Chapter 15

118 7 5
                                    



Joongie oppa langsung melangkah masuk dengan tidak memperdulikan Aiden, dan duduk di sebelahku. Setelah meletakkan sebuah tas plastik di atas meja, ia kemudian mengulurkan tangannya untuk memegang dahiku sementara tangannya satu lagi memegang dahinya sendiri.

"Hmm, masih sedikit hangat. Kamu seharusnya berbaring saja di tempat tidur, nanti kamu demam lagi kalau kamu terlalu memaksakan diri.." kata Jae oppa sambil berdiri dan mengulurkan tangannya ke arahku.

Masih kaget, aku hanya bengong melihatnya dan tidak berbuat apa-apa. Jae oppa mengangkat sebelah alisnya dan mengisyaratkan dengan tangannya yang terulur agar aku mendekat padanya. Melihat diriku yang tetap tidak bereaksi apapun, Joongie oppa kemudian menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Kalau kamu sampai enggak bereaksi gini itu tandanya kamu benar-benar sakit. Ayo tiduran dulu sana, nanti oppa buatkan bubur kesukaanmu. Apa perlu oppa gendong?" tanyanya sambil mengacakkan pinggang.

"Kok oppa bisa ada di sini?" tanyaku akhirnya dengan tetap tak bergeming dari posisiku.

"Tadi oppa tanya ke Brenda, kenapa kamu enggak masuk kerja, dan Brenda bilang kamu sakit. Jadi tadi setelah schedule hari ini selesai oppa langsung buru-buru kesini. Kamu pasti belum makan kan dari tadi?" katanya sambil meraih kantung plastik yang tadinya ia letakkan di meja dan mulai melangkah ke dapur mungilku. Ia segera mengeluarkan segala bahan makanan yang rupanya ia bawa dalam kantung plastiknya dan mulai menyiapkan segala bahan untuk memasak bubur.

"Kok oppa enggak bilang sama sekali kalau yang dikirim kesini oppa?" aku masih belum bisa sepenuhnya mengatasi kekagetanku melihat Jae oppa ada di sini.

"Tadinya sih mau bikin kejutan, kupikir yang akan menjemput di airport kamu. Tapi ternyata malah oppa yang terkejut karena datang-datang langsung dengar kabar kalau kamu sakit." ujarnya sambil mulai mencuci beras dan juga sayuran yang ia bawa. Saat itu aku baru tersadar bahwa Aiden masih ada di sini bersama kami, dan juga bubur yang Aiden bawakan untukku sama sekali belum tersentuh. Aku buru-buru berdiri sambil mengangkat mangkuk bubur yang ada di depanku.

"Oppa enggak usah masak, aku sudah punya bubur nih.." panggilku ke arah Joongie oppa yang kemudian menghentikan sejenak kegiatannya, dan bertanya padaku.

"Dapat bubur dari mana?"

Aku hanya menunjuk ke arah Aiden yang masih berdiri dengan canggung di dekat pintu. Aduh, kasihan sekali dia..aku langsung merasa bersalah karena telah menempatkannya dalam posisi yang tidak mengenakkan seperti ini. Aku langsung menghampirinya dan meminta maaf.

"Duh sorry banget ya, dia memang sedikit overprotective. Yuk aku kenalin dulu.."

Aiden melirik ke arah Joongie oppa yang sepertinya tidak menghiraukan perkataanku sebelumnya dan tetap meneruskan mengolah semua bahan-bahan tanpa menoleh sama sekali ke arah kami.

"Uhm..lain kali saja ya.. Yuki dan kawan-kawan belum makan malam nih.. Lagian kayanya dia sibuk banget tuh.." ujarnya dengan nada tidak yakin.

"Ah enggak apa-apa, biasa kalau sudah memasak memang dia suka begitu. Ayo aku kenalin dulu ya.." aku meraih tangan Aiden untuk menariknya mendekat ke arah dapur.

"Oppa," panggilku. "There's someone I'd like you to meet."

Joongie oppa menoleh ke arah kami dan kemudian melontarkan senyum pada kami. Ia segera mengelap tangannya dengan handuk tangan yang tergantung di dekat wastafel, dan berjalan menghampiri kami.

"Ah, where's my manners. I'm really sorry, I got too caught up with Feli being sick here, and totally forgot that there's someone else in the room. Nice to meet you, I'm Jaejoong. Thank you for taking care of our Feli.." katanya sambil mengulurkan tangannya kepada Aiden. Aiden menjabat tangan Joongie oppa dan menganggukkan kepalanya dengan sopan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Will Find YouWhere stories live. Discover now