Eleven - Past

2.3K 320 68
                                    

"Y-yuri?"Tanya Jessica kaget ketika melihat seseorang yang kini berada di hadapannya. Dilihat dari sisi manapun gadis yang berada di hadapannya ini benar-benar seorang Kwon Yuri, sahabat sekaligus pengkhianat yang membuatnya bangkit sekaligus terpuruk. Dan yang membedakan hanyalah warna rambut kecoklatnya itu.

"Hai Sica."Sapa Yuri hangat, gadis itu bertingkah seperti tak terjadi masalah apa-apa diantara mereka. "Sepertinya sudah lama semenjak kita terakhir kali bertemu."

"Soo, apa maksudnya semua ini?"Kata Jessica dengan suara lemah, kepalanya terasa sakit begitu juga dengan dadanya. Gejala-gejala itu kembali muncul setelah sekian lama tidak dan bagaimanapun juga Jessica tak akan menunjukkannya di depan mereka. Dengan wajah pucat dan tubuh gemetar ia meminta izin dan berjalan menuju ke kamar mandi. Ia segera mencuci kedua tangannya dan membasuh wajahnya di wastafel, mencoba menyegarkan otaknya dan meredakan impuls untuk melakukan hal yang sudah dihentikannya semenjak ia pindah ke Jeju.

"Sica, kau tak apa?"

Jessica mencoba untuk tersenyum namun gagal, "Aku.. aku hanya sedikit kaget."Ucapnya seraya berusaha mengatur nafas normal.

"Dari mana kau bisa mengenal Yuri?"Lanjut Jessica kemudian mengambil beberapa tisu kertas untuk mengeringkan tangannya.

"Ia adalah team leader di tempatku bekerja Sica, apa.. apa ia teman yang selalu kau ceritakan itu?"Tanya Sooyoung berhati-hati.

"Ya."Jessica menghela nafas sebelum melanjutkan, "Ia adalah mantan sahabat yang selama ini aku ceritakan padamu."

Sooyoung menatap Jessica dengan raut wajah cemas, "Apa kau ingin pulang? Tidak apa jika kau merasa tak nyaman, kita bisa--"

"Tidak Soo. Aku tidak ingin terlihat rendah dimatanya. Aku pikir, cukup sekali ia menginjak harga diriku dan kali ini aku tak akan membiarkannya."Potong Jessica cepat. Matanya memancarkan aura penuh dengan determinasi dan perubahan itu membuat Sooyoung cukup kaget.

"Tapi.. bisakah kau memberikan waktu sebentar? Aku harus mengatur ulang emosiku."Pinta Jessica dan langsung mendapat anggukan dari Sooyoung. Tak lama Sooyoungpun lenyap dari hadapannya dan ia beralih menatap pantulan dirinya di depan kaca.

"Kenapa kau kembali? Apa lagi rencanamu?"Ucap Jessica pelan dan langsung menyeka setitik air mata yang tiba-tiba turun, "kau benar-benar keterlaluan."

Setelah merasa cukup tenang, Jessica menghembuskan nafas dan melangkah kembali ke mejanya. Matanya terpaku pada sosok gadis tan yang kini tengah asyik menyantap samgyeopsal-nya sambil sesekali mengobrol dengan Sooyoung. Disisi lain Sooyoung tampak gelisah dan ketika matanya menangkap sosok Jessica ia terlihat semakin panik.

"Maaf menunggu lama,"Ucap Jessica pendek sambil memosisikan dirinya duduk diantara Yuri dan Sooyoung. "Apa yang kalian pesan?"

"Hmm kami sudah memesan samgyeopsal dan Japchae dan juga bibimbap!"Jawab Yuri senang, "Apa kau ingin makan yang lain Sica?"

"Kita belum sedekat itu hingga kau dapat memutuskan untuk memanggilku dengan nama 'Sica' Yuri-ssi. Dan jangan gunakan banmal padaku. Kau bukanlah temanku."Kata Jessica dengan nada jengkel. Ia mengalihkan pandangannya pada Sooyoung yang kini memainkan gelas Soju-nya dengan tidak tenang, "Soo, tidak apakan jika aku sedikit kasar pada boss mu? Kau berada di luar jam kerja dan aku pikir di luar kalian bukanlah atasan dan bawahan."

Yuri tertawa kecil setelah mendengar perkataan panjang lebar dari Jessica, "Kau telah banyak berubah nona Jung. Ketika kau dulu lebih banyak diam dan memberikan tatapan dinginmu itu pada semua orang, kini kau bisa membuka suaramu untuk melawan mereka."

Hidden TruthМесто, где живут истории. Откройте их для себя