Chapter 72 - Kesempurnaan

1.3K 94 1
                                    

Title : Red Sword - The Village of Nurwan

Genre : Action, Fantasy

Author : Nekomia

===============

Sebuah ember kayu Azriel timba menyiduk air dari kedalaman sumur milik warga setempat. Ia mencuci mukanya hingga kembali segar, dan melepas rasa pusing setelah sebelumnya tertidur hingga hari sudah sore.

Sesaat ia mengedip-ngedipkan mata yang masih agak perih, melihat banyak dari para warga yang sibuk beraktifitas mulai pulang mendapati langit kini berwarna jingga.

Azriel hanya terdiam melihat bayangan wajahnya di bak air yang bergoyang-goyang. Membuang pemikiran mengganggu dengan menghela napas, saat teringat sesaat sebelum ia tidur, tentang ibu Olivia yang selalu mempermainkan hubungan mereka.

Bahkan tadi ketika baru ia bangun dan hendak cuci muka, masih sempat-sempatnya ibu Olivia seperti itu. Azriel hanya bisa terkekeh hambar tak tahu mesti apa? Tapi di lain pihak, ia mulai berpikir tentang perasaannya sendiri.

Kenapa ia merasa ada sesuatu dalam dirinya, tentang Olivia?

Membayangkan hal rumit tersebut Azriel langsung menggelengkan kepala membantah apa yang otaknya pikirkan. Lagipula mana mungkin gadis itu menyukainya. Dia juga kasar dan suka memukulnya.

Tapi... dia juga baik. Dan pernah menyelamatkan nyawanya.

Untuk kedua kalinya ia menggelengkan kepala mencegah pemikirannya yang hampir tenggelam. Namun meski membantah itu, ia mengakui kalau hatinya serasa aneh bila berada dekat Olivia.

Semacam hangat yang bergemetar. Tapi entah apa?

"Haah... mungkin aku hanya kurang tidur."

Namun untuk kesekian kalinya ia menggunakan alasan begadangnya untuk itu. Bukannya tak bisa jujur, tapi ia tak mengerti.

Sudah merasa segar usai membasahi wajahnya dengan air, Azriel beranjak bangkit sambil menghela napas dalam. Pakaian yang dikenakan telah diganti, menjadi anyaman katun yang serasi seperti penduduk sekitar.

Melihat beberapa orang yang melirik memerhatikannya dengan pandangan asing, Azriel mulai tidak nyaman. Merasa aneh bila berlama-lama di luar, bila mana seorang diri tanpa pribumi yang dikenal.

Cepat-cepat ia berbalik pergi menuju rumah Olivia yang terletak tak jauh dari situ. Tapi belum lama ia berjalan, seseorang tiba-tiba menyapanya dengan ramah.

"Yo, apa kau sudah beristirahat cukup?"

"Hm?"

"Kulihat saat tadi pagi bertemu, kau agak pucat dan kelelahan."

Di sana Egil berjalan pelan menyapanya dengan lambaian tangan. Azriel sedikit mengangkat alis, heran kenapa pemuda tersebut tiba-tiba menyapa dan sudah berada di dekatnya. Namun sesaat setelahnya, Azriel memilih tersenyum ramah dan balas menyapa.

"Ah, terimakasih atas perhatiannya. Aku sudah agak baikan sekarang."

"Begitukah!? Haha! Syukurlah!"

Dia tertawa dan memasang wajah bersahabat. Matanya memejam dengan seringai di mulut agak lebar. Azriel turut membalas tawa akrab tersebut, sambil menggaruk rambut bingung mesti berlanjut mengatakan apa?

Namun sepertinya, Egil memang ada maksud tertentu mendatanginya. Sesaat setelah tawanya lenyap, ia tiba-tiba menatap Azriel serius, hingga membuat pemuda itu kembali mengangkat alis. Bertanya-tanya apa yang diinginkan Egil?

"Bisa kau ikut denganku sebentar? Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu."

Sejenak Azriel diam mengedip-ngedipkan mata memerhatikan pemuda di depannya. Lalu menanggapi itu, meski raut wajahnya tampak bingung dan ingin memperjelas apa keinginan Egil.

Red Sword - Warrior From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang