(12) Ga Peka Dih [a]

795 29 0
                                    

Rara ingat acara double date kemarin, rasanya aneh campur geli. Apalagi kalo inget Kayla yang cuma diem dan  sesekali doang nanggepin celotehan mantannya, kocak aja gitu.

"Woy!" Dito menghampiri Rara yang duduk bersantai di ruang belakang rumahnya. "Ngelamunin jorok ya lo!" lanjutnya yang berhasil membuat gadis itu menepuk bahu cowok di sampingnya gemas.

Dito meringis geli sembari menyandarkan kepalanya pada bahu gadis di sampingnya.

"Gini aja terus ya Ra," ucapnya pelan.

Rara menoleh ke arah Dito sejenak, "Hah?"

"Ya gini, ngga usah berantem mulu. Capek, sedih tau." keluhnya sembari menegakkan tubuhnya, menatap Rara dari samping.

Gadis itu tersenyum tulus.

"Yes!" soraknya kemudian membawa Rara ke dalam pelukannya. Cowok itu tertawa riang, membuat gadis itu teringat masa kecilnya.

Dulu keduanya berpelukan ketika bisa berliburan bersama, tertawa ketika berlarian karena dikejar anjing tetangga, menangis ketika ternyata waktu kelas empat sampai enam tidak satu kelas. Dia ingat, apalagi tentang Dinda.

Ashira Dinda Juliani.

Kadang ketika sedang termenung, bayangan wajah Dinda sering terlintas di otaknya. Gadis itu paling feminim daripada dirinya, paling lembut, halus tapi sayangnya pemalu. Ah, bagaimana kabar sahabat kecilnya itu ya?

Rara memejamkan matanya, mengingat kenangan yang masih tersimpan dan membekas dalam memori.

Jadi kangen Dinda, ralat. Rindu.

Kok berasa suka sama cewek ya? Ih amit-amit, najis.

"Ra," sahut Dito pelan. Gadis itu membuka matanya lantas berseru, "Dito! Jam tujuh kurang dua puluh!"

"Demi apa?!" Dito terlonjak tak percaya, matanya lantas melirik jam yang terlihat dari tempatnya saat ini. Benar, jam 06.40 saat ini.

Rara menggedikkan dagunya agar Dito segera bangkit dan beranjak dari posisinya, cowok itu kemudian berlalu dengan sedikit panik. Namun ketika hendak memasuki kamar mandi, dia berseru, "Kok lo nyantai?!"

"Kan masih ada bazaar hari terakhir." jawab Rara santai.

Lantas Dito menepuk dahinya frustasi, bego sekolah lo sama Rara kan beda, runtuknya dalam hati.

Gadis itu lantas bangkit dari posisinya kemudian melangkah memasuki rumah, menghampiri Icha yang sedang duduk bersantai di ruang makan sembari membaca sebuah majalah.

"Tante baca apaan?" tanyanya riang sembari berdiri di samping Icha. "Ih, enak.. mau," serunya begitu melihat gambar makanan yang berada di bacaan Icha, ternyata mamanya Dito lagi baca buku resep. Gadis itu manggut-manggut.

"Buat yuk Ra?" ajak Icha antusias.

Rara mengangguk cepat, "Mau!"

Baru saja hendak membicarakan bahan yang diperlukan, seorang cowok dengan seragam sekolahnya menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Seragamnya sih lengkap, atributnya aja yang kemana-mana, kerahnya aja belum dilipet.

"Mama ngga ngingetin," ucapnya begitu merapikan ikat pinggangnya.

"Mana Mama tau, yang sekolah kan kamu." jawab Icha ketus. Rara tersenyum geli melihatnya.

Dito meringis kemudian mencium tangan Mamanya patuh lalu setelahnya mendekat ke arah Rara lalu menyuruh gadis itu mencium tangannya.

"Iyuh,"

"Kamu sama aku tuaan aku Ra, buru salim." tukas Dito santai.

Gadis itu menggeleng kemudian mendorong bahu sahabatnya agar segera berangkat sekolah.

Ga Peka Dih ✔Where stories live. Discover now