BAB 45

2.7K 278 29
                                    

BAB 45


Pukul 22.30 di sebuah suite room di Shangri La Hotel.

"Ada temen saya baru datang, dia nunggu di bawah. Kamu mau ikut?" Jo bertanya pada Aya yang sedang sibuk mengeringkan rambut basahnya dengan sebuah hairdrayer.

"Apa saya harus ikut?"

"Enggak juga nga papa sih, tadi kita udah sempet ketemu dia pas pesta kok." Jo sibuk mengancingkan kemejanya. Ini bukan kali pertama Aya melihat pria yang sekarang sudah menjadi suaminya itu dalam kondisi topless.

"Ok, saya di sini aja kalau begitu." Aya menoleh pada Jo, mematikan hairdrayernya, lalu berjalan ke arah Jo, lalu dengan terampil membetulkan kerah kemeja suaminya itu.

"Saya tinggal sebentar ya."

"Ehem." Aya mengangguk.

Jo memasukan ponselnya kedalam saku celananya. "Saya bawa ponsel, kalau kamu perlu sesuatu hubungi saya segera."

Aya tersenyum, mengangguk cepat "Ok."

Jo bergegas keluar dari kamar meninggalkan Aya sendiri. Setelah pintu tertutup Aya kembali ke arah ranjang, lalu duduk di sana. Dia masih bisa mengingat setiap detail saat resepsi pernikahanya tadi, ketika Judika Sihotang dan Samy Simorangkir juga datang dan memberikan penampilan mereka untuk menghibur tamu undangan.

Keluarganya juga keluarga Jo tampak begitu bahagia, menikmati setiap acara mulai dari awal hingga akhir, terlebih hidangan yang tersaji, dengan menu nusantara juga western yang memanjakan lidah.

Tiba-tiba kenangan Aya terseret pada saat pandangannya menatap sesosok tamu yang benar-benar tidak dia harapkan kedatangannya.

(Kenangan Aya)

Aya meraih lengan Jo, seolah dia ingin bertumpu pada lengan itu, karena mendadak lututnya lemas.

"Kenapa?" Jo menoleh sekilas pada isterinya itu, tapi tatapan Aya tertuju pada satu arah, dia bahkan tidak menyadari bahwa Jo sedang bertanya padanya. Jo akhirnya mengikuti kemana arah mata Aya memandang, dan seketika rahangnya mengeras ketika dia melihat seorang wanita dengan gaun berwarna hitam tanpa lengan, bahkan backless, berjalan menuju ke arah mereka.

"Mba Arva." Mata Aya membulat penuh, seolah dia tidak siap bertemu lagi dengan wanita itu. Dia berada di antara barisan orang-orang yang bersiap menyalami pengantin.

Berjalan semakin dekat, menyalami mas Danu, kemudian ibu, dan sekarang berada di hadapan Jo.

"Hai." Arva tampak tersenyum pada Jo, sementara Jo membuat posisinya sedikit di depan Aya, melindungi isterinya itu dari bertatapa langsung dengan Arva. Tapi diluar dugaan, Arva justru memeluknya sekilas, sambil melirik pada Aya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Selamat." Itu satu kalimat yang terucap setelah dia melepaskan pelukannya pada Jo, dan kemudian mendekati Aya, memeluknya juga sekilas "Selamat." Kembali dia memberikan ucapan itu pada Aya. Dan melanjutkan bersalaman, tak lama dia tidak tampak lagi di tamu undagan.

***


Sementara itu Jo tampak menemui seorang laki-laki seusianya di lobby.

"Hai bang."Pria itu tampak menyambut kedatangan Jo.

"Hai." Mereka berpelukan sekilas.

"Selamat lah ya bang, maaf kali aku terlambat." Pria itu duduk, dan Jo juga duduk bersebreangan dengannya. "Aku tahu dari Erick soal abang mau menikah, tapi dia juga mendadak kasih tahunya, aku cepat-cepat cari tiket pesawat, tapi sial kali lah ya, delay hampir dua jam." Jelasnya.

"Bah, santai aja. Malahan aku lah yang nga enak, jadi ngrepotin harus jauh-jauh dari Bali terbang ke Jakarta."

"Alahmak, buat abangku ini apalah yang enggak."

Jonathan & Aya #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang