04. Try To Fixed

12.7K 2.3K 329
                                    

Jungkook tidak tahu apakah ia boleh merasa kesal dalam situasi ini, atau ia hanya boleh memegang sedih di atas kepalanya sebab Jimin benar-benar tidak mau berbicara padanya, padahal Jungkook ingin memperbaiki hubungan baik mereka, membuat harapan baik bersama, dan jika beruntung... Jungkook mungkin dapat menemukan informasi baik tentang Seolbi.

Sejauh ini, baru beberapa hal ia ketahui tentang gadis itu. Dia bernama Seolbi, kekasih Jimin sejak masih berada di Busan, dan... ya, hanya itu. Jungkook hanya merasa kurang beruntung, sebab hubungannya dengan Jimin bahkan berjalan begitu buruk saat ini. Dia hanya menemui pemuda itu saat ada hal yang memang perlu, berbicara seperlunya, dan bahkan berpura-pura terlihat baik-baik saja di depan jutaan pasang mata yang menatap.

Dirinya tidak ingin melalukan hal ini, sejujurnya berpura-pura itu terlalu sulit. Dulu mereka begitu dekat, Jimin bahkan terlalu memperhatikannya, tetapi mengingat penyebab hal itu berlalu tentu membuat Jungkook seakan ditampar oleh sebuah kenyataan. Ya, dia yang bersalah di sini, tetapi buruknya dia bahkan tidak benar-benar menginginkan hal itu terjadi.

Jungkook juga tidak bisa untuk ikut mengabaikan apa yang terjadi di sana sebab mereka adalah sebuah keluarga. Dia tidak bisa untuk hidup di dalam rasa tidak nyaman ini terus-menerus.

Namun seberapa keras Jungkook mencoba, sepertinya kemarahan serta kekecewaan Jimin padanya sudah terlalu melampaui akal sehatnya. Mereka tidak pernah lagi bertegur sapa, Jungkook sendiri mulai sangsi untuk menegur Jimin jika hal itu tidak benar-benar diperlukan, sebab Jungkook lelah harus menjadi individu yang selalu dipersalahkan di dalam situasi ini.

Jungkook pikir dia juga salah satu korban, tetapi Jimin menjunjung kebenaran untuk diri sendiri bahwa individu yang bersalah di dalam posisi ini hanya satu, yaitu Jeon Jungkook.

Pemuda itu sudah melakukan banyak hal semata-mata agar hubungan mereka sedikit membaik, tetapi jangankan untuk bersenda gurau seperti biasanya, Jimin bahkan enggan untuk terjebak di dalam lingkup yang sama bersama Jungkook dalam waktu yang lama, dia bahkan enggan walau hanya sekedar menatap Jungkook.

Sama seperti yang terakhir kali mereka lakukan, bercengkerama, saling melempar candaan saat melakukan tur dunia nyatanya hanya sebagai sebuah kedok. Hubungan mereka sejujurnya baik, hanya saja mereka enggan berinteraksi lebih jauh satu sama lain. Jimin enggan sebab kekesalannya yang menggunung, sementara Jungkook enggan sebab tak ingin diabaikan. Yoongi bahkan pernah mengatakan bahwa mereka akan melakukan hal itu sampai ayam beranak monyet barangkali.

Jimin akhir-akhir ini semakin jarang berada di dorm. Kamarnya selalu dibiarkan dalam keadaan kosong dan rapi. Tempat tidurnya selalu dingin sepanjang malam. Tidak perlu menduga kemana perginya, Jimin pasti sedang bersama Seolbi, satu hal yang terkadang terasa lucu tetapi mengesalkan bagi Jungkook sebab Jimin dapat dengan mudahnya masuk dan keluar dari tempat tinggal gadis itu, sementara dirinya hanya seperti bidak catur, menunggu untuk digeser.
Astaga. Benar-benar konyol.

Pakaian kotor yang menumpuk membuat Jungkook memikirkan cara baik untuk melenyapkan rasa bosan yang duduk di atas kepalanya. Sementara yang lainnya tengah sibuk mengerjakan musik di studio masing-masing, meninggalkan Jungkook dan Seokjin untuk melakukan hal bebas di rumah. Jika Jungkook yang sejak tadi hanya sibuk menghabiskan waktunya dengan bermain game, Seokjin sendiri jauh lebih ribut di dapur. Mengoceh sana-sini tentang rasa masakan, hingga membuat isi kepala Jungkook hampir meledak.

"Hyung, punya pakaian kotor?"

Seokjin tengah mengaduk sup kacang merah saat Jungkook menghampirinya dengan sekeranjang penuh pakaian kotor. "Tidak." Dia berhenti sebentar saat Jungkook mengangkat kedua pundak. "Ah, ada. Tolong ambil kemeja biru milikku di tas Jimin. Aku menitipkan kemeja itu di tasnya saat kita kembali dari Singapura."

End And Beginning (Re-write)Where stories live. Discover now