"Oh." Jo masuk perlahan, dan Aya segera berlari ke mini pantry, mengecek toaster yang sudah berbunyi, tandanya roti yang ia panggang sudah matang.


"Sarapan dulu yuk. Aku udah siapin kopi." Aya menuang kopi ke cangkir lalu menyiapkan roti panggang.


"Ada nasi goreng juga sih, mau roti atau nasi goreng?"


"Roti aja. Saya buru-buru." Jo menyeruput kopi di hadapannya, kopi instan di apartmennya tadi bahkan belum sempat dia nikmati.


"Ada sidang lagi?"


"Iya, di Jakarta Timur." Jawab Jo singkat.


"Kamu mau pergi kemana sebelum praktek?" Jo setengah berteriak, saat Aya berjalan menuju kulkas.


"Hari ini ada janji sama mba Vera, mau fitting kebaya. Udah jadi semua katanya."


"Biar di antar pak Udin aja pake mobil saya."Jo jelas ingin melindungi Aya, tapi tanpa menimbulkan kesan berlebihan, tapi dia selalu tidak tahu cara yang tepat untuk itu.


Aya yang kembali dengan kotak makan tampak mengoles roti tawar dengan selai kacan dan memasukannya dalam kotak makan menjawab "Kenapa?" dia langsung curiga.


"Em... enggak papa sih, biar kamu nga capek nyetir aja."


"Ngak usah, udah biasa nyetir sendiri."


"Ok. Kalau gitu saya berangkat dulu ya." Jo bangkit dari kursinya lalu berjalan mendekati Aya, memeluknya, tapi kali ini Aya merasakan pelukan berbeda dari calon suaminya itu. Dia menekan tubuh Aya lebih dalam kearah dirinya, seolah tidak ingin melepaskannnya, tapi akhirnya dia menarik diri.


"Jangan matikan ponsel." Jo menatap serius wajah Aya, dan meski Aya terlihat bingung dengan sikap Jo, tapi dia mengangguk.


"Jaga diri kamu ya."Jo memeluk Aya sekali lagi


"Ehem, abang juga."Aya megagguk


"Saya sayang sama kamu." Aya menjawab kalimat Jo dengan sebuah kecupan di pipi "Saya juga." Balasnya.


Aya menyodorkan kotak makanan pada Jo "Dimakan di mobil nanti." Aya tersenyum manis, dan Jo juga bersikap sangat manis dengan meraih kotak makan itu, membawanya keluar dari apartment Aya.


***


Dalam perjalanan, Jo tak sempat memakan bekal yang di siapkan Aya untuknya, karena dia sibuk mencemaskan maslaah dalam pikirannya juga menunggu informasi dari Erick.


Sementara Aya sedang sibuk merias wajahnya, dia tampak sumringah hari ini, saat-saat yang dia nantikan akhirnya tiba, fitting kebaya. Dia ingin sekali mencoba kebaya-kebaya impiannya itu.


***


Jo tiba di PN Jakarta Timur dan langsung bertemu dengan kliennya untuk membahas isi pledoi sementara Aya sedang dalam perjalanan menuju show room dari perancang kebaya ternama di Indonesia - Vera Kebaya.


Tiba-tiba ponsel Jo bergetar "Panggilan dari Erick"


"Halo pak" Terdengar suara Erick di seberang


"Ya." Jawab Jo singkat.


"Target keluar rumah pak, dengan mobilnnya. Dia sendiri."


"Ikuti." Perintah Jo.


Dan sambungan telepon mereka terputus. Sementara Jo harus masuk ruang sidang sekitar satu sampai satu setengah jam kemudian.


Dan saat ini Aya sudah bertemu dengan perancang kebaya pengantinnya.

Jonathan & Aya #Googleplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang