"Saya gak tau , kamu sudah punya pacar." Ini mungkin kekanakkan , tapi melihat bahwa gadisku itu secara refleks melepaskan genggaman tangan dari pria brengsek ini kemudian menggeleng persis seperti anak kecil yang ketakutan lantaran ketauan mengambil makanan tanpa membayar. Senyum miringku pun tersungging.

Well seharusnya aku hukum dia dengan parah bukan dengan cubitan pipi dan jeweran kuping , biar dia kapok.

Tidak hanya saling pandang , gadisku ini di sentuhnya! Bahkan mengucap kata-kata memuakkan untuk diambil dengar.

"Kamu mengenal nya Dee?" Suara itu bertanya pada gadisku. Ada nada heran dan tidak suka , tapi aku sungguh tidak peduli dengan dirinya.

Yang ku pedulikan sekarang ini gadisku...

Diana.

"Ya. Dia–"

"Aku calon suaminya." Kataku memotong. "Kamu sebaiknya hati-hati saat menyentuh nya. Dia milikku."

Aku bisa merasakan keterkejutan gadisku mendengar ultimatum ku tadi. Dan wajah keras pria ini yang bereaksi sama sekali tak bersahabat.

Aku tidak tau mengapa aku mengucapkan hal itu , tapi melihat gadisku di sentuh orang lain. Rasa tidak terima dan kemarahan aneh dalam diriku membuatku maju dan mengatakan semuanya.

"Aku tidak tau , kamu ternyata akan segera menikah." Nada getir dari pria itu membuat ku entah kenapa begitu puas akan kebisuan Diana yang tak bisa bersuara akibat ucapanku tadi. Ia menatap gadisku sedih dan kemudian menatapiku sekilas dengan tajam.

Aku mengedik , menarik lengan kanan Diana dan menyeretnya pergi menjauh dari sana sebelum pria itu makin membuat ku ingin menghajar nya.

Jujur aku kesal karena pandangan matanya yang tertuju lurus pada gadisku sesekali membuat ku berkeinginan mencokel matanya lepas.

Gadisku kali ini dengan tidak anggun sama sekali mulai histeris melepaskan genggamanku ketika sudah berada cukup jauh dari stan nya.

"Apa-apaan?? Menikah???!! Sejak kapan?!!!"

"Sejak tadi." Jawabku skeptis menutup mulutnya dengan telapak tangan.

Sebenarnya aku sudah tau kalau suaranya kadang melengking bagaikan toa. Saat berkencan pertama dulu , dia bahkan hampir menulikan pendengaranku karena sikap antusiasisme nya yang tinggi juga semangat dan suara membahana nya ini.

Tapi aku sepertinya benar-benar buta hingga menganggap lengkingan suara toa itu indah bagai lagu pengantar tidur.

Kadang kala dalam situasi yang tidak pas , gadisku ini akan berteriak. Dan aku baru tahu , ada nada geram di suaranya begitu ia melepas bekapan ku dan memandang sengit ke arahku.

"Jangan seenaknya!"

Aku memandangi nya lama. "Kamu tidak mau?"

"Siapa bilang aku tidak mau??"

Sepertinya dia keceplosan karena sekarang ia tiba-tiba membekap mulutnya sendiri kemudian meringis.

Situasi sekarang mungkin tidak pas bila kuberitahukan ini , sungguh aku gemas melihat tampang nya sekarang.

"Kamu jelas-jelas mau , lalu kenapa tidak jujur saja padaku?"

"Ini lamaran gila!"

"Bukan gila. Tapi memang benar-benar gila." Timpalku yang ku yakini ia kaget. Aku tau dia hanya bergumam , dia selalu tanpa sadar mengucapkan apa yang dipikiran nya dan itu membuatku kembali gemas.

"Kamu ini lupa pada anakmu yah Sehun?" Dia memberikan tatapan menyedihkan nya , kemudian melanjutkan. "Dia tak menyukai ku. Bagaimana mungkin aku bisa jadi Ibunda nya?"

Oke. Ini memang sulit. Tapi melihat wajah keruh dan cemasnya membuatku ingin sekali tertawa. Senyum ku tiba-tiba tersungging begitu ku sadari apa yang tengah ku rasakan saat ini.

Dari pada mencintainya. Entah kenapa aku malah lebih ingin memilikinya. Ini mungkin hanya obsesiku , tapi melihat keindahan di matanya , aku sadar bahwa aku memang mencintainya.

Bahkan lebih dari yang ku bayangkan sebelumnya. Karena saat ini aku seperti tak bisa berpaling dari kedua mata itu.

Begitu ia membalas menatap ku , aku bisa melihat pantulan diriku di dalam beningnya iris kelam itu. Aku tidak tau mengapa aku bisa sampai tersihir seperti ini , melihat bibirnya yang ranum alami membuat ku tergoda untuk mencicipinya.

Dan ...aku melakukan nya.

Ini mungkin bukan pertama kalinya bagiku , tapi bibir milik Diana benar-benar manis. Aku bisa melihat tampang terkejutnya berubah tegang begitu aku memperdalam ciumanku untuk melumatnya kecil.

Menikmati bibirnya yang kaku tak bergerak dan melihat tampang pucat , syok gadisku saat ini.

Kesimpulan ku sekarang; ini adalah ciuman pertamanya dan aku jujur senang bahwa akulah yang pertama kali untuknya.

Well ku rasa setelah dua tahun berpisah dari mantan istriku. Aku seperti seorang pria yang haus akan belaian wanita karena kali ini yang terpikirkan olehku adalah membawa Diana kemudian mengurung nya di kamar sepanjang hari hanya berdua , bersamaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hot Daddy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang