DERANA - 46

107K 3.5K 55
                                    

*********

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*********

     "Pegang tangan ku."

     Ia menuruti sesuai perintah orang itu.

     "Disini, kamu dikasih dua pilihan. Ikut dengan ku, atau kamu pergi darisini."

     Ia tampak terdiam. Bingung dengan pilihan mana yang harus dirinya pilih. Dilain sisi ia bahagia karena bisa melihat orang yang ia sayang sepuasnya tanpa diketahui. Tapi dilain sisi ia juga sedih melihat orang terdekatnya terus saja menangis karena kondisinya saat ini.

     "Cepatlah, waktu mu tidak banyak."

     "Kalau kamu terus begini, pintu portal akan segera tertutup. Secepatnya tentukan pilihan mu."

     "Begini. Kalau kamu menggenggam tangan ku erat, itu artinya kamu ikut dengan ku. Tapi jika tidak, lepaskan genggaman mu dan pergi ke portal sana." Tunjuknya kesuatu cahaya bulat yang kini semakin redup.

     "Waktu mu tidak banyak."

Ia langsung melepas genggamannya dan berlari sekuat tenaga menuju cahaya yang semakin redup itu. Air matanya keluar begitu merasa larinya tidak membuahkan hasil. Dirinya merasa kalau sedaritadi ia hanya berlari ditempat.
Ia menangis sesenggukan. Tau kalau dirinya sudah terlambat untuk kembali. Tidak lama tubuhnya terasa dihempaskan dari ketinggian dan hanya melihat kegelapan.

- - - - -

"Ran! Ini gak mungkin, Kirana gak mungkin meninggal!"
Devan berlutut memandang Kirana yang sudah tidak bernyawa itu. "Aku yakin dia masih hidup, tolong usaha semaksimal mungkin, dokter." Ujarnya.

Amira dan Claudia yang baru saja datang hanya bisa mematung dan menangis dalam diam.

"Devan tenangkan diri mu, sayang." Charlote memeluk Devan berusaha menenangkan cowok itu. "Tidak apa-apa, mungkin Tuhan lebih sayang Ran." Tuturnya.

"Gak!" Devan menggeleng. "Aku tau Kirana, dia punya tekad besar untuk hidup. Kenapa mom malah mengikhlaskan Kirana pergi begitu saja?!" Ujarnya.

Wanita itu memegang bahu Devan dan menatap cowok itu lekat. "Kita harus terima kenyataan kalau Kirana benar-benar sudah pergi, Devan. Kuatkan diri mu." Tangis keduanya pecah seketika.

"Ran, tolong sadarlah." Lirih Devan.

"Tolong dokter, coba sekali lagi." Ucap Mahendra yang sudah putus asa. Pria itu juga tidak kuasa menahan tangis melihat putrinya yang kini sudah tiada.

DERANA [COMPLETED✔️]Where stories live. Discover now