Part 31

1.8K 58 6
                                    

KAYLA POV
"Ini mau jalan atau masih mau liatin muka gue terus?"

Pertanyaan yang baru saja ku lontarkan membuyarkan perhatian Jeje yang sedari tadi melihatku dengan diam. Kalau ayah dan ibuku melihat wajah Jeje sekarang, aku yakin mereka akan tertawa.

"Eh, oh ayok jalan." ucapnya rada tergagap dan menarikku untuk masuk ke mobilnya setelah berpamitan dengan ayah ibuku yang sedang ada di dapur. Aku pun berpamitan dan berjalan keluar mengekori Jeje.

"Mobil siapa nih?" tanyaku saat mobil Jeje sudah melewati jalanan Jakarta.

"Baru nyolong kemaren."

Aku hanya mendelik mendengar jawabannya.

"Ya mobil ortu lah Kay. Nanya lagi." ucapnya dengan nada greget yang membuatku terkekeh.

"Sante dong pak." jawabku sambil menepuk-nepuk pundaknya.

Sisa perjalanan kami menuju sekolah kami isi dengan candaan-candaan receh yang ku yakin jika kalian mendengarnya pasti akan langsung menganggap aku dan Jeje manusia aneh. Jadi aku tidak akan memberitahu secara detail nya ya, malu.

Hari ini adalah hari terakhirku dan kami para murid di SMA kesayangan kami ini. Acara promnite yang ku harap berjalan lancar ini akan menutup semua perjalanan ku di SMA. Segala suka dan sedih yang sudah ku lalui di SMA akan berakhir malam ini. 3 tahun perjalanan ditutup dengan 1 malam.

"Udah sampe." ucap Jeje sambil mematikan mesin mobilnya yang sudah terparkir rapi di parkiran sekolah. Aku pun melepaskan seatbelt dan memeriksa penampilanku di cermin mobil Jeje.

"Lu cantik banget malem ini." ucapnya tiba-tiba yang membuatku menoleh padanya. Ia hanya tersenyum menatapku balik. Kupu-kupu mulai berterbangan di perutku yang membuatku jadi salting seketika.

"Kok lu ga muji gue sih?" tanyanya dengan wajah polos.

"Lu merusak suasana banget ya jadi orang." dengusku.

"Cie udah baper duluan ya?" jawabnya dengan smirk najis nya.

"Musnah aja lo emang Je." ucapku lalu keluar dari mobilnya sambil menenteng tas kecil berwarna silver yang ku bawa.

Aku bisa mendengar Jeje terkekeh dan ikut membuka pintu mobil sebelum aku menutup pintu mobil.

"Lu ngapain?" tanyaku melihat Jeje yang menggadeng tanganku sambil berjalan menuju lobby sekolah.

"Ngapain apaan?"

"Ini." jawabku sambil menunjuk ke arah tangan kami yang masih bergandengan.

"Oh, ini namanya gandengan Kay. Gatau?" jawabnya dengan wajah polos yang ku balas dengan dengusan kesal.

Jeje hanya tertawa singkat dan tetap menggandeng tanganku menuju lobby. Terlihat sudah banyak anak yang datang dan sedang menuju ke ruang auditorium. Banyak yang datang bersama pasangannya, seperti aku dan Jeje, dan banyak juga yang datang bergerombol dengan teman-temannya.

Kalau aku bilang murid-murid terlihat sangat berbeda pada hari graduation, ini lebih berbeda lagi. Mereka terlihat dewasa dengan dandanan dan busana yang mereka kenakan. Aku pribadi menggunakan long dress berwarna dustyrose yang sangat pas dengan bentuk tubuhku. Tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Rambutku di tata ke atas dengan hiasan bunga di sekitar ikatannya, dan kaki ku yang menggunakan sepatu hak tinggi yang buruknya pasti akan menyakiti kaki ku malam ini. Tetapi, demi penampilan malam terakhir di SMA ini, aku rela menggunakannya. Laki-laki yang menjadi pasanganku malam ini menggunakan kemeja putih bersih dan jas berwarna hitam. Dilengkapi dengan sepatu dan celana yang cocok dengan dirinya.

About Love and YouWhere stories live. Discover now