(13) Ga Peka Dih [b]

841 37 2
                                    

Dito mengistirahatkan punggungnya pada sofa begitu sampai di rumah sementara gadis di sampingnya memilih menyandarkan kepalanya pada sisi sofa yang lain membuat lelaki itu mencubit pipinya gemas.

"Sakit!" serunya sembari memukul punggung tangan lelaki itu kesal.

"Pipi kamu enak dicubit," sahut Dito gemas membuat gadis itu memicing tajam.

"Dih, alay." cibirnya seraya bangkit dari duduknya.

"Ra," Dito menahan tangan gadis yang saat ini sudah menggerai rambutnya. "Ke rumah pohon yuk?" ajaknya kemudian.

Gadis itu terdiam kemudian menggeleng, "Abis ini mau ke bazaar lagi, capek. Nanti aja ya," jawabnya.

Ekspresi lelaki itu seketika kecewa namun cepat-cepat dia mengulas senyum tipis, "Kapan coba? Janji mau ngga?"

"Atur aja, pokoknya jangan sampe pas Cameron ngajak gue nge-date. Oke?" Rara mengedipkan satu matanya namun yang terjadi adalah salah satu bagian kanan wajahnya ikut terangkat alias cewek itu ngga bisa kedip sebelah mata.

"Ciee ngga bisa cie," ledek Dito sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Ih kok bisa!" serunya heboh. "Mau mandi ah, bodo amat." ucapnya sembari berlari menuju lantai dua.

Dito menggeleng geli kemudian merapikan rambutnya sejenak sebelum beranjak dari tempatnya namun kedua matanya tak sengaja menatap layar ponsel Rara yang menyala hingga pop up chat-nya bisa terbaca.

Nando

Gue jemput dimana? Kirimin alamatnya woy.

Mereka janjian?, batinnya dengan alis tertaut.

Hingga kemudian cowok itu sadar karena dia sudah mengganggu privacy orang memilih mengabaikan pesan itu lalu membawa serta ponsel berlogo apel yang sudah digigit menuju lantai atas.

"Ra, gue masuk ya?" tanya Dito sembari mengetuk pintu kamar di sebelahnya.

"Iya!" Mendapat balasan seperti itu membuatnya segera membuka knop pintu kemudian menyerahkan ponsel bercassing merah itu kepada pemiliknya.

"Ketinggalan di bawah," ujarnya kemudian berbaring di atas kasur. Kedua matanya masih mengamati gadis bertubuh jangkung yang sedari tadi masih mematut wajahnya di depan cermin.

"Emang cewek kemana-mana harus dandan dulu ya?" Pertanyaan Dito membuat Rara menoleh ke arahnya. "Kamu mau jaga bazaar apa mau kondangan sih, segala dandan." ucapnya setengah tidak suka.

"Ini cream wajah, dandan apaan sih." Gadis itu menggeleng masa bodo kemudian menyambar ponsel yang berada di sebelah Dito. Tepat ketika itu sebuah chat personal kembali masuk.

Nando

Buruan dimana Ra, emesh gue liatnya.
Masya allah,

"Kirain cuma bercanda ih," desisnya pelan sembari mengetikkan balasan.

Gue

Abis mandi gue, taman deket perumahan Boulevard aja.

"Dito, wajah kamu kok banyak jerawatnya ya?" Rara berbalik menatap Dito sambil menyisir rambut.

"Namanya juga masa pertumbuhan neng," sahutnya asal membuat gadis itu mencebik. Senyum miringnya lantas mengembang, "Tetep ganteng tapi kan ya?"

Rara mengangguk tak ikhlas kemudian ponselnya yang berdering membuatnya menggeser layar lalu menempelkan pada telinga kanannya.

"Ya?"

"Ih.. si alay kemana aja lo!" Seruan di seberang membuatnya menggaruk dahi. "Buruan ke bazaar." Begitu soraknya.

Ga Peka Dih ✔Where stories live. Discover now