I'm not the only one

20.2K 1.1K 34
                                    

Adlan dan Rain telah sampai di depan pintu apartemen Rain.

"Fikirkan dengan matang," Ucap Adlan dengan tatapan memohon. Rain mengangguk dan tersenyum.

"Aku masuk dulu, Kak." Ucap Rain sembari masuk kedalam apartemennya.

Ia membuka high heelsnya, melempar tasnya sembarangan. Masih dengan dress,ia masuk ke kamar mandi. Menyalakan shower dengan air yang deras. Ia menangis sekeras-kerasnya. Dadanya sesak, ia merasa sangat terlukai.

Flashback

" kenapa aku?"

"Karena hanya kamu yang bisa kumintai pertolongan,"

Sakit. Itulah yang dirasakan Rain. Seseorang memintanya menikah bukan karena keinginannya atau cinta, tapi karena hal lain yang bahkan tak ia ketahui.

"Kemana Brendya?" Ucap Rain setelah lama terdiam.

"Menikahlah denganku, Rain." Ucap Adlan tanpa menjawab pertanyaan Rain.

"Ayahku sakit keras. Ia ingin aku menikah minggu ini juga. Brendya masih dalam kontrak pekerjaannya yang tak memperbolehkan ia menikah. Dan kurang lebih satu tahun lagi kontraknya akan berakhir. Bantu aku," Ucap Adlan dengan nada memohon.

"Brendya.." Rain menghela nafas. "Jika dia mencintaimu, dia seharusnya tak memperdulikan hal lain."  Ucap Rain dengan berkaca-kaca.

"Rain, mengertilah. Menjadi Model itu cita-cita Brendya sejak ia kecil .Aku tak mungkin merenggut apa yang sudah ia impikan."

Rain diam. Lalu tersenyum getir. Adlan begitu memikirkan semua perasaan tentang Brendya, tanpa pernah memikirkan apa yang Rain rasakan.

"Hanya satu tahun Rain, setelah urusan Brendya selesai. Mari kita bercerai." Lanjut Adlan.

Rain ingin menangis, berteriak kepada pria egois di depannya. Mengapa harus sesakit ini. Rain memang ingin memiliki suami seperti Adlan ketika kecil, namun ketika dia dewasa dia ingin Adlan yang menjadi suaminya. Tapi bukan ini yang ia maksud. Demi tuhan bukan ini yang ia inginkan. Ia ingin Adlan menikahinya karena memang ia ingin. Bukan karena terpaksa seperti ini.

"Masuklah dulu ke mobil," Ucap Adlan karena Rain tak kunjung mengucapkan apapun.

Rain dan Adlan masuk ke dalam mobil. Rain masih diam menahan rasa sesak.

"Mau tetap pergi atau.."

"Aku ingin pulang saja," Ucap Rain final. Adlan mengangguk dan mengantar Rain kembali ke apartemen.

Rain marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang