(2) Sama dia ?

1.9K 73 3
                                    

Rara sudah selesai sarapan kemudian menghampiri bundanya untuk berpamitan seperti kebiasaan setiap harinya. Hari ini jadwal dia nebeng kakaknya karena matic kesayangannya lagi ada di bengkel, beruntungnya hari ini sang kakak ada piket jadi dia bisa berangkat lebih awal.

"Buru elah mas!"

Dan Randy tersedak mendengarnya, apalagi bunda yang hendak bersiap pagi itu ikut menahan tawa.

"Lo panggil gue pake mas, awas lo!" ujar Randy ketus seraya menunjuk wajah Rara jengkel.

Rara memeletkan lidahnya, "Mas Randy lama.." balasnya riang kemudian berlalu pergi diiringi suara salam yang menggema.

Tak butuh waktu panjang, hanya sekali hentakan lelaki itu bangkit dari duduknya kemudian mencium tangan bundanya lalu bergegas pergi. Fyi,Randy itu paling sensi kalo ada yang manggil dia pake 'mas' sebenernya sih ngga salah karena Ayahnya emang asli Jawa. Tapi orang kayak Randy mah tetep aja agak geli gimana gitu dengernya, saudaranya yang ada di luar Jakarta juga kalo ketemu manggilnya 'mas'. Beruntungnya sih jarang ketemu, jadi buat dia aman lah.

Butuh waktu 25 menit untuk sampai di sekolahnya karena jarak rumahnya yang bisa dibilang jauh. Namun, sesampainya di kelas ternyata hanya dia satu - satunya siswi yang sudah sampai. Yang lain mah cowok, ngga heran sih kalo emang cuma beberapa yang baru dateng karena masih jam setengah tujuh lebih lima.

"Ra, tumben pagi gini datengnya." ledek cowok berambut agak klimis sembari melangkah menuju bangkunya. Namanya Bagas Darma Pamungkas, ketua kelas IPA 3.

"Kok situ muji?" jawab Rara sarkas.

"Palingan bareng kakaknya gegara piket," sahut cowok yang sedang sibuk menyalin bukunya di bangku belakang. Aldo, namanya.

"Kok situ tau?" balasnya cepat. "Situ naksir saya ya? Maaf ya, ngga peka." lanjutnya yang berhasil mendapat timpukan tipe-x dari Aldo.

"Hafal kali tabiat lo, kakak gue juga piket hari ini." sahut Nando santai. Rara mengerutkan dahi mendengarnya, "Siapa?" tanyanya polos.

"Bang Dimas."

"Yang ngomong sama situ?" ujarnya kemudian.

Nando menghampiri Rara dengan wajah jengkelnya kemudian mengacak rambut gadis itu dengan gemas.

***

"Sekarang, kita bagi kelompok. Ibu yang akan bagi." kata bu Via tegas.

Sontak semuanya bersorak 'hu' pertanda tidak setuju. Bahasa itu materi yang hampir tiap hari presentasi, tiap mau ngerjain tugas kelompok—eh kelompoknya ganti, terus anggotanya dipilihin lagi. Pernah satu kali Aldo nanya, "Bu, kenapa ngga milih sendiri - sendiri sih."

Terus jawaban bu Via mengecewakan, "Nanti kalau kalian milih sendiri - sendiri. Pasti ada yang ngga kebagian kelompok, ini juga demi kalian. Supaya bisa bersosialisasi dengan baik."

Ada benernya juga sih tapi jawabnya itu lho, nge-gas. Dikata lagi di sirkuit apa.

Dan setelah pembagian kelompok dengan amat sangat adil sekali itu, mereka bergabung ke kelompoknya. And guess what? Ada delapan anggota kelompok Rara yang lima-limanya itu cowok semua?

'Are you kidding me? Bu, hempasin saya aja lah kalo gitu.' Ingin rasanya gadis itu berteriak seperti itu.

***

"Hai Ra," sapa kelimanya riang.

Bel pulang baru saja berbunyi tapi kelima cowok ditambah tiga cewek itu belum beranjak dari kelas karena hendak membicarakan tugasnya.

Ga Peka Dih ✔Where stories live. Discover now