Welcome back, Rain (2)

12.1K 729 92
                                    

Rain menghapus air matanya di dalam toilet yang sudah di tersedia dalam gedung pernikahan Keno. Ia mulai menata make up yang sempat luntur ketika menangis sebelumnya. Keno sempat melihat Rain menangis, lalu meminta Arsen untuk mengantar Rain istirahat sejenak dalam ruangan yang sudah di persiapkan untuk keluarga. Tapi, Rain menolak dan lebih memilih untuk pergi ke toilet. Terkadang kita memang butuh sendiri, untuk meredam rasa sakit yang tak akan di mengerti oleh orang lain.

"Sudah?" Tanya Arsen ketika Rain baru saja keluar dari dalam toilet. Rain mengangguk, lalu menghambur kepada pelukan Arsen.

"Arsen, kita harus segera menikah." Ucap Rain, sembari mengeratkan pelukannya. Arsen terdiam lalu mengelus punggung Rain dengan penuh kasih sayang.

   Arsen melepaskan pelukan Rain, lalu menghapus beberapa jejak bulir air mata yang masih berada di ujung mata Rain. Ia tak akan bertanya mengapa Rain menangis, yang terpenting baginya adalah ia akan selalu ada untuk menghapus air matanya. Seperti yang selalu ia lakukan satu tahun belakangan ini.

"Ya, kita menikah besok kalau saja bisa," Ucap Arsen dengan berusaha menghibur Rain. Lalu, Arsen menggenggam Rain dan menggirinnya untuk menjauh dari pintu toilet karena banyak orang yang ingin masuk ke dalam toilet dan terhalang oleh mereka.

Arsen membawa Rain ke tempat duduk para keluarga dan orang terdekat yang sudah tersedia. Lalu, ia menikmati beberapa hidangan dengan santai dan sedikit berbincang dengan beberapa keponakan Rain yang memang senang kepada Arsen.

  Arsen masih asyik terlarut dalam perbincangan dengan keluarga Rain, sedangkan wanita itu sendiri hanya mengunyah makanannya dalam diam.
Sesi pemotretan tengah berlangsung, Rain dipinta untuk naik ke atas panggung untuk sesi foto bersama keluarga besar. Sedangkan Arsen hanya menunggu di kursinya. Matanya tertuju pada pria yang diam-diam memerhatikan wanitanya. Dibalik sifat lembutnya, Arsen tetaplah seorang pria, yang tidak suka ketika sesuatu yang ia rasa miliknya diinginkan juga oleh orang lain.
Dengan langkah santai tapi pasti, ia menghampiri Adlan.

"Terimakasih telah melepaskannya." Arsen tersenyum tipis saat mengatakannya, Adlan sempat merasa terkejut dengan kehadirannya secara tiba-tiba.

Beberapa menit berlalu, tetapi Adlan masih bergeming. Keduanya menatap pada satu fokus yang sama. Raindita.

  "Aku akan segera menikahinya," Ucap Arsen lagi.

  "Beritahu saja nanti tanggalnya." Jawab Adlan yang kini beralih menatap Arsen. Arsen mengangguk mantap dan tersenyum simpul. Rain sudah selesai melakukan sesi foto bersama keluarganya, kini giliran Adlan yang harus melakukan sesi foto bersama mempelai dan teman semasa SMA nya.

Saat beberapa langkah akan meninggalkan Arsen, Adlan berhenti. Lalu berbalik dan berhadapan dengannya.

  "Dan lagi, aku tak pernah benar-benar melepaskannya. Jadi tidak perlu ber-terimakasih."
-----------------
   Satu hari setelah resepsi pernikahan Keno, Arsen terbang seorang diri kembali ke Amsterdam. Kepulangannya lebih cepat dibandingkan yang sudah direncanakan, karena secara tiba-tiba perusahaannya mengalami masalah dan penanganannya tidak bisa ditunda.
  Sedangkan Rain masih ingin bersama keluarganya, jadi ia memilih waktu sedikit lebih lama untuk kembali ke Amsterdam. Selain itu, ia bisa memanfaatkan waktunya di Indonesia untuk mulai mengurus pernikahannya dengan Arsen.

"Hari ini mau kemana kamu?" Tanya Keno kepada Rain. Mereka sedang menikmati sarapan bersama-sama.

  "Aku mau mulai mencari WO untuk mengurus pernikahanku dengan Arsen," Jawab Rain sembari mengoles selai kepada sehelai roti.

Rain marriageWhere stories live. Discover now