Chapter 13

51 5 0
                                    


Aku sedang duduk di longue hotel menunggu kedatangan taksi yang telah kupesan dengan bantuan resepsionis hotel ketika tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku segera mengangkatnya,

"Ya Mami.."

"Kamu baru apa Feli?" tanya Mami.

"Lagi nunggu taksi, habis kondangan Hestia Mi.."

"Kok malem banget kondangannya? Kamu sama siapa pulangnya?" tanya Mami dengan nada khawatir. Mami memang suka khawatir dengan anak perempuan semata wayangnya yang sering kemana-mana sendiri, terlebih jika harus pulang larut malam. Meski pukul 9 di Jakarta masih tergolong belum terlalu larut, namun bagi Mami yang seumur hidup tinggal di kota kecil, jam segitu sudah terhitung sangat-sangat larut malam dalam kamus Mami.

"Masih rame kok disini Mi..lagian hotelnya enggak terlalu jauh sama apartemen.." jawabku untuk menenangkan Mami.

"Enggak bahaya itu? Kamu pulang naik taksi sama siapa?" rupanya Mami masih belum merasa puas dengan jawabanku.

"Ya sendiri lah Mi, kan aku berangkat kondangannya sendiri.." dari sudut mataku aku melihat Aiden berjalan keluar dari lift dan menoleh ke arahku. Ia kemudian berjalan mendekatiku, namun begitu melihat aku sedang berbicara di telepon, ia urung menyapaku dan menunggu di dekatku.

"Aduh, Mami khawatir nih..nanti kalau dijalan kenapa-kenapa gimana? Sekarang kan banyak tu kasus-kasus pelecehan atau penculikan.. Hati-hati lho kamu kalau naik taksi dicatet tuh plat nomornya sama nama supir taxinya, trus siapin hp kalau ada kenapa-kenapa langsung telepon minta bantuan.." kata Mami lagi dengan nada khawatir.

Aku tidak dapat menahan rasa geliku, sekaligus merasa terharu atas perhatian dan kekhawatiran Mami.

"Iya Mami, nanti aku bilang ke pak satpam hotel biar dia mau nganterin aku ya..hehe."

"Feliii..kamu nih lo, ada orang serius kok malah bercanda.." jawab Mami dengan nada jengkel.

"Hehe..iya.iya..enggak bercanda lagi kok, eh Mi udahan ya, taksiku sepertinya sudah datang, nanti aku telepon lagi ya kalau sudah sampai apartemen.." aku buru-buru berkata saat aku melihat ada sebuah taksi yang merapat ke teras lobby.

"Iya, nanti telepon atau sms ya kalau sudah sampai, hati-hati di jalan.." kata Mami.

"Iya..dah Mami.." aku segera memasukkan handphone ku ke dalam tas, dan bersiap berdiri untuk bertanya ke bagian resepsionis mengenai taksi yang kupesan tadi.


Aku melihat resepsionis hotel berjalan ke arah pasangan opa dan oma yang duduk di dekatku, dan memberitahu mereka bahwa taksi mereka telah datang. Akupun urung berdiri dan kembali duduk manis di sofa lounge. Aiden kemudian duduk di sebelahku.

"Nungguin jemputan ya?" tanyanya.

"Iya..kamu?"

"Nungguin taksi, kamu dijemput siapa? Pacar?"

"Supir taksi.." kataku polos.

"Pacarmu supir taksi?" tanyanya bingung.

Aku tak kuasa menahan tawaku. Wajah Aiden terlihat kebingungan melihatku. Duh anak ini kalau lagi bingung mukanya imut banget!

"Maksudku aku nunggu dijemput taksi.." jawabku sambil masih terkikik geli.

"Oo..gitu.. Memang pacar kamu kemana?" tanyanya penasaran.

"Enggak ada.." jawabku singkat, sambil berharap agar Aiden tidak melanjutkan topik soal pacar. Aku paling malas harus menjawab pertanyaan-pertanyaan orang tentang status single-ku.

Love Will Find YouWhere stories live. Discover now