaan kecil pada perutnya, memuntahkan sesuatu yang hanya terlihat seperti air hingga cahaya matahari mulai menyusup dari balik ventilasi kamar mandi.

Setelah merasa lebih baik, tangannya buru-buru menyeka sudut bibir yang basah, kemudian berjalan dengan langkah yang begitu pelan menuju wastafel. Tangannya menyalakan keran air, membasuh wajahnya dengan sedikit penekanan. Terselip perasaan gelisah juga rasa takut yang menyeruak.

Sudah hampir kira-kira satu minggu Seolbi mengalami hal seperti ini, terbangun karena mimpi buruk lalu berlari menuju kamar mandi karena desakan dari perutnya yang selalu bertingkah aneh. Dan hari ini adalah rekor terlamanya berada di dalam kamar mandi, dia bahkan dapat merasakan seluruh isi perutnya ikut dimuntahkan. Pantulan wajahnya melalui cermin terlihat jauh lebih buruk. Berat badannya menurun drastis, terdapat cekungan pada tulang pipi, dia benar-benar terlihat begitu buruk.

"Ah, apa yang terjadi padaku?"

Mendengar pintu depan terbuka dan tertutup membuat Seolbi sedikit mengerahkan tenaganya menuju ruang tengah. Kepalanya sakit bukan main, perut serta kerongkongannya terasa aneh, kedua kakinya pun terasa lemah.

"Hei, kau baik-baik saja?" Jimin yang baru saja melepas jaket hitamnya berjalan cepat kearah Seolbi, kedua telapak tangannya memegang wajah kecil berwarna pasi itu. Matanya mencoba melakukan sensor atas perasaan aneh yang muncul di dalam dadanya.

End And Beginning (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang