#13 My Family

1.6K 112 0
                                    

Aku mencuci mobil dengan tidak bersemangat.

Membersihkan kaca, aku mencoba melupakan segala nya. Melupakan orang yang bernama Oh Sehun.

Dia hanya orang yang numpang lewat di hidupku. Bukan orang penting. Benar, bukan orang penting.

Tugasku yang sedikit lebih lama selesai akhirnya beres juga. Membiarkan mobil itu dibawa pergi pemiliknya, aku mulai mencuci tanganku dan mengelapnya dengan handuk yang ku bawa dari rumah.

"Diana~"

Aku yang tengah mengelap wajahku, mendadak berhenti bergerak ketika suara yang sangat ku kenal itu menginterupsi.

Aku perlahan menoleh dan mendapati wajah berbinar Kakak ku. Dia nampak penuh dengan haru saat ketika mendapati ku disini.

Ahh~ kenapa di saat aku sedang di galau kan oleh seorang Sehun.

Kakak ku harus muncul di saat-saat yang tak terduga?

*~*

"Kamu kerja?" Alvian Rahendra yang menjabat jadi Kakak ku ini tengah bertanya padaku dengan suara rendah.

Aku mengiyakan.

"Tukang cuci mobil?"

Aku mengiyakan lagi. "Barista kopi, pengantar pizza, penjaga stan es krim, itu pekerjaan ku." Tambahku yang spontan membuat Kak Alvin syok.

"Diana~"

"Ini keinginan ku, tolong jangan paksa aku untuk melakukan hal-hal yang tak ku sukai, Kakak."

"Diana, Mama..."

Aku terdiam, lebih ingin tahu apa kelanjutan nya.

"Dia di rawat."

Entah kenapa, dadaku sesak begitu mendengarnya. Aku spontan menatap Kak Alvin, meminta penjelasan terperinci dengan apa yang dikatakan nya tadi.

"Darah nya terlalu rendah, dia jarang makan dan suka pingsan karena tidak teratur tidur...." Aku menahan nafas ketika kalimat itu ia gantungkan, aku tau sekali dengan apa kelanjuttan nya.

"Kembali lah, Diana, Mama membutuhkan mu,"

Aku sejenak terdiam, mengetahui betapa aku pun juga membutuhkan beliau. Tapi rasa sakit di hatiku atas ego Ayah membuatku tidak semudah itu bisa kembali ke rumah.

Cukup sudah aku jadi anjing penurut. Bahkan piaraan pun minta untuk dibebaskan oleh pemiliknya.

"Diana, Mama mu—"

"Kak," potong ku tiba-tiba. Menghentikkan apa yang Kak Alvin hendak ingin katakan. "Aku memghargai permintaan Kakak. Tapi aku tidak bisa, maaf."

Aku menunduk benar-benar menyesal kepadanya. "Selama ini, aku punya masalah dengan Ayah. Kakak dan Mama adalah orang yang ku cintai, percuma juga aku kembali jika Ayah tak menyukai ku sebagai anak nya yang apa adanya, hubunganku dan Ayah... Tidak akan bisa semulus hubungan ku dan Kak Alvin juga Mama. Beliau lah yang memutuskan nya dulu, dan demi Tuhan... Aku sudah muak menjadi anak pembangkang."

Hot Daddy!Where stories live. Discover now