"Yak! Wemdy!!" Teriak Irene kepada ponsel yang di genggamnya.

"aish jjinja! Kau bodoh Irene" Irene memukul kepalanya sambil berjalan masuk kedalam.

Saat ia ingin memutar knop pintu kaca yang menghubungkan ruangan di dalam dengan balkon, pintu itu sudah terbuka duluan dan menampilkan lelaki tinggi yang tampan seperti pangeran di negeri dongeng.

Yup! Itu Sehun, sekarang ia sedang melipat kedua tangannya sambil bersender di pintu.

"Kau mau kemana?" Tanya Sehun.

"Apakah kita saling kenal?" Irene balik tanya.

"Kau tidak mengenalku? Wah jjinja?!" Sehun berdiri tegap sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Saya tidak mengenal anda" ucap Irene cuek dan melewati Sehun.

Irene berhenti melangkah saat berada di samping Sehun.

"Anda tau? berbicara informal kepada orang yang belum anda kenal itu tidaklah sopan" ucap Irene datar dan kembali berjalan melewati Sehun.

Saat beberapa langkah Irene berjalan, tangan kekar Sehun menarik Irene paksa.

"Kau akan mengenalku" Ucap Sehun dan tersenyum kepada Irene yang masih terlihat kebingungan.

"Apa yang anda lakukan? Lepaskan saya!" Irene mencoba melepaskan genggaman Sehun tapi tidak bisa. Bagaimana mungkin tangan mungil Irene bisa melepas genggaman tangan kekar Sehun.

"Diam, jika kau tidak ingin menjadi pusat perhatian" ucap Sehun sedikit berbisik.

Irene melihat sekelilingnya. Benar saja, beberapa pasang mata sedang mememandangi mereka. Irene menyerah, ia pasrah akan di bawa kemana oleh Sehun. Setidaknya ia masih berada di tempat yang ramai.

--------"-------

Irene's

Apa yang laki-laki ini lakukan? Dia sangat gila.

Aku menuruni tangga sambil terus ditarik oleh lelaki gila ini. Saat di bawah ia memperlambat langkahnya, dan membuat aku sejajar dengannya.

Sambil terus menggengam tanganku ia terus berjalan dengan perlahan menuju segerombolan orang yang sedang asik mengobrol.

Disitu aku melihat wajah yang familiar, itu tuan Oh. Ia sedang asik mengobrol dengan dua lelaki yang kuyakini itu adalah appa dan Siwon oppa.

Tunggu! Mengapa lelaki gila ini kesini? Bagaimana jika tuan Oh atau ayahku melihatku berpegangan dengan seorang lelaki asing.

Aku menahan langkahku, mencoba untuk menghentikan lelaki gila ini menuju tempat ayahku. Tapi dia malah mengenggam tanganku erat dan terus menarikku.

Habislah aku! Bagaimana jika tuan Oh melihatku dengan lelaki asing sedangkan aku adalah calon tunangan anaknya.

Dan Siwon oppa, tamat riwayatku jika ia melihat ini.

Aku sedikit memperlambat langkahku dan mencoba berjalan di belakang bahu lelaki gila ini.

"Hey, Jangan kesana, kita berbalik saja. Eoh?" Bisikku sambil menutup mukaku dengan tangan kiriku.

The Crown •REVISI•حيث تعيش القصص. اكتشف الآن