#4 About Wife

2.9K 148 0
                                    

Siang ini Luhan mendatangiku yang sedang berjaga di stan es krim dengan wajah panik nya. Entah apa yang tengah dia khawatirkan, begitu dia datang untuk menanyakan keberadaan Lalice padaku, aku sadar...

Pria ini tengah mencari Lisa dan ingin minta maaf padanya.

"Lu bilang udah punya istri,"

Luhan nampak frustasi. "Enggak. Bukan itu maksud ku, Lisa udah salah paham."

"Salah paham gimana maksudnya?"

Pria itu menghela nafas nya dan selanjut nya cerita itu pun mengalir.....

Berawal dari Lisa yang memasuki kamar dan menelpon Luhan.

Lisa bertanya; "Kamu udah punya istri belom?"

Tentu saja, Luhan ini terkenal adalah penggombal maut, dia jadi bilang nya seperti ini; "Sebenarnya belom, tapi aku udah punya calonnya,"

"Siapa?" Di sini nada suara Lisa sudah terdengar tidak enak.

"Gadis cantik, yang dari dulu terus-terussan menancap di hatiku, tanpa ada rasa bosan sama sekali," kata Luhan sok romantis.

"Wuaahh~ gadis itu sangat beruntung yah?"

"Ya. Aku berniat ngelamar dia, tahun depan."

"Oh iya?" Lisa terdengar di buat-buat kaget. "Jadi kamu mau ngelamar dia? Lalu bagaimana dengan aku?"

"Hmm.. Gimana yah? Karena aku mau nikah, aku gak mungkin ngelanjutin status hubungan pacaran kita,"

"Ooohh... Gitu??" Lisa sudah tidak tahan lagi. "Kalo begitu, kita putus."

"..hm.. Apa?"

"KITAA PUTUUUSSSS!!!!"

Klik.

"Padahal maksud ku enggak gitu~" Luhan nampak depresi. Dia menyesal telah mengerjai Lisa yang berakhir dengan Lisa yang meninggalkan nya.

"Aku mau bilang kalo status kita akan jadi suami-istri, bukan pacaran lagi, ahh~ kenapa jadi begini?" Berniat gombal malah orang nya gak peka.

Itu nasib mu, Lu..

"Jadi, lo minta gue kasih nasehat sama lo?" Tanyaku.

Luhan mengagguk samar yang langsung ku keluarkan dengus nafas kasarku. "Aku sih mau aja kasih saran, tapi~ kamu gak sadar apa sama status aku yang dari dulu jomblo? Aku gak tau seberapa depresi kamu yang diputuskan pacar ini," aku memilih mengusirnya menjauh.

Aku tidak mau stan ku di liputi awan mendung hanya gara-gara depresi yang dibawa Luhan kepadaku. Entar dagangan ku tidak laku.

*~*

Bos memberikan sebuah alamat padaku ketika aku baru saja kembali mengantar pizza untuk pelanggan.

"Ini yang terakhir, antarkan cepat!"

"Oke." Kataku yang kemudian naik ke atas motor dan menjalankan nya menuju alamat tersebut.

Tidak butuh waktu 20 menit, aku sampai ke tempat di mana si pelanggan berada.

Rumah minimalis yang terlihat luas namun nyaman itu membuatku mendambakkan surga di rumah ku yang dulu.

Tidak ingin mengingat masa lalu, aku memencet bel ketika sampai di depan rumah. Tidak mungkin kan, aku berteriak di depan pagar?

"Ya! Sebentar!" Suara dari dalam rumah membuat ku mengernyit kan alis.

Sepertinya aku kenal.

Bukaan pintu dan sosok gagah yang muncul di depanku sekarang, membuatku sontak terkejut. Si BOS TAMPAN YANG HOT ini pemilik rumah ini???

"Kamu?" Tanya nya penuh kejutan ketika menyadari siapa aku. "Kerja jadi pengantar pizza?"

Aku tau dia tidak sedang mengejekku, dia hanya tidak percaya dengan gadis kuliahan seperti aku yang tengah menjalani ujian akhir mau-mau nya kerja serabuttan hingga larut malam begini.

"Kalau begitu aku pulang yah?" Suara lembut seorang wanita dari dalam rumah membuat ku mengalih kan pandangan.

Sosok cantik, bak dewi kahyangan muncul di depanku. Melirik sejenak ke arahku, tatapan nya kembali pada si pangeran di depanku ini.

"Aku pulang." Katanya.

Pria itu mengangguk. "Hati-hati, salam untuk Adam."

Wanita itu tidak lagi bersuara dan melenggang pergi begitu saja degan audi putih miliknya.

"Adam..?"

"Kenapa?" Tanya nya, menatapku heran.

Lagi-lagi aku mengalihkan pandangan ku darinya. Ya Lord! Aku bergumam???

"Oh iya, ini bayaran nya," ia memberikan ku selembar seratus ribuan kepadaku yang kuterima dengan agak sedikit enggan.

Benar-benar...

Aku menyedihkan sekali,

"Siapa dia?" Aku menunjuk arah pergi mobil tadi, menatap penasaran pria tampan dihadapan ku sekarang.

Oh, si evil child itu dimana?

Sudah kah dia mati?

"Dia istri teman saya,"

Oh, si Adam teman nya toh, aku terkekeh. "Saya pikir tadi istri Bapak,"

Pria di depanku tampak terdiam, dia tersenyum menerima kembalian yang kuberi bersamaan dengan bungkusan pizza yang ku kasih padanya.

"Dia mantan istriku,"

Mendadak aku mendongak kaget mendengar apa yang di katakan nya. "Bapak poligami?"

Dia tiba-tiba tertawa menggetok kepalaku, "Sembarangan, saya gak suka yang begituan yah,"

"Terus kenapa Bapak di cerai-in?"

Oke, aku jadi kepo dengan si Hot Daddy ini. Oh! Gosht!

"Saya yang menceraikan dia, kamu salah paham."

"Oohh..." Aku mengangguk mengerti. "Yang sabar ya Pak," kataku perhatian.

"Untuk apa?" Dia menatapku bingung.

"Biasanya cewek secantik dia tuh, kalo gak selingkuh pasti mata duittan, saya gak ingin tahu urusan kenapa bapak ceraikan dia, tapi saya paham betul, wanita yang kayak dia,"

Dia tidak bersuara untuk beberapa saat. Tapi ketika mendengar nya tertawa, aku tau... Aku berhasil menghibur nya. Menjadi lebih dekat dengan nya.

Oh.. Tuhan~

Tampan sekali ciptaan Mu.

Hot Daddy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang