For Now, I'm Here. For You

1.2K 183 27
                                    

Beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi...

Jimin termenung. Kepalanya ia tidurkan di lipatan tangan yang ia letakkan di meja kedai makanan siap saji. Mengingat perkataan Jeongkook yang ingin melepaskannya benar-benar membuatnya lemas. Rasanya ia tidak ingin melakukan apa pun, juga tidak ingin bertemu siapa pun dulu. Dadanya terasa sesak sekali dan matanya panas. Ia ingin menangis tapi pikirannya sendiri seolah mencemooh. Otaknya selalu berseru "kau bodoh kalau sampai menangis hanya karena hal ini. Bukankah sejak dulu kau selalu ingin Jeongkook berhenti mengejarmu?"

Dan ucapan hati kecilnya terdengar lebih mencemooh lagi. Kau sudah jatuh cinta padanya, Jim.

"Dan selama ini ternyata dia mempermainkanku," suara isakkan menjeda gumaman Jimin. "Kau bodoh! Harusnya sejak awal tidak usah mencoba membuka hatimu untuknya! Harusnya sejak awal kau tetap terus menyukai Tae Hyung..." kata-kata Jimin kemudian terhenti kembali. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Dengan kasar menghapus air matanya. "Tidak, tidak. Seharusnya sejak awal kau tidak perlu melibatkan diri lebih jauh dalam kisah cinta bodoh ini. Harusnya, sejak Tae Hyung menolakmu, kau biarkan saja dan tidak perlu peduli. Juga tidak perlu mencoba membuka hati untuk siapa pun,"

Jimin memegangi dada kirinya yang terasa sakit sekali. Jantungnya terasa seperti diremas kuat. "Seharusnya sejak awal memang seperti itu... agar aku tidak merasa sebegini sakitnya," lirihan itu benar-benar terdengar menyayat hati. Beberapa pengunjung melihat sedikit aneh padanya, namun beberapa yang lain berpikiran "mungkin dia sedang ada masalah. Biarkan saja".

Baekhyeon baru saja memesan dua kotak makanan yang sengaja ia bungkus untuk diberikan pada keluarganya. Hari ini merupakan hari jadi pernikahannya dan Daehyun yang kedelapan. Dengan itu, ia membeli beberapa jenis makanan untuk menambah menu masakannya di rumah nanti. Ia ingin membuat acara kecil-kecilan yang menyenangkan bersama Daehyun dan Tae Hyung.

Dengan satu kotak cukup besar di masing-masing tangannya, Baekhyeon melangkah menuju pintu keluar kedai makan. Namun, kedua manik indahnya berhasil menangkap sosok yang tengah menelungkup di meja makan. Meski wajahnya tertuju pada jendela—dan itu artinya membelakangi Baekhyeon, namun ia dapat mengetahui dengan jelas siapa sosok itu. Seorang Ibu bisa langsung tahu bagaimana perasaan anaknya hanya dengan melihat gerak tubuh. Dan dilihat dari bahunya yang nampak kaku, Baekhyeon tahu bahwa puteranya—Jimin, sedang dalam keadaan tidak baik. Biasanya, ia hanya akan diam dan mengamati, berdoa dalam hati semoga masalah Jimin cepat selesai, lalu pergi begitu saja karena ia tidak ingin mengganggu.

Tapi, kali ini ia ingin bertemu dengan Jimin. Sudah sejak lama ia ingin sekali bicara dengan Jimin, menjelaskan semuanya dan meminta maaf. Ia ingin bisa berbaikan dengan sang putera. Dan perasaan itu sudah tak terbendung lagi sekarang. Langkahnya tergerak untuk mendekati Jimin. Dengan hati-hati ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Jimin, lalu tersenyum tipis melihat wajah Jimin yang murung. Hatinya terasa sakit sekali melihat Jimin seperti ini.

"Jimin?"

Mendengar namanya disebut, Jimin segera menegakkan tubuh. Seketika merasa kaku saat melihat ternyata Baekhyeon lah yang ada di hadapannya. "Kau? Kenapa di sini?" Jimin bermaksud bertanya dengan nada tidak sopan dan dingin. Namun, sedikit getaran dalam suaranya mampu didengar dengan jelas oleh Baekhyeon. Bukannya Baekhyeon merasa sedih diperlakukan seperti itu, namun ia merasa sangat sakit melihat mata sang putera digenangi air mata. Kentara sekali Jimin mampu menangis kapan saja.

Jimin's Love CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang