12. Penguping

1.6K 192 209
                                    

Udah tukeran gelang, habis ini tukeran perasaan.

-Dz-


•••

Ira sudah tidak lagi mencemaskan kesehatan Dino karena sekarang dia dapat melihat wajah anaknya itu semringah dan sangat bersemangat pergi ke sekolah.

“Agh, akhirnya bisa sekolah.”

“Gak biasanya semangat gini kalau mau pergi ke sekolah, kenapa?” Ira berkata sambil mengisi piring Dino dengan roti yang sudah dilapisi selai cokelat.

“Yah Ibu nih, anaknya semangat salah gak semangat salah juga.”

“Ibu gak nyalahin loh ya, Yah. Ibu cuma nanya.” Ira melibatkan Suaminya di dalam percakapan pagi ini.

“Iya tuh, Din. Ibumu cuma nanya.”
Dino hanya nyengir kuda lalu berpamitan dengan Ayah dan Ibunya yang masih menyantap roti bakar dengan selai.

“Hati-hati. Jangan telat makan!” teriak Ira diikuti acungan jempol Dino.

Dino masuk ke garasi lalu mengeluarkan motor gedenya. “Jemput Cicil ah.”
Di depan pagar rumah Cicil ada Anin yang sepertinya hendak pergi bekerja lalu Anin pun menyapa Dino.

“Eh, Nak Dino!” sapa Anin dengan senyum yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Dino turun dari sepeda motornya lalu menyalimi Anin dengan penuh hormat.

“Cicilnya udah berangkat, Tante?” celingukan sambil mencari-cari keberadaan Cicil.

“Dia udah berangkat, baru aja dijemput temennya. Laki-laki lagi.” Dino mengangguk-angguk paham.

‘Siapa? Mungkinkah laki-laki ber-helm waktu itu?’

“Oh ya udah Tante kalau gitu, saya berangkat dulu.” Anggukan Anin membuat interaksi mereka berakhir.

•••

Ramai. Gaduh sana-sini. Begitulah keadaan kelas jika belum diisi oleh seorang guru. Shella yang memiliki kepekaan lebih jika Dino sudah tiba langsung menyergapnya dengan beberapa pertanyaan. Tak cukup bertanya dari bangkunya, Shella berpindah ke tempat duduk Udin lalu bertanya banyak kepada Dino.

“Kemarin ke mana aja, Din?”

“Di rumah aja sih, gue sakit.”

“Omay omay, sakit apa? Gimana sekarang masih sakit?” tanya Shella sembari memeriksa tubuh Dino.

Dino menampik tangan Shella yang akan menyentuh tubuhnya, “Ah, gak pa-pa kok. Udah sembuh sekarang makanya gue bisa masuk sekarang,” ucap Dino dengan melempar senyuman riang.

“Udah gih balik ke bangku lo, tuh Udin udah dateng!”

Shella pun balik dengan wajah ceria yang berubah menjadi kesal. Dino memang mengusirnya secara halus namun sakit sekali di hati Shella.
Cicil mengangkat alisnya saat melihat Shella duduk dengan wajah kesal, “Gue dicuekin.”
Tawa Cicil langsung pecah sehingga orang yang duduk di sebelah bangkunya pun memandang Cicil heran, “Kasihan amat. Gak kayak gue yang baru aja berangkat bareng doi.”

Mata Shella berbinar menyiratkan rasa ingin tahunya, “Sumpah?”
Cicil mengangguk, “Berangkat bareng Ari dong!” seru Cicil senang sambil menutupi wajahnya yang memerah tiba-tiba.

“HAH!” Shella dan Cicil langsung menoleh ke sumber suara yang ternyata dari mulut Dino.

“Lo nguping ya?” Tanya Cicil dengan wajah kesalnya. Sedangkan Shella melihat Dino dengan wajah heran.

DIFFICULTWhere stories live. Discover now