Part 20

1.4K 53 0
                                    

ANIKA POV
Hal ini sudah berjalan selama beberapa bulan. Kafka selalu menjemputku dan mengantarku kembali ke rumah. Berita putusnya Kafka dengan Kayla pun sudah tersebar sampai ke segala penjuru sekolah. Sekarang, setiap aku lewat di depan koridor, pasti banyak mata yang memandangiku dengan tatapan yang tak bisa kujelaskan.

Mungkin mereka marah atau kesal karena aku merusak hubungan 2 orang tenar di sekolah ini? Entahlah. Aku sudah tidak peduli.

Sekitar 2 bulan lagi Kafka akan lulus SMA. Dan itu artinya, aku akan segera ditunangkan dengannya.

Jujur saja, selama beberapa bulan ini kami berdua mulai mengenal satu sama lain dengan lebih dekat. Tidak, aku tidak berpacaran dengannya tetapi, aku nyaman bersamanya.

Aku tidak tahu pandangannya tentang diriku tetapi bagiku, aku sudah bisa menerima pertunangan ini dengan ikhlas. Aku pun tidak mengetahui alasannya.

"ANIKA PERHATIKAN KE DEPAN" ucap guru ku yang menyadarkan lamunanku.

Aku hanya mengangguk dan langsung menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Semua mata di kelas tertuju padaku.

"Lagi ngelamunin Kafka bu"
"Lagi jatuh cinta bu si Anika"
"Ibu ganggu lamunan nya aja deh"
"Orang jatuh cinta mah bebas bu"

Sorakan-sorakan dari teman-teman sekelasku membuat pipiku merah padam. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku yang disambut gelak tawa dari teman-teman sekelasku. Guru ku yang melihat kejadian tersebut hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Sorakan-sorakan teman-teman sekelasku muncul lagi saat Kafka melewati depan kelasku. Kafka sempat menengok ke dalam dan menyunggingkan senyum singkat padaku. Hanya dengan melihatnya tersenyum, jantungku sudah berdegup kencang tak karuan.

Apa ini artinya aku sudah mulai mencintai Kafka?

----------------------
KAFKA POV

"Saya izin ke toilet ya bu" ucapku pada guru yang sedang mengajar di depan kelasku.

Aku selalu berjalan-jalan mengelilingi sekolah sebelum aku kembali ke kelas setelah selesai dari toilet. Jelas, untuk membuang-buang waktu agar tidak mendengar penjelasan guru di kelas.

Kakiku melangkah ke koridor adik kelas. Ruangan kelas di sekolahku terbuka sehingga jika aku lewat, seluruh isi kelas bisa melihat ke arahku dengan jelas.

Saat aku berjalan, aku mendengar sorakan orang-orang menyebut-nyebut namaku. Karena penasaran aku mencari tahu darimana asal suara itu. Suara itu berasal dari kelas Anika.

Aku melewati kelas tersebut sambil berusaha mencuri dengar apa yang sedang mereka bicarakan sampai menyebut-nyebut namaku. Aku menengok dan mendapati semua mata memandangku.

Mataku menatap satu gadis yang duduk di bagian tengah kelas dan sedang memperhatikanku. Aku tersenyum pada Anika sambil berjalan melewati kelas nya. Dan sedetik kemudian, sorakan-sorakan muncul lagi dari dalam kelas tersebut.

Anika pasti diledekin gara-gara gue senyumin, batinku.

Lalu aku tersadar sesuatu. Mengapa aku tersenyum padanya saat perhatian sedang mengarah padaku?

----------------------
Aku dan teman-temanku keluar kelas dengan canda tawa saat bel pulang sekolah berbunyi. Di lapangan terlihat beberapa anak yang sedang bermain basket bersama. Aku dan teman-temanku menuju ke lapangan untuk bergabung bermain.

Tatapan ku tertuju pada seorang gadis yang sedang berjalan di samping lapangan. Dia terlihat sedang bercanda tawa dengan sahabatnya. Perasaanku campur aduk saat melihatnya, aku ingin memeluknya tetapi aku tahu aku tak bisa.

Kayla menyadari tatapan ku yang cukup intens padanya. Ia hanya menatapku bingung dan akhirnya menyunggingkan sebuah senyum manis di bibirnya. Aku yang melihatnya salah tingkah sendiri dan berbalik tersenyum padanya.

"Kafka! Kita pulang sekarang yuk, aku gaenak badan mau bobo di rumah" ucap Anika yang sudah berada di belakangku entah dari kapan.

"Masih jam segini gitu loh" ucapku dengan mata masih memandangi Kayla.

Tiba-tiba tanganku ditarik oleh Anika dan ditempelkan pada jidatnya. Aku bisa merasakan suhu tubuhnya memang panas.

"Yaudah ayuk pulang, kamu istirahat aja di rumah ya" ucapku menatapnya.

"Guys gue balik duluan ya!" ucapku pada teman-temanku yang dibalas sorakan protes dari mereka.

Baru aku berjalan beberapa langkah disamping Anika, suara dari belakang sudah menghentikan langkahku.

"KAYLAAAA!!!" teriak murid-murid di daerah lapangan.

Mendengar nama itu di teriakkan aku langsung berbalik badan dan berlari ke lapangan untuk memastikan keadaan Kayla.

"Minggir minggir! Ada apaan ini?" ucapku panik sambil menyingkirkan beberapa murid yang menghalangi jalanku menuju sumber kerumunan.

Aku melihat Kayla sedang terbaring di pinggir lapangan dengan lemah. Ia pingsan.

"Kenapa Kayla bisa pingsan?" tanyaku pada Nadine yang sedang mencoba menyadarkan Kayla dengan minyak angin.

"Tadi si Jeje ga sengaja lempar bola ke arah dia" ucap Nadine.

Aku hendak mengangkat tubuh Kayla dan membawanya ke UKS sebelum ada seseorang yang ambruk di sebelahku.

Anika pingsan.

Mengapa mereka berdua harus pingsan di waktu yang sama sih?

"Kaf lu gendong pacar lu aja ke UKS, gue yang gendong Kayla, gue kan yang buat dia pingsan" ucap Jeje sambil mengangkat tubuh Kayla.

"Bukan pacar gue" ucapku singkat. Aku langsung mengangkat tubuh Anika yang terbaring di sebelahku dan berniat membawanya ke UKS.

--------------------
Halo! Maaf baru update lagi:( makasih buat yang udh mau baca cerita ini! Jangan lupa di vote dan comment ya<3
-Stephanie

About Love and YouWhere stories live. Discover now