The Truth. Part 2

2.2K 213 48
                                    


Media by : Kyoumu Densen - ALI PROJECT
Source : youtube

HAPPY READING!

"Kita harus kembali, Hinata! Sasuke pasti membutuhkan pertolongan kita!" seru Naruto untuk yang ke empat belas kalinya.

"Sudah kukatakan berulang kali, Naruto. Kita tidak perlu ke sana, Sasuke itu vampir yang sangat kuat. Melawan musuh sebanyak itu bukanlah suatu masalah yang besar baginya. Ia akan baik-baik saja selama ia tetap meminum darah manusia," jawab Hinata untuk yang ke empat belas kalinya pula.

"Tapi dia hanya meminum darahku beberapa hari yang lalu. Dan aku yakin itu tidak akan cukup untuknya melawan monster sebanyak itu!"

Naruto kesal. Ia berjalan meninggalkan Hinata dan pergi mengintip dari balik batu besar yang berada cukup tinggi di atas bukit terjal. Di sana, ia dapat melihat dengan jelas jika Sasuke tengah berusaha keras melawan semua musuhnya.

Air matanya merebak kala ia melihat kondisi Sasuke yang jauh dari kata 'baik' seperti yang selalu Hinata katakan padanya.

'Persetan dengan Hinata," batinnya geram.

Kondisi pria itu sangat buruk. Pakaian Sasuke---yang entah sejak kapan telah menempel di tubuhnya--- berlumuran banyak darah. Entah darahnya sendiri atau darah milik musuh-musuhnya. Tubuhnya pun penuh luka di sana sini. Dan lagi, pancaran matanya yang tadi sangat nyalang dan bersemangat, kini tampak mulai meredup dan kelelahan.

Namun tetap penuh dengan kilatan dendam.

Tentu saja. Makhluk macam apa yang tidak akan lelah jika harus melawan ratusan musuh. Sendirian.

Dan juga tidak berhasil terhindar dari semua serangan.

Naruto bangkit dan hendak melompat dari ujung bukit itu saat Hinata mencengkeram keras tangannya.

"Lepaskan!" pekik Naruto panik. Ia tidak bisa membiarkan Sasuke bertarung sendirian. Tidak setelah apa yang telah terjadi di antara mereka.

Tidak peduli meski di sana nanti ia hanya akan mati sia-sia sebelum melakukan sesuatu.

"Apa yang kau lakukan? Sasuke bisa mengatasinya!" bentak Hinata.

"Lepaskan aku," ulang Naruto lebih tenang.

"Tidak! lagipula di sana kau hanya akan menghalangi Sasuke. Kau itu manusia dan itu tidak akan mengubah apa pun!"  seru gadis dengan iris indigo tersebut.

"Lepaskan. Kau kira aku selemah itu?" Naruto mendengus kasar. Ia menepis kasar tangan Hinata yang sedari tadi terus menahannya. "Akan kutunjukkan apa itu kekuatan yang sebenarnya padamu," tambahnya dingin. Ia melompat dari atas bukit itu tanpa pengaman dan perancanaan apa pun. Ia bisa mati.

Naruto bukanlah Naruto yang seperti biasanya.

Naruto yang ini sangat berbeda. Sangat dingin dan kasar. Entah apa yang telah terjadi padanya.

Dan Hinata berharap jika kali ini, apa pun yang akan gadis itu lakukan. Tidak akan berakibat buruk pada akhirnya.

Yang terpenting perbuatan Naruto nanti tidak harus membuat Hinata menelan anggota tubuhnya sendiri.

.
.
.

Sasuke menghindari tusukan pedang yang mengarah padanya. Ia tampak sangat kewalahan. Sekuat apa pun dirinya, ia tetap tidak sanggup jika harus melawan ratusan vampir sendirian sekaligus.

'Di mana kau Itachi? seharusnya kau sudah tahu jika aku datang ke sini!'  rutuknya kesal. Ia melampiaskan kekesalannya pada kepala seorang vampir hingga hancur.

My Lovely DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang