19 - Who

19.2K 1.7K 134
                                    

"Arah jam 2!"

Deg!

Lintang sontak menoleh ke arah yang Galang sebutkan dan nyaris terkena serangan jantung karenanya. Seorang gadis yang ia yakini sebagai Berlian berada di bagian teratas gedung sekolah dengan posisi yang teramat berbahaya. Tubuh gadis itu menjuntai di atas sana dan satu tangan terulur sekuat tenaga menahannya.

Lintang lalu berlari bergabung dengan murid-murid lainnya yang mulai menyadari peristiwa genting itu. Mereka kemudian kembali dikejutkan oleh Galang yang melompati jendela dari lantai tiga tempat cowok itu berada dan melesat ke arah Berlian yang sedang berada di ujung maut.

Bagaikan pemain parkour professional, perwira polisi berpangkat inspektur itu berlari dan melompati bagian gedung sekolah. Galang berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya. Berlari cepat, melompat, berguling bahkan salto di udara!

Galang bergerak dengan efektif dan cekatan. Walaupun berbahaya, ini adalah akses terdekatnya untuk menuju Berlian. Sementara di bawah sana Lintang dan murid-murid lainnya memandangnya dengan takjub.

Sementara itu, Lintang berpikir keras dan bersama dengan murid serta bantuan guru-guru, ia mempersiapkan sesuatu untuk menyelamatkan Berlian jika gadis itu benar-benar terjatuh. Kendati hal itu sangat tidak diharapkan, tapi suatu pencegahan lebih baik untuk meminimalisasi risiko yang lebih besar.

Hap!

Tak memakan waktu yang begitu lama, Galang berhasil mendarat dengan mulus di atas sana. Ia lantas berlari dan membantu Alvian yang sedang mati-matian menarik Berlian. Beberapa menit kemudian, tubuh Berlian pun tertarik ke atas melawan gaya gravitasi. Galang terpental ke samping dengan napas yang terengah-engah. Sedangkan Berlian menubruk Alvian hingga cowok itu jatuh terlentang dan gadis itu yang menimpa di atasnya.

Alvian dan Berlian sendiri terpaku dengan posisi mereka. Waktu seolah terhenti. Degup jantung mereka menjadi liar. Entah karena kegugupan atas peristiwa yang mengancam maut tadi atau dua pasang iris yang saling memandang dengan jarak begitu dekat.

Galang bahkan juga turut terpana di samping mereka sampai Lintang yang baru saja tiba dengan berlari cepat menyusuri banyaknya anak tangga. Gadis itu ikut-ikutan terpaku. Namun, saat kesadaran mereka telah kembali, Berlian menarik dirinya dari atas tubuh Alvian.

Lintang mengembuskan napas lega dan langsung memeriksa keadaan gadis itu. Memastikan sang VIP tidak memiliki luka atau cedera sedikit pun.

Galang mengulurkan tangannya untuk membantu Alvian berdiri. Ia tak tahu apa yang telah terjadi, tapi jika Alvian tidak dengan cepat mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Berlian, mungkin saja nyawa gadis itu akan berakhir sekarang.

Kemudian sosok Bu Ratna, guru BP SMA Atmawijaya dan Kepala Sekolah yang kini hadir di tengah-tengah mereka. Baik, mungkin mereka berempat akan menghabiskan waktu dalam ruangan Bimbingan dan Konseling untuk hari ini.

***

Tidak ada satu kalimat pun yang keluar dari mulut Berlian dan juga Alvian. Hanya mereka berdua yang tertangkap CCTV menaiki tangga menuju atap sekolah sedangkan Lintang muncul setelah kejadian berlangsung.

Bu Ratna juga menaruh atensinya pada Alvian yang terkenal dengan sikapnya yang begitu dingin, apalagi mendengar laporan Pak Horas tentang Alvian yang cenderung bersifat mengintimidasi Berlian pada waktu mata pelajarannya beberapa hari yang lalu. Sementara Berlian masih bungkam. Mungkin gadis itu masih merasa syok dengan apa yang terjadi.

"Jadi, apakah kamu mendorong Berlian dari atas sana?" tanya Bu Ratna dengan raut wajah persis seperti penyidik kepolisian yang sedang menginterogasi tersangka.

Police Love Line (Back to High School) [complete]Where stories live. Discover now