The Truth. Part 2

Start from the beginning
                                    

'Dan seharusnya jika kau sudah tahu, kau akan datang untuk membantuku! awas saja jika kau tahu tapi pura-pura tidak tahu nanti!' batinnya kesal.

Pahanya tiba-tiba terasa perih dan panas. Ia melirik dan mendapati sebuah belati menancap di sana. Beruntung hanya belati logam. Itu tidak akan berpengaruh apa pun padanya.

Ia mencabut belati itu dan mengembalikannya pada pemilik sebenarnya. Dengan lemparan kuat yang mengarah pada mata tentunya.

Seharusnya Sasuke merasa senang karena lemparannya tepat mengenai sasaran. Namun kini ia justru merasa gelisah. Perasaannya tidak enak tanpa alasan yang jelas dan mendalam.

"Sepertinya akan terjadi sesuatu," renungnya masam.

.

Naruto mendarat dengan mulus di tengah medan pertempuran. Vampir pertama di sana yang tercengang saat melihatnya, pastilah Sasuke orangnya.

Naruto sendiri turut tercengang saat mendapati tubuhnya tidak apa-apa walau mendarat dari ketinggian 40 kaki lebih tanpa pengaman apa pun.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya pria itu hampir tersedak darahnya sendiri yang mengalir keluar di ujung bibirnya.

"Aku tidak bisa melihatmu seperti ini, Sasuke. Biarkan aku menolongmu, sekalipun nyawaku taruhannya."

Sasuke tercengang. Ia tidak habis pikir, apa yang telah Hinata berikan pada Naruto hingga gadis itu menjadi tidak waras seperti ini? ia bisa mati hanya dalam hitungan detik saja jika ia memaksakan diri untuk melawan vampir-vampir itu. Satu vampir saja tidak akan tumbang karenanya.

Intinya, tindakan ceroboh Naruto hanya akan berakhir buruk saja bagi semuanya.

Dan Hinata adalah vampir pertama yang akan menelan seluruh organnya sendiri karenanya.

"Pergilah, Naruto! apa yang kau pikirkan?  kau hanya akan celaka!" kini Sasuke pun turut membentaknya.

Namun, belum sempat Naruto membantah, seorang vampir telah mengoyak urat nadi lehernya hingga nyaris putus. Gadis itu seketika terkapar dengan darah yang menyembur keluar dari lehernya.

Sasuke meraung dan menebas kepala vampir tadi dengan sekuat tenaga hingga otaknya mencuat keluar. Selesai, pria itu segera menghampiri kekasihnya yang tampak tak berdaya.

Hanya tampak saja. Sebenarnya Naruto masih memiliki kepala yang sangat keras seperti batu.

Gadis itu bangkit meski kepalanya hampir putus. Dan dia masih bisa bernapas meski tersedak darahnya sendiri.

Naruto menerjang seorang vampir yang dengan mudahnya melayangkan pukulannya pada perut gadis itu. Naruto kembali jatuh tersungkur.

Belum sempat bangkit, tiga vampir datang mendekatinya dan memukulinya habis-habisan. Terlebih pada bagian dada dan kepalanya.

Dan kali ini, bala bantuan terlambat datang.

Sasuke baru memecahkan kepala tiga vampir itu setelah sekujur tubuh Naruto mati rasa. Tangan dan kakinya nyaris hancur.

Naruto berada di ambang kematian.

Dan gadis itu tetap berusaha bangkit.

"Naruto!" raung Sasuke pada matenya yang telah benar-benar terkapar tak berdaya. Wajahnya tertutup oleh rambutnya yang berlumuran darahnya sendiri yang berwarna merah tua pekat----hampir terlihat seperti hitam.

Sasuke menghampiri gadis itu. Ia tidak tahu harus melakuan apa untuk mengatasi keadaan Naruto yang sangat parah itu.

Dan ini adalah kali pertamanya otak jeniusnya tidak berfungsi.

Hinata datang terlambat. Dan Sasuke melemparkan tatapan penuh ancaman neraka padanya. Pada gadis vampir yang sama sekali tidak menghargai makna tatapan itu.

"Sasuke, berikan darahmu pada Naruto. Itu akan memulihkan keadaannya!" seru Hinata yang tengah sibuk menangani sepuluh vampir yang datang mendekat.

Sasuke menggoreskan belati pada tangannya dan menempelkannya pada mulut Naruto.

"Ini tidak akan cukup," rutuknya pedih saat melihat darahnya hanya menetes sedikit. Ia menariknya dan menggores lebih besar lagi. Tidak peduli jika tangannya hampir putus. Toh, juga bisa kembali lagi.

Dan berhasil. Luka Naruto berangsur-angsur mulai membaik. Bahkan tampak seperti sedia kala seperti tidak pernah terjadi hal buruk apa pun di sana. Meski dalam proses penyembuhannya terasa ngilu karena luka-lukanya yang sangat parah.

Sasuke membantu Naruto yang bersikeras untuk duduk. Tubuh gadis itu bergetar hebat entah mengapa.

"Aku akan membawamu ke tempat yang aman," ujar Sasuke yang ditolak mentah-mentah oleh Naruto. Gadis itu masih tetap keras kepala.

"Tidak. Aku ingin bermain saja di sini dengan mereka," ujar Naruto. Gadis itu mendongak dan membuat Sasuke terhenyak sakaligus bahagia.

"Narutoku telah kembali," bisiknya bahagia. Ia melumat bibir gadis itu dalam-dalam dengan segenap kebahagianya.

TBC

Tuh kan lemot up nya /(ò.ó)┛彡┻━┻ sabar ya buat kalian (๑・ω-)~♥”

My Lovely DarknessWhere stories live. Discover now