REWRITE - Tiga : New Job

14.1K 1K 23
                                    

Pria itu mengisyaratkan pelan Sakura untuk duduk di kursi hadapannya. Sakura diam menurutinya. Papan nama di atas mejanya bertuliskan Uchiha Sasuke. Well, Sakura sedikit terkejut. Hanya sedikit, ia tahu Gedung dan perusahan ini milik Uchiha. Selai itu, Uchiha adalah pemilik beberapa perusahaan ternama. Mereka juga memiliki brand yang cukup terkenal, Parfum, IT, Obat, dan lainnya. Bagian yang membuat Sakura terkejut? Bahwa seorang Uchiha yang langsung turun tangan dalam mengelolanya.

Sakura jelas tahu, semua orangpun tahu, Uchiha adalah salah satu bibit unggul yang tersisa di Konoha. Keluarga ternama, kaya, tujuh turunan. Sakura berkata jujur ketika ia menyuruhku bahwa bibit unggul di kota ini semakin berkurang populasinya. Setelah Akasuna Sasori, Itachi Uchiha, dan hampir seluruh komplotan Akatsuki* memutuskan untuk mengakhiri masa lajang mereka, banyak wanita di kota ini kehilangan harapan. Bibit unggul di kota ini pun semakin menipis stoknya dan semua perempuan jelas saja mengidamkan pria seperti mereka.

Tapi, jika nyatanya yang tersisa seperti Uchiha dihadapannya? Sakura masih bisa menunggu 20 tahun lagi. Menunggu stok bibit unggul di kota ini kembali diperbanyak oleh Tuhan. Umur bukan masalah nantinya, Sakura tidak keberatan dengan berondong muda. Karena tipe seperti calon bosnya adalah satu-satunya lelaki terakhir yang akan membuatnya jatuh cinta. Kalaupun hanya pria di dunia ini yang tersisa, Sakura tidak akan menoleh padanya. Tidak sekalipun.

"Hn."

Sakura tersentak mendengar gumaman pria itu. Menyadarkannya dari lamunan betapa ia membenci siapapun dihadapannya bahkan sebelum mereka saling memperkenalkan diri. Sakura memperhatikan, pria itu sedang membaca sebuah isi map dengan serius.

"Kau lulusan Konoha University*(2), lulusan Summa cum laude*(3), lalu kau melanjutkan lagi disana dan kembali lulus sebagai Summa cum laude."
Pria itu sama sekali tidak melirik Sakura, dan tetap saja fokus pada map ditangannya.

"Yah."

Jawab Sakura dengan sedikit ragu, Mungkin saja itu map miliknya.

"Tapi disini tertulis kau lulusan Sarjana kedokteran? Apa tidak salah?"

Kali ini pria itu mengalihkan tatapannya pada Sakura. Ketika Sakura memandang onyx kelam itu, Sakura hanya bisa terdiam. Karena perlahan ia hanyut dalam kesempurnaan pria itu.

Sakura sedikit berdehem, mengendalikan dirinya. Berusaha memperingati dirinya sendiri, ia bahkan sudah menghina pria itu tadi!

"Tidak salah, gelarku adalah Dokter spesialis anak."Jawab Sakura dengan bangga. Pria itu kembali mengerutkan keningnya, alisnya bahkan saling bertautan.

"Aku sama sekali tidak mengerti apa hubungan antara Dokter spesialis anak dan sekretaris? Kantorku bukan praktik untuk dokter dengan boneka."Dia menutup map dengan cepat. Sakura ingin sekali membunuh Naruto saat ini.

Dan, jujur saja ia tidak mengerti kenapa Naruto menyarankannya untuk menjadi sekretaris?

Seniornya itu jelas sudah benar-benar kehilangan akal! Otak Naruto perlu di CT scan ulang, karena sepertinya ada yang salah atau mungkin saja syaraf Naruto di otak sudah banyak yang mati. Mungkin saja kecurigaan Sakura selama ini benar, otak Naruto itu tidak berisi, alias sangat kosong. Sakura sangat mempertanyakan kenapa pria itu bisa masuk ke dalam Universitas terbaik di Konoha dan juga jurusan yang sangat tidak kalah populer dibanding kedokteran. Sangat sulit dan ketat untuk masuk disana. Nepotisme*(4). Jelas saja, dia seorang Uzumaki.

Demi Tuhan, ini sudah sangat terlalu jauh melenceng dari gelar miliknya. Pria itu benar, apa hubungannya sekretaris dengan Dokter spesialis anak?

Naruto. Benar-benar. Gila!

A PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang