xiii

25.5K 1.5K 318
                                    

Dengan gigi gemeletukan dan tubuh bergetar karena menggigil, dua manusia yang baru saja tuntas dari proses hukuman Fugaku Uchiha itu masuk ke dalam rumah melalui tangga yang menghubungkan antara rumah dengan air laut.

Berjam-jam kedua manusia itu dikurung di dalam air laut, akhirnya Fugaku membebaskan mereka juga dari hukuman setelah matahari benar-benar tenggelam.

"Yah, bagaimana kalau mereka sakit?" Tanya Mikoto cemas.

"Biarkan saja. Aku yakin disini banyak rumah sakit."

Itachi dan Izumi yang berdiri di belakang Fugaku memutar bola mata mereka bersamaan mendengar jawaban Fugaku.

"Sakura tanggung jawabku, aku sudah bernazar pada Kizashi dulu ketika istrinya melahirkan anak perempuan maka anak perempuan itu akan kuperlakukan seperti anakku sendiri dan menikahkannya dengan lelaki yang baik dan tepat karena Tuhan tidak memberiku anak perempuan," ucap Fugaku dengan wajah yang tiba-tiba berubah sendu mengingat janji masa mudanya dulu.

"Tapi aku tidak menyangka lelaki yang kunikahkan dengan anak gadisku ternyata tidak bisa menjadi suami yang baik untuknya," sambung Fugaku.

"Yah, kau tidak boleh berkata begitu, Sasuke hanya perlu waktu untuk belajar menjadi suami yang baik dan bisa mencintai Sakura," hibur Itachi yang sejak tadi tidak membuka mulutnya.

Fugaku menunduk, sangat merasa berdosa pada Kizashi atas kesalahannya menikahkan Sakura dengan Sasuke. Lelaki itu berlalu pergi dari balkon dan masuk ke kamarnya.

"Dari awal Ibu memang tak pernah setuju dengan pernikahan mereka," ketus Mikoto dan bergegas menyusul suaminya ke dalam kamar.

Itachi dan Izumi saling berpandangan dengan wajah sedih.

"Mereka pasti bisa melewati ini." Itachi merangkul bahu Izumi dan segera dibalas oleh Izumi.

Izumi tidak tahu pasti siapa yang dimaksud 'mereka' disini oleh suaminya tapi dalam hati dia mengaminkan harapan suaminya.

***

Hamparan laut Maldives di malam hari benar-benar menyihir siapapun yang melihatnya, kerlap kerlip pantulan lampu yang nampak di atas air membuat lautan menjadi seperti langit yang dipenuhi oleh bintang.

Sayangnya keindahan itu tidak dapat dinikmati oleh sepasang suami istri yang tengah meringkuk di atas ranjang besar bergelung dengan selimut dan jaket tebal.

Sasuke dan Sakura. Dua anak manusia itu saling sahut-sahutan dalam mengeluarkan suara bersin dan batuk mereka.

Bisa dibilang ini adalah liburan dalam rangka bulan madu mereka, jika pada umumnya pasangan yang tengah berbulan madu kamarnya dipenuhi oleh suara desahan dan erangan erotis maka pasangan ini berbanding terbalik dengan pasangan-pasangan pada umumnya.

Di dalam kamar luas nan super mewah yang menghadap langsung ke lautan lepas itu yang terdengar hanya suara serotan ingus, batuk-batuk dan bersin-bersin penghuni kamarnya bergantian. Sungguh mengganggu telinga siapapun yang mendengarnya.

Mereka terlalu sakit untuk sekedar bertengkar masalah berbagi ranjang dan selimut.

Setelah adu suit dan menemukan siapa pemenangnya tadi, mereka bergantian menggunakan kamar mandi untuk membersihkan diri dari bau amis air laut, tanpa ada cacian, tanpa ada jeritan, tanpa ada umpatan. Mereka benar-benar berbagi kamar mandi tanpa harus bertengkar lebih dulu.

Kedua manusia aneh itu sudah sepakat bahwa semuanya harus dimulai dengan suit terlebih dahulu, yang kalah harus mau mengalah kepada yang menang.

Kini keduanya terbaring tak berdaya di atas ranjang, memeluk guling mereka masing-masing dan berbagi satu selimut untuk dipakai dua orang.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang