Enam belas

14.8K 791 5
                                    

Aku memandang Mama dengan tatapan tak percaya, ini gila! Ya ini benar-benar gila!

"Tidak, aku tak mau Ma. Aku bahkan baru mengenalnya, bagaimana mungkin-..."

"Justru itu setelah menikah kalian bisa saling mengenal lebih dekat masing-masing."

"Tidak, aku tak menyukainya. Maaf Ma."
Tolakku lalu akan beranjak pergi namun Mama menahanku.

"William dengarkan mama! Ini permintaan mama, mama hanya ingin kamu bahagia."

"Mama boleh minta apapun dariku asalkan jangan menikah dengan wanita itu!"

"Kenapa? Apa ini karena Aleah?"

"Kenapa bawa-bawa Aleah, Ma? Ini tak ada sangkut pautnya dengan Aleah. Yang jelas aku tak menyukai Theresia dan aku tak mau menikah dengannya, jangan paksa aku Ma!"

Kulihat Mama menangis sambil tangannya terus menahanku erat.

"Mama mohon William, ini demi mama."
Mama menghampiriku lalu memelukku erat, aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau sekarang.
Aku hanya mencintai Aleah, bukan Theresia, tapi Mama menyuruhku menikahi wanita itu.
Ini benar-benar gila!

Aku melepas pelukan Mama dan langsung beranjak pergi keluar kamar dan menuju kamar pribadiku.
Aku menghempaskan tubuhku di atas ranjang.

Aku bahkan sebenarnya tak ingin melihat Mama sampai menangis. Tapi jika aku menurutinya maka aku harus membuat Aleah-ku menderita.
Tidak!
Tunggu dulu, aku bahkan tak tau apa Aleah memiliki perasaan yang sama seperti yang kurasakan?
Selama ini kurasa aku saja yang posesif dan beranggapan kami saling mencintai.
Lalu apa yang kuharapkan?
Arrrggh apa yang kupikirkan? Sial!

•••

Flashback On

"Tante, lihat ini aku membelikan sesuatu untuk tante."
Ucap Theresia lalu menyodorkan sebuah paper bag berwarna peach kepada Nyonya Roseline.

Nyonya Roseline tersenyum dan menerima paper bag itu.

"Terima kasih. Kau belanja banyak sekali, sayang. Bagaimana belanjanya dengan William? William tak bosan menunggu kan'?"
Theresia menggeleng cepat.

"Tidak kok. Ternyata William pria yang perhatian ya Tante, saat aku menangis tadi dia bahkan terus-terusan menenangkanku."

"Menangis? Apa yang terjadi padamu?"

"Tadi aku mendapat kabar dari Mama temanku di Belanda. Dia bilang jika anaknya, Caroline yang adalah sahabatku, meninggal dunia."

"Astaga! Tante turut berduka cita ya There."

"Iya, makasih Tante. Ehm Tante, sepertinya aku mulai menyukai William."
Ucap Theresia dengan gamblang sambil tersipu.

Nyonya Roseline menatap Theresia tak percaya, matanya berbinar-binar menunjukkan kebahagiaan.
Dia menyenggol bahu Theresia menggoda wanita tersebut.

"Benarkah?! Tante tak percaya ini, ternyata kalian cepat dekat. Sebenarnya tante juga menunggu kapan William akan menikah, mengingat umur tante yang sudah tua ini, tapi sampai sekarang William tak terlalu mempedulikan soal itu, dia hanya sibuk memikirkan pekerjaan. Tapi... sepertinya sekarang tante-lah yang harus bertindak. Apa kau mau menikah dengan William?"

EL MÍO ✔️ SUDAH TERBITWo Geschichten leben. Entdecke jetzt