Red Sword - Warrior From The Past

Chapter 51 - Pertarungan Olivia

Title : Red Sword - Warrior From The Past

Genre : Action, Fantasy

Author : Nekomia

===============

Luxuria cuma diam dan menatap dingin mata Olivia tanpa memberinya jawaban. Hingga beberapa detik, maka panitia yang sudah menyingkir jauh mulai bicara.

"BAIKLAH, PERTARUNGAN, DIMULAI!"

Sebuah koin magis dilempar ke langit tepat menengahi dua petarung. Dan saat benda tersebut jatuh menghantam lantai, barulah suatu ledakan rendah terjadi.

Pertarungan pun, dimulai.

***

Usai melihat Zeina yang bertatapan dingin, Miza kembali melirik Yuna. Menyadari ekspresi gadis berambut perak itu saat memerhatikan Azriel. Pikiran Miza langsung teringat tentang hubungan mereka.

Dahulu Azriel pernah bilang kalau Yunastasia adalah kekasihnya. Namun selang beberapa hari, Azriel malah berdekatan dengan Zeina yang bisa dikatan hubungan mereka tampak lebih dari sekedar teman.

"Tunggu dulu."

Melihat ekspresi Yuna yang agak kacau, serta raut dingin Zeina. Miza mengerti apa yang sedang terjadi. Ia pun menghampiri Yuna, berdiri di sebelahnya dan berbalik menatap Zeina.

"Hm! Aku mengerti apa yang terjadi di antara kalian!"

Dengan ekspresi penuh yakin, Miza bicara dan mengaet pundak Yuna. Gadis berambut perak itu, berada pada sandingannya.

"Baiklah-baiklah! Kau tidak perlu khawatir, Zeina. Anggap saja ini sebagai ucapan maaf karena kristalmu kucuri, Hahaha!"

Miza masih tampak semangat seperti sebelumnya, sedang Zeina, cuma memejam mata dan mulai berjalan bersama Azriel.

"Ya, dulu gadis ini mungkin pernah menarik perhatian si Azriel kekasihmu. Tapi kau tak perlu cemas, karena kemungkinan besar Azriel cuma bermain-main dengan pelacur gara-gara kurang perhatianmu. Ya, dia ini pelacur. Hahaha!"

Miza menepuk-nepuk pundak Yuna sambil memasang tawa yang dipaksakan.

"Jadi kau tak perlu memarahinya. Bahkan aku berencana untuk membayar harga murah. Hehehe."

Namun Zeina yang tadi berjalan, cuma lewat di hadapan mereka dengan dingin.

"Eh?"

Miza tersenyum pahit. Sementara Yuna yang sedari tadi terdiam hanya menunduk kepala di sandingan Miza. Selang beberapa saat setelah Zeina agak jauh pergi, Miza baru menghela napas, lalu melirik Yuna.

"Eh?"

Miza kembali tersenyum aneh. Ia menyadari bahwa wanita yang masih menyandar padanya ini terus berwajah murung.

"Baiklah."

Miza berhenti mengaet tubuh Yuna dan mulai berjalan di depannya, lalu menggenggam pundak gadis yang menundukkan kepala itu.

"Yuna, setelah aku menolongmu dari amarah Zeina. Kau mesti memberi diskon padaku-"

Tiba-tiba Miza terdiam dan bengong sejenak.

"Tunggu... atau mungkin kau mau menagih tambahan karena aku mengaet tubuhmu?"

Miza tersenyum pahit.

"Eh... untuk yang itu, bisa kau anggap gratis?"

Namun tak ada jawaban dari Yunastasia. Gadis yang masih menunduk itu tetap terdiam dengan raut murung. Sampai beberapa saat Miza bicara, barulah Yuna menjawab.