BDP-1

16.4K 863 12
                                    

Kesedihan yang paling mendalam adalah ketika di tinggalkan orang yang sangat di cintai. Di tinggalkan tanpa kesan dan pesan.

Seperti gadis mungil yang saat ini sedang menangisi sesosok tubuh yang sudah tak ada pergerakan. Menangis penuh kepedihan. Kepedihan yang amat sangat membuat hatinya terasa sesak yang begitu dalam.

Gadis berusia 23 tahun ini terus menangisi takdir yang tak berpihak padanya, takdir yang membuat ia kehilangan pria yg sangat ia cintai. Pria yg selama 3 tahun ini selalu mengisi hari-harinya. Dan pria yang baru sebulan ini resmi menjadi tunangannya. Ricko Rayhan.

Di tatapnya wajah damai Ricko dalam diam dengan air mata yang semakin deras membasahi pipinya. Di sentuh wajah pria yang sangat ia cintai yang setelah ini tak akan ia lihat lagi. Di genggam pula tangan yang setelah ini tak akan bisa ia sentuh lagi, tangan yang selalu melindunginya dari segala yg membahayakan. Gadis bernama Prilly Anastasya itu berharap Tuhan masih mau mengubah takdirnya, namun nyatanya nihil. Tunangannya kini masih tetap dalam tidur yang akan membawanya ke tempat abadi.

Tangis Prilly pecah saat melihat tubuh yang selama 3 tahun ini menemani hari-harinya di masukan ke liang lahat. Prilly berharap ini hanya mimpi, mimpi buruk yang tak akan pernah terjadi. Namun sesak di dadanya menandakan bahwa ini lah kenyataannya. Kenyataan bahwa ia benar-benar kehilangan Pria itu. Apa Tuhan benar-benar mengambilnya? Mengapa? Mengapa harus Prilly yang merasakan ini semua?

"Kenapa kamu tega sih ninggalin aku?" Tanya Prilly saat para pelayat sudah meninggalkan pemakaman.

Nyata! Ini benar-benar nyata.
Tak ada lagi wajah damai yang membuatnya tenang.
Tak ada lagi senyum indah yang membuatnya damai.
Gundukan tanah menjadi saksi betapa hancur hatinya kehilangan sosok manusia yang berada di dalamnya.
Batu nisan di hadapannya kini menjadi pengantar kesedihannya.

***

Suara dentuman musik yang sangat keras langsung memekakkan telinga bagi siapa saja yang baru datang ke tempat ini. Namun berbeda dengan gadis mungil yang kini sedang menikmati minuman-minuman berakohol dan sesekali menghisap rokok lalu membuang asapnya lewat mulut. Terlihat ia begitu menikmati.

"Mau sampai kapan?" pertanyaan seorang pria yang selalu setia menemaninya itu membuat ia langsung menoleh, namun hanya sesaat karena ia langsung mengalihkan pandangannya sambil mematikan rokok dan kembali mengambil rokok untuk di hisap selanjutnya.

"Ck! Gue ngga nyangka lo jadi gila begini!" decak pria tersebut sambil merebut rokok yang ingin di nyalakan lagi oleh gadis mungil itu.

"Iya gila karena abang lo!"

"Itu udah takdir!"

"Gue belom siap!"

"Siap ngga siap harus terima!"

"Lo ngga ngerti..."

"Gue sangat ngerti!"

"Gue ngga bisa..."

"Lo bisa! Lo harus bangkit Prilly!"

"Ck! Daritadi lo motong omongan gue mulu!" Prilly berdecak sebal. Sebenarnya ini bukan dunianya, namun beberapa bulan ini, club seperti ini sudah menjadi dunianya. Asap rokok dan minuman berakohol sudah menjadi temannya setiap malam dan dengan setia pria bernama Genta Rayhan, adik dari tunangannya itu selalu menemani.

Sudah lima bulan setelah Ricko meninggal, Prilly kini menjadi gadis brutal. Sangat berbeda saat Ricko masih di sampingnya, ia sangat manis, santun, manja dan tak pernah macam-macam. Bahkan ia jarang sekali bergaul, hanya dengan Ricko ia menghabiskan waktu. Pagi bekerja, malamnya bersama Ricko. Seperti itu setiap harinya selama tiga tahun. Namun kini berbanding terbalik setelah Ricko pergi selama-lamanya, Prilly menjadi brutal. Pergi ke club setiap malam dan pulang pagi dini hari dalam keadaan mabuk, bahkan pekerjaannya sebagai sekertaris saja ia tinggalkan padahal itu cita-citanya sejak kecil. Galery yang mereka berdua bangun pun ikut terbengkalai. Mereka memang sangat suka dengan seni, apalagi melukis. Maka dari itu keduanya memutuskan untuk membuka Galery yang terdapat banyak lukisan hasil mereka berdua.

Bangkit Dan Percaya (END)Where stories live. Discover now