"Hallo? Siapa yah?" Tanya Nk dalam bahasa Inggrisnya.

"Iqbaale.." sahut seorang pria disebrang sana. Nk tersenyum dalam sekejap saja.

"dapet nomor ku dari mana?" Tanya Nk lembut.

"lho, bukannya kamu ngirim email ke aku yah?" Nk tertawa kaku, memang dirinya mengirim email hanya untuk memberi nomor barunya slama di Paris.

"heum, gimana? Udah di kamar?" tanya Nk sambil mengusap kepala Diana dengan lembut.

"udah, karna sepi banget, ga kek di Jakarta, jadi cepet deh nyampenya." ucap Iqbaal panjang lebar. "kamu udah dimana?" kini Iqbaale yang bertanyaan keberadaan mereka.

"Masih di bandara, nungguin kalian sampai dulu, baru kita ke hotel." jelas Nk sembari menatap kedua karyawannya yang duduk dihadapannya dan melirik karyawan yang satunya yang berada di samping, ketiganya nampak lelah dengan perjalanan jauh ini.

"sampai segitunya yah kamu ga mau ketemu Diyanti?" Iqbaale terkekeh disebrang sana. Nk hanya tersenyum mendengarnya.

"kamu juga tau kan alasannya? Aku ga mau cari ribut sama dia, Baale." terang Nk yang sebenarnya sudah Iqbaale ketahui.

"Tapi pasti bakal ribut kalo nantinya kalian ketemu, (nam..)" Ucapan Iqbaale memang benar, walau pun usaha Nk untuk tidak bertemu Diyanti sangat bagus, pasti mereka akan berpapasan dan mungkin saja Diyanti akan ngamuk besar saat tau alasan Iqbaale mengajak dirinya ke Paris hanya untuk bertemu dengan Nk.

"baale.." mengingat itu, Nk merasa bersalah.

"ya?"

"aku ga maksa kok kalo kamu ga mau ngelakuin janji kamu itu. Aku bisa ngerti."ujar Nk terdengar pasrah dengan semua nasib yang menimpanya.

"enggak, gak bisa (nam..). Kamu mau slamanya ditindas gitu aja? Aku mau perbaiki, (nam..)! Aku udah janji!" reaksi Iqbaale sudah Nk tebak, namun dia juha baru sadar, itu semua benar benar tidak waras.

"baale, dia sahabat aku, bahkan aku sudah anggap dia saudariku. Mana bisa aku nusuk dia dari belakang, Baale. Please, jangan maksa." Nk mulai keras kepala.

"ya, saudari yang juga udah nusuk kamu dari belakang!"

"ga semua kejahatan dibalas kejahatan, kau tau!" Nk cepat cepat angkat bicara lagi, Nk tau Iqbaale akan berbicara kearah mana.

Iqbaale terdiam disana, hanya suara angin yang terdengar. Nk tau pria itu sedang ada di balkon.

"Dengar..." Nk diam sejenak sembari menutup matanya, mencari kata yang pas untuk mengungkapkan semua yang ada dihatinya.

"Terserah kamu minta aku untuk terus maju atau malah untuk menyerah gitu aja," Namun Iqbaale dengan cepat bersuara terlebih dahulu.

Mata Nk yang awalnya terpejam, langsung terbuka lebar.

"Aku tetap akan ngelepasin Diyanti dan mendapatkan mu. Itu janji aku semenjak kita cerai." Lanjut Iqbaale tegas.

Nk bingung harus bereaksi seperti apa. Disatu sisi dia merasa senang karna Iqbaale memegang teguh pendiriannya untuk mendapatkan dirinya. Namun disisi lain, rasa bersalahnya terhadap Diyanti masih ada. Nk harus bagaimana?

Love Me Harder (end)Onde histórias criam vida. Descubra agora