18. Adik Ipar

1.1K 124 135
                                    

Kenapa sih kenyataan selalu berlawanan dengan keinginan?

-Dz-

***

  "Hah?!" Dino terlonjak kaget, Shella lalu menoleh menatap Dino, yang ditatap hanya melemparkan senyum, "Lo mau nginep di rumah Cicil?"

Shella mengangguk kemudian Cicil menegaskan kembali, "Iya beneran, Shella mau nginep di rumah gue, kenapa?" tanya Cicil enggan dengan wajah sok sedih Dino.

  "Alah." Suaranya berubah menjadi lesu dan wajahnya mengendur, tak lagi semangat. Udin hanya menepuk-nepuk pelan bahu temannya.

Shella menghembuskan napas lalu memasang kedipan mata andalannya, "Tenang ya Dino, pasti kamu udah gak sabar ya?"

Seperti banyak ulat bulu yang menggerayangi tubuh Dino. Lelaki itu mengusap wajahnya kasar dan kembali melempar senyum ke arah Shella agar gadis itu mau membalikkan wajah dan menatap ke depan.

  "Cil, Dino keknya seneng banget kalau gue nginep di rumah lo!" bisik Shella di telinga Cicil. Temannya itu hanya mengangguk pasrah.

  "Terserah deh terserah, kentut gue ikut bahagia."

***

Cicil sudah tidak memiliki kegiatan sepulang dari sekolah hingga sore hari. Sekarang dia hanya akan duduk bersantai sambil menunggu kedatangan Shella di rumahnya. Ponselnya Ia angkat di udara lalu wajahnya mendongak. Membuat gadis itu semakin terlihat seksi. Dino yang melihatnya pun sampai-sampai harus menelan ludahnya sendiri.

'Buset, makin cantik aja tuh anak kadal.'

Mendekati Cicil di saat yang seperti ini adalah cara terbaik bagi Dino. Rumah sedang sepi dan ini kesempatannya. Jangan menyia-nyiakan kesempatan pertama karena belum tentu ada kesempatan kedua yang bisa Ia pergunakan lagi.

Saat akan menghampiri Cicil yang sedang duduk di kursi ruang tamu, langkah kaki Dino terhenti ketika dilihatnya Shella yang baru saja tiba tengah duduk manis di sebelah Cicil. Cicil yang menyadari ada langkah kaki dari arah dapur pun menengok dan memang benar ada orang yang melangkah ke arahnya, Dino lah orangnya.

  "Dino, sini!" Cicil melambaikan tangannya, 'Tumben banget tuh anak bagi-bagi senyum ke gue.' Cicit Dino dalam batinnya.

Dino pun menurut, Shella menatap Dino dengan tatapan ingin menyantap dirinya. Mata Shella seperti mau lepas dari tempatnya, "Lo tunggu rumah ya sama Shella. Temenin bentar, gue mau beli snack ke depan!"

  "Apa?! Lo mau beli ular?" Dino menutup mulutnya dengan tangan berlagak menjadi orang paling kaget di dunia.

  "Jajanan bego!"

Shella cekikikan mendengar candaan yang dibuat oleh Dino. Shella semakin yakin kalau cintanya kepada Dino semakin dalam.

  "Biar gue antar!"

Cicil menolak tawaran Dino. Gadis itu menyuruh Dino untuk duduk berhadapan dengan Shella. Sejalan kemudian, Cicil pergi dari penglihatan, menuju ke sebuah supermarket. Semua ini sudah direncanakan oleh Shella dan Cicil. Shella memang tak main-main dengan ucapannya untuk memberi uang Cicil. Cicil pun melancarkan aksi pendekatan Shella dengan Dino.

  "Din, kamu tahu enggak sih kalau wanita itu bakalan suka sama pria yang memahami keinginannya, contohnya nih ya beliin skincare, ajakin makan di tempat yang romantis, beliin benda-benda yang baginya moodbooster..."

  "Ah udah-udah gue gak tahu, udah ya gue malas bahas begituan!"

  "Ya udah deh, gentian kamu pengen bahas apa deh, terserah!"

DIFFICULTWhere stories live. Discover now