I'm fadlan. And I know who I am

13.1K 819 83
                                    

  Rain terdiam di sebelah ranjang yang di tiduri oleh Adlan. Rain menangis. Rain menangis melihat matanya terpejam. Rain menangis melihat wajah Adlan memar karena insiden yang baru saja terjadi. Rain menangis mengingat setiap kata yang Brendya katakan kepada Adlan. Yang terpenting, Rain menangis melihat reaksi suaminya ketika mendengar apa yang Brendya katakan.

  "Hmpp" Rain menghapus air matanya ketika melihat Adlan mulai membuka matanya. Lalu, ia menatap Rain dengan dalam.

  "Apa Kakak baik-baik saja?" Tanya Rain. Adlan hanya mengangguk menjawab pertanyaan Rain.

  "Oh iya, dari tadi Moyi nungguin kamu," Ucap Rain dengan memaksakan seulas senyum. Sedangkan Adlan, ia hanya menatap Rain datar.

  "Rain." Ucap Adlan dengan nada yang berbeda dari beberapa minggu ini.

  "Iya?" Jawab Rain dengan mengigit bibir bawahnya. Ia tahu semuanya telah berubah. Hanya saja ia ingin mendengar apa yang Adlan katakan.

  "You're already remember everything?"  Tanya Rain dengan  suara lemahnya. Ia tak menyangka kesenangan yang ia baru saja rasakan beberapa hari ini telah hancur lebur dengan kembalinya ingatan Adlan.

  "Yes, I am." Jawabnya dengan tegas. "I'm fadlan. And I know who I am." Adlan mengatakannya dengan tak bersahabat. Matanya menyiratkan kebingungan yang membuat Rain merasa takut kehilangan.

  "You've made a fool of everyone, Rain." Ujar Adlan membuat hati Rain merasa tercabik-cabik.

  "No, that's not what I mean. I was just-"

  "Just tried to made him loved you back, right?" Rain menoleh ke arah Brendya yang secara tiba-tiba berada di dalam cottagenya.

  "Ayo kita pulang Adlan. Rumah kita di Amerika, bukan di Jakarta." Ujar Brendya meraih jemari Adlan. Sementara Adlan masih terdiam.

  "Ayo," Ucap Brendya lagi ketika Adlan masih tetap bungkam. "Dan satu lagi, Rain. Ini saatnya kamu tepati janji kamu saat itu." Ucap Brendya membawa Adlan untuk masuk ke dalam mobilnya. Rain berlari keluar untuk menyusul keduanya.

  "Tunggu." Ucap Rain dengan lemah. Adlan menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Rain artikan. Sedangkan Brendya menatapnya dengan tak sabar.

  "Aku masih istri Kakak. Ceraikan aku secara agama sekarang." Ucap Rain dengan air mata yang sudah menumpuk di ujung matanya. Sedangkan Adlan menatapnya dengan terkejut, berbanding terbalik dengan Brendya yang terlihat senang.

  "Makasih, Rain. Sejak awal aku tahu kamu yang terbaik." Ujar Brendya dengan tulus.

  "Ceraikan aku. Aku ingin mendengarnya langsung, Kak." Ucap Rain dengan rasa sakitnya, dalam hati kecilnya ia berharap jika Adlan tak akan melakukan itu.

  "Rain, ini mungkin akan menyakiti kamu." Ucap Brendya yang mulai merasa empati kepada Rain. Mau bagaimanapun ia adalah seorang wanita.

  "Sayangnya, aku memang terlahir untuk selalu tersakiti." Jawab Rain sembari tertawa hambar. Adlan menelan ludahnya, lalu ia menatap Rain dalam.

  "Aku ceraikan kamu. Kita bercerai. Kamu bukan lagi istri aku secara agama. Kamu bisa menikah dengan Arsen atau siapapun itu. Kamu.. ah, kamu bisa kejar semua keinginan kamu Rain, bersama Moyi."  Ucap Adlan sebelum masuk ke dalam mobil Brendya. Lalu, Brendya tersenyum sopan kepada Rain sebelum pergi.

--------------------
Ini super duper pendek. Dan ga nyambung dri part yg sebelumnya. Saya jga belum jelasin insiden apa sih yg terjadi smpai dia bisa kembali ingatannya. Di part selanjutnya ya. Sebenernya pengen skrg, tapi tapi saya ngantuk dan udh terlanjur gatel pengen post hahaha. Vomment:( typo atau bahasa inggris yg ga bener kasih tau aja, karena saya bener2 setengah sadar ngetik ini, dan emang bahasa inggris saya kacau balau

Rain marriageМесто, где живут истории. Откройте их для себя