#1 Oohh, I Want

9.8K 238 1
                                    

Diana Nayarala, umur 22 tahun, kuliah sambil bekerja, penyuka serial kartun, phobia serangga, dll.

Itulah sekilas tentang diriku. Temanku, Lisa memanggilku Dee dan biasanya mereka menjuluki ku si konyol yang penggembira.

"Diana, Copuchino nya, satu,"

"Oke,"

"Diana, Vanilla latte nya, satu,"

"Oke,"

"Diana, Machiato nya, tolong yah, satu,"

"Oke dear,"

"Diana, Matcha milk tea nya, dua,"

"Ya~"

"Diana, Chocolate milkshake nya, satu, tolong yah,"

"Ya."

"Diana–"

Sudah cukup.

"Aku pengen istirahat!"

*~*

Ryan menatapku aneh,

"Apa?!" Kesalku, melotot padanya.

"Lo kenapa sih? Galak banget hari ini," Ryan menunjukku sambil terkekeh. "Dapet?"

"Udah tau, nanya," sungutku kesal.

Ryan tidak lagi berani menggoda ku, dia dengan teratur undur diri setelah tau apa yang membuat hari ini aku marah-marah dan mencibiri setiap orang.

PMS.

"Mendadak aku terserang anemia~"

"Anemia?" Dia dengan syok menatap kekasihnya, "sayang~ ayo kita periksa kamu ke dokter,"

Mataku langsung berputar, jengah melihat banyak nya para pasangan muda di depan mataku.

Caffe ini bukan kah tempat berkumpul para anak-anak remaja? Kenapa malah ada orang pacaran di sini?

Mataku sakit melihatnya.

"Jantung ku kayak nya terjangkit virus aneh deh,"

"Apa?"

"Entah kenapa saat melihat kamu, jantung ku jadi berdegup tidak normal."

Setidaknya kalau aku juga punya pacar, aku tidak akan senista ini. Aku ENVIII!!!

"Maaf, mau pesan cake panggang nya,"

Aku dengan malas melempar pandang ke arah orang yang mengganggu ku dari kesialan ku akan nasib yang tidak adil. "Ini tempat pembuatan kopi, tidak ada cake dan panggangan di sini, pelanggan!"

Pelanggan itu terlihat kebingungan, mendengar kekesalan ku, Ryan buru-buru mendekati kami dan menuntun pelanggan tersebut berurusan dengan nya.

Aku kembali terdiam, melamun dengan penyesalan yang bertumpuk.

Uuhh.. Seharusnya hari ini aku datang ke J-Fest di gang M. Aku bisa foto bersama bareng cosplayer bukannya terjebak di dalam Caffe ini.

Aku bahkan hampir melupakan acara berkabung ku karena karakter yang ku cintai Neiji akhirnya mati. Hiks,, (Naruto; film legend)

"Permisi, saya mau pesan,"

"Ayah! Aku mau roti panggang!"

Aku menyeka air mataku yang sempat menetes karena membayangkan Neiji yang penuh dengan senyuman saat mati kemarin. Menyusutkan ingusku perlahan, aku melempar pandangan ke arah orang didepan ku.

"Copuchino dan roti panggang nya, satu."

Mendadak aku terbengong ketika sosok itu menampakkan diri tepat di hadapanku.

Mata kelamnya yang menyorot ramah, bibirnya yang melengkung sedikit senyum, rahang nya yang terlihat tegas, bahunya yang lebar dan gagah itu, rambut pomade dengan pakaian formal, tuxedo hitam dan dasi yang melilit lehernya.

Oh ghost!

Aku bertemu big boss dengan wajah setampan malaikat. Dewa Yunani yang bahkan belum pernah sekalipun ku lihat, akan kalah dengan sosok di depanku ini.

Apakah ini yang namanya keberkahan ilahi?

Neiji mungkin mati, tapi aku menemukan sosok yang dapat membuat kedua mata cantikku ini tidak berkedip sama sekali.

Untuk kedua kalinya...

Aku merasakan love at first sight!

Lagi.

"Tampan..."

"Ya?" Dia menatap heran kearahku.

Segera aku menutup mulutku dan mengalihkan pandangan. Ya Tuhan... Aku tadi bergumam?? Omaygat!

"Maaf Bibi, bisa tolong buatkan Copuchino dan roti panggang nya?"

Aku berusaha berdiri tegap menghadapnya. Dapat ku dengar suara sinis salah seorang anak kecil yang tengah berada di gandengan makhluk Tuhan terlanjur sexy ini tengah menatapiku tajam.

"Bisa~" kata ku ringan, memberikan senyuman manis padanya.

Tapi sial!

Bukan nya membalas, anak kecil itu mendengus dan menarik jas milik pangeran tampan itu. "Ayah, abis ini kita ke rumah Bunda kan?"

What the hell you say???!!

Si kecil ini ingin merusak angan-angan ku, heh??

"Ayah gak bisa dear, ada meeting nanti, kamu sama Bi Ila aja yah?"

"Tapi Hani pengen sama Ayah,"

"Maaf adek~ KAKAK tidak menyediakan jasa memanggang roti, kalo mau roti panggang, tolong ke kasir sebelah, ini khusus kopi." Selak ku tidak suka dengan logat anak gadis di depanku ini.

Barusan dia memanggil ku BIBI.

Apa aku setua itu?

Dia terlalu peka dengan apa yang tengah ku rasakan. Mengagumi betapa tampan Ayah nya ini, oh astaga~ ayolah, siapa yang akan tidak terpesona dengan pria gagah, matang dan terlihat bisniss men ini???

Bahkan mungkin aku terlalu mendalami bahasa novel di mana orang miskin, berjodoh dengan boss besar macam si tampan yang hot.

"Ryan~ ada yang mau di buatin roti panggang tuh," aku berteriak pada Ryan yang tak jauh dariku.

Melempar senyum maut, menurutku pada si tampan sexy didepanku.

Pria itu tampak terlihat biasa saja. Bahkan dia mulai mengalihkan pandangan menatap ke arah anak gadisnya.

"Mau minuman juga?"

"Boleh~ Hani mau milkshake!"

Pria itu kembali menatapku, "milkshake nya, satu yah? Rasa coklat."

"Oke," senyum ku membuatkan apa yang dia inginkan.

Ingin sekali berlama-lama membuat minuman untuknya, tapi melihat tanganku yang terampil ini. Aku jadi kecewa karena bisa menatapnya sebentar.

Pangeran itu berlalu bersama cucu nenek sihir, meninggalkan ku yang termangu menatapnya penuh damba.

"Ohh~~ aku menginginkan nya, siapa dia Ya Tuhan?? Aku lupa menanyakan namanya!"

Oohh! Sh*t!



Vote and coment :)

Hot Daddy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang