Chapter 2

87 7 0
                                    

Hi, ada sedikit catatan mulai chapter ini, dialog dalam bahasa Indonesia yang menggunakan font italic dalam cerita berarti para karakter sedang berdialog dalam bahasa Korea yah. Semoga tidak membingungkan..hehe.. Selamat membaca ^^

========================================================


Aku dan Brenda mendarat di Bandara Incheon pada pukul 9.30 pagi waktu setempat. Bandara ini sudah jauh lebih bagus daripada yang kuingat 16 tahun lalu. Wow, tak terasa sudah begitu lama aku meninggalkan Korea. Melihat perubahan-perubahan yang telah terjadi di bandara ini aku tidak berani membayangkan bagaimana kondisi kota Seoul sekarang. Tentunya sudah banyak sekali mengalami kemajuan.

Bagaimana dengan rumah Appa dan Umma ya? Apakah sudah berubah juga? Dan Restoran udon kesukaanku yang terletak di dekat rumah mereka apakah masih buka ya? Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran konyol itu. Aku kesini dalam rangka untuk bekerja, dan bukan liburan. Walaupun aku penasaran sekalipun aku tidak akan bisa berkunjung dengan leluasa ke rumah Appa dan Umma.

Keluar dari kereta Incheon airport yang menghubungkan area kedatangan penumpang dengan bagian imigrasi dan baggage claim, sekaligus gerbang kedatangan penumpang, aku dan Brenda segera melewati jalur imigrasi dan menunggu koper kami keluar di deretan conveyer belt. Setelah menghabiskan waktu sekitar 8 jam di dalam pesawat, punggung kami terasa cukup pegal, dan aku sudah tidak sabar untuk check in di hotel dan berbaring sejenak. Ugh, memang badan sudah tidak bisa bohong ya. Rasa-rasanya dulu saat SMA aku tidak selelah ini sewaktu pertama kali ke Korea, padahal itu adalah kali pertama aku pergi naik pesawat terbang sendirian.

Ya, akhirnya aku memutuskan untuk menemani Brenda pergi ke Korea. Setelah kupikir-pikir, rasanya cukup bodoh membiarkan kekhawatiran konyolku menghalangi kesempatanku untuk memperluas jaringan, serta merugikan Brenda dalam bisnisnya. Apalah artinya sebuah kenangan masa lalu dibandingkan masa sekarang dan masa depan, ya kan?

Setelah semua koper kami sudah ditangan, kami keluar dari gerbang kedatangan. Wow, bandara- ini benar-benar sudah jauh berbeda sejak terakhir kali aku berada disini. Oke, memang sih itu sudah 16 tahun yang lalu, dan perubahan itu pasti terjadi kan? Hmm..kira-kira oppa berubah banyak juga enggak ya?

Flashback

Aku menggendong tas ranselku, sementara koper dan juga kardus berisi oleh-oleh untuk keluargaku dijinjing oleh oppa. Kami segera menghampiri konter bagasi untuk mengurus barang-barang bawaanku. Selama petugas menimbang dan melabeli barang-barangku, oppa tidak banyak berbicara. Ia hanya terdiam dan fokus mengurus barang-barang bawaanku, seolah itu adalah pekerjaan yang sangat penting baginya.

Selesai dengan urusan bagasi, oppa menggandeng tanganku dan kami berjalan menuju gerbang keberangkatan. Hanya sampai disini oppa bisa mengantarku. Selanjutnya aku akan bergabung dengan rombongan dari yayasan pertukaran pelajar, yang sudah terlebih dahulu datang dan sedang menungguku di ruang tunggu. Aku seharusnya sudah masuk di dalam juga bersama dengan mereka, hanya saja aku sedikit terlambat berangkat dari rumah karena aku bangun agak kesiangan.

Aku bisa merasakan langkah kakinya semakin melambat semakin kami mendekat kearah gerbang tersebut. Aku sendiri juga merasakan kakiku semakin berat, seolah tidak kuat untuk melangkah lebih jauh. Saat akhirnya kami sampai, oppa mengeratkan genggaman tangannya, dan berdiri di depanku.

Beberapa kali ia mencoba untuk mengucapkan sesuatu, namun tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Untuk beberapa saat kamu hanya saling memandang, aku bisa melihat matanya berkaca-kaca dan aku sendiri yakin mataku juga sama.

Akhirnya ia menarikku kedalam pelukannya dan memelukku erat-erat. Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya dan balas memeluknya. Aku tidak bisa menahan isak tangisku lagi. Air mata mulai membanjiri pipiku dan membasahi kausnya.

Love Will Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang