REWRITE - sepuluh : Another plan

11.6K 897 92
                                    

Weekend, yang Sakura lakukan adalah hal yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun belakangan, namun kerap dilakukannya beberapa minggu belakangan ini. Bermalas-malasan tepatnya, Selama dua hari libur Sakura hanya membersihkan apartemen nya, mencuci baju, membaca novel dan menonton film serial yang belakangan menjadi favorit nya.

Belakangan ini Sakura jatuh cinta pada serial criminal asal Inggris, Sherlock Holmes series. Sakura sudah membaca beberapa seri petualangan karya Arthur Conan Doyle itu di Amazon sebelumnya. Namun kini ia merasa tertarik menonton serial nya. Benedict sangat terlihat menikmati perannya sebagai Sherlock, dan membuat Sakura ikut hanyut dalam tiap episodenya. Just a little bit information, Sakura merasa Bene lebih Hot saat memerankan Sherlock.

Minggu pukul 9 malam Sakura baru teringat akan motornya. Ia menelepon dan memaksa montir langganannya untuk datang ke Apartemen dan memperbaiki motor Matic kesayangannya. Kota Konoha adalah salah satu kota tersibuk di Tokyo. Jika memakai mobil Sakura bisa lama sampai di kantor karena terjebak macet, atau naik MRT dimana tindakan pelecehan seksual sering terjadi. Jadi kendaraannya yang cepat dan menurutnya aman adalah motor matic warna pink navy yang sudah dimodifikasi warna nya.

Tapi, sang montir langganan tidak bisa memperbaiki ban motor nya malam itu juga. Jadi pagi ini Sakura pergi sangat awal menghindari macet di pusat kota.

Dering ponselnya membuat Sakura dengan cepat menerima telepon dari Ponselnya tanpa melihat siapa yang menelpon nya.

"Tebak apa yang terjadi?"Suara Hinata dapat Sakura langsung kenali. Tapi kali ini Hinata tidak seperti biasa, tidak ada sapaan.

"Kau melupakan gula di dalam kue mu?"Tanya Sakura. Hinata bahkan belum menyapa sama sekali dan menyuruh Sakura untuk menebak apa yang terjadi? Tentu Saja, Sakura bukan orang yang bisa melihat masa depan. Jadi ia menebak sembarangan.

"Setengah Jam yang lalu Naruto datang ke Caffe."

Sakura langsung melirik jam di pergelangan tangannya.

"Luar biasa."Sakura tidak bisa menahan keterkejutan nya mengetahui bahwa Naruto datang ke Caffe milik Hinata pada pukul setengah enam pagi. Terlalu pagi. Tapi dalam hatinya mengingat kejadian kemarin, jangan bilang pria itu benar-benar datang karena takut Sakura mengatakan hal tersebut kepada Hinata.

Hinata mendesis tak suka, "Aku bahkan sedang memanggang kue. Apakah dia tidak bisa datang sejam lebih cepat? Sangat menggangu."

Sakura terkekeh, "Kau menyukainya juga bukan?"

Tawa canggung langsung terdengar, "Jangan bercanda Sakura. Isn't Funny."

Kini Sakura yang tertawa keras. Hinata senang sekali menutupi perasaanya, padahal mereka (Ino dan Tenten) sudah tau bahwa Hinata jelas menyukai Naruto. Meskipun Hinata berulang kali menyembunyikan nya, namun mereka melihatnya dengan jelas. Hinata tidak pandai berbohong.

"So? Kau menelpon ku hanya untuk memberitahu kalau Naruto baru saja dari Caffe mu, sound that's so isn't you."Ucapan Sakura berhasil membuat Hinata terdiam cukup lama.

Sampai Sakura tidak yakin Hinata masih tersambung telepon dengannya. Yang terdengar hanyalah suara samar-samar.
"Are you there?"

"Sakura-chan.. Aku ... Akuu.. "

Sakura menyeritkan keningnya.
"Yah? Apa, Akuu.. apa?"

"Godness! Maaf, Kue ku Astaga. Kita sambung lagi okay. Bye."Hinata mematikan sepihak telepon nya.

...

Senin pagi kemudian, Sakura memilih untuk singgah di lantai HRD, menyapa teman barunya dan menyapa Naruto yang seharusnya sudah berada di ruangannya. Temari tersenyum melihat Sakura melangkah keluar dari lift.

A PlanWhere stories live. Discover now