I'M WITH YOU

2.7K 220 2
                                    

~Jungkook POV~

Aku berjalan ke arah dapur untuk memastikan kalau dia baik-baik saja disana. Dan tibalah aku diambang pintu melihatnya mengambil air minum dengan tangan yang gemetaran. Entah kenapa saat aku melihatnya seperti ini,aku pun merasa sakit juga...seperti aku juga merasakan apa yang ia rasakan sekarang.

Aku terus memandangnya. Tak lama dari itu aku mendengar suara tangisan dibalik sosoknya.
Dan tiba-tiba gelas yang ia bawa itu terjatuh tepat didepannya. Ia terkejut dan segera memungut pecahan-pecahan kaca dari gelas itu.

Aku tidak diam,aku segera menghampirnya dengan cepat dan menyuruhnya untuk berhenti memungut pecahan-pecahan itu yang bisa membahayakannya kapan saja.

"Tidak! ini semua salahku,aku harus membereskannya,"serunya yang masih tak menurut kataku.

Dan dugaanku benar,tak hati-hati akhirnya tanganya pun terluka karena pecahan itu.

"Berhentilah! biar aku saja yang membereskannya!"tegasku yang benar-benar kesal dengan perilakunya yang tak menurut.

Aku pun segera menyuruhnya untuk duduk saja sembari menahan rasa sakitnya itu sebentar. Pecahan-pecahan gelas itu segera kubuang dan membersihkannya dengan menyapu lantai itu. Setelahnya aku segera menolong dia yang masih terduduk kesakitan karena lukanya itu.

Aku segera menariknya ke wastafel yang ada disana. Dan segera membersihkan tangannya yang sudah dipenuhi dengan cairan berwarna merah itu.

"Tahanlah.."ucapku.

Ia terlihat kesakitan saat aku menyapu tangannya lembut. Setelah itu aku segera membawanya kembali menuju meja makan dan menyuruhnya untuk duduk kembali. Dan segeralah aku membawa kotak P3K yang ada disana,dan menyusulnya untuk duduk disampingnya.

Aku pun segera mengobatinya dengan perlahan. Sesekali aku memerhatikan wajahnya. Ia masih terlihat diam dan lesu.

"Kau...mmm...pasti memikirkan hal tadi,"ucapku yang mecoba membuat suasana tidak terdengar sunyi sekali.

Namun ia hanya terdiam. Tetapi...ia berkata,

"Kenapa semuanya terjadi padaku?"ucapnya pelan yang membuatku memandangnya.

Tiba-tiba aku melihat sebuah air mata mengalir dipipinya. Dan tiba-tiba ia menunduk dan segera menangis. Aku tak bisa berkata apa-apa sekarang.

"Ke..kenapa semuanya terjadi padaku,"ucapnya menangis sembari menatapku yang berada disampingnya.

"Adikku sakit,sahabatku berubah! dan sekarang......apa lagi ini!?"ucapnya lagi.

"Sabarlah....mungkin itu cobaan untukmu,dan kau bisa berjuang mendapatkan Suga hyung,"senyumku yang berusaha menyemangatinya.

"Tidak! aku tidak bisa..."

"Kenapa? bukannya kau juga menyukainya?"

"Aku tidak mau menjadi seperti Arra,aku ingin menjadi sahabat Mizu yang semestinya,"ucapnya yang menurutku benar-benar bijak.

"Baiklah...aku setuju saja,jika itu memang yang terbaik untukmu,"ucapku segera menyelesaikan pengobatannya.

"Selesai..."ucapku memegang tangannya dengan lembut.

Ia terlihat menunduk lesu. Aku mencoba bertanya kepadanya,namun ia hanya tersenyum kecil.

"Aku akan pergi ke kamarku,"ucapnya tiba-tiba yang membuatku menatapnya lekat.

"Mau kuantar?"

Ia hanya memandangku heran dan segeralah terukir sebuah senyuman diwajahnya.

"Boleh.."ucapnya pelan.

Diperjalanan aku berusaha mencairkan keadaan dengan candaku.Dan itu berhasil membuatnya tersenyum walaupun tak sampai tertawa seperti tadi. Ia terlihat mulai membaik dari keadaannya. Tak terasa,ternyata kami berdua sudah sampai di depan pintu kamarnya.

"Sudah...sampai!"seruku padanya.

"Hah....kau mengingatkanku pada eommaku,"ucapnya yang membuat aku bingung.

Ia segera menatapku lekat. Aku segera memandangnya,

"Maksudmu?"

"Ya...bagiku kau seperti eommaku di Busan,ia selalu menghiburku ketika keadaanku seperti ini,"ucapnya tersenyum.

"Benarkah?"

"Ya...Ah~ aku jadi merindukannya sekarang,"balasnya yang mulai dengan mata berkaca-kaca lagi.

"Kenapa kau merindukannya?"

" Kau tidak tahu ya!? setiap aku menangis seperti ini,ia selalu memelukku dan membuatku tenang! dan sekarang dia tidak ada disini,jadi aku merindukannya!"balasnya dengan wajah yang memerah menahan rasa sedihnya itu.

Ia pun segera menunduk,menyembunyikan wajahnya dariku. Tetapi,entah apa yang kulakukan,aku segera memeluknya yang sedang menunduk itu. Pertama ia terlihat kaget saat aku tiba-tiba memeluknya,namun akhirnya aku merasakan kalau ia membalas pelukanku juga.

"Aku disini,bersamamu...aku akan menenangkanmu,"ucapku pelan,dan sepertinya aku membuatnya menangis lagi di dalam pelukanku.

Tak lama dari itu,ia segera melepas pelukanku dan tersenyum padaku.

"Terima kasih~ Kookie,"ucapnya tersenyum sembari menghapus air matanya.

"Iya..sudahlah..jangan menangis lagi ya,"ucapku segera membantunya menghapus air matanya itu.

"Kau benar-benar seperti eommaku,"senyumnya segera memandangku.

" Iya...baguslah kalau itu membuatmu senang,"senyumku.

Namun yang kulihat dia malah tertawa sembari menatapku.

"Oh! aku tau itu!?"

"Apa?"

"Kau pasti sedang membayangkan aku menjadi seorang Ajumma,kan!? tidak! itu tidak bisa!"komentarku padanya yang terlihat menertawakanku.

"Ah! sudahlah! tidur sana!...sudah malam!"suruhku mendorong tubuh kecilnya.

"Iya aku tidur!"serunya yang masih tertawa.

"Eh! Yonna!"panggilku sebelum ia masuk ke kamarnya.

Ia terlihat memandangku dengan wajah bingung.

"Selamat malam,besok kau harus bersemangat ya! lupakan hal yang terjadi sekarang,"senyumku padanya.

"Baik,aku akan semangat besok...terima kasih untuk semuanya,selamat malam,"ucapnya yang tersenyum padaku dan segera masuk ke kamarnya.

Melihatnya tersenyum kembali,aku merasakan sudah berhasil menyelesaikan sebuah misi.

Btw...mianhae ya...gambar yg di atas klau keliatan jelek,soalnya itu editanku. Hahaha... :D
Gomawo^^...

BTS || JJK✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang