BAB 1 - Bersebelahan

4.4K 401 8
                                    

Sejak masuk ke sekolah tempatnya bersekolah saat ini, Hani Kalisa selalu sendirian. Ia bukan tipikal anak yang mudah bersosialisasi. Ia terlalu malas untuk berbicara pada orang-orang di sekitarnya.

Alhasil... ia selalu duduk di pojokan belakang kelas dari kelas X hingga kelas XI karena tak memiliki satupun teman atau orang untuk diajaknya berbicara.

Hani tak mengenal satu orangpun di kelasnya, semuanya adalah wajah baru yang belum ia kenal, tapi ada beberapa juga yang berasal dari kelas yang sama dengannya waktu kelas X, walaupun ia lupa nama mereka.

Ia bahkan tak mau repot-repot mengajak salah satu dari mereka untuk berkenalan atau bahkan mengobrol dengannya.

Tapi, saat ia duduk sendirian di pojokan saat hari pertama masuk ketika semester baru dimulai, seorang anak laki-laki masuk ke kelas dan membuat semua orang heboh menatapnya dan membicarakannya. Ia mempunyai wajah yang tampan, tubuh tegap dan tinggi, hanya dari melihat cara berjalannya saja semua anak perempuan terpesona atau langsung suka padanya. Kalau bahasa anak jaman sekarang ''klepek-klepek''.

Anak laki-laki itu menatap ke sekeliling kelas lalu tatapannya berhenti pada bangku kosong yang berada di sebelah Hani.

Hani hanya menatapnya sekilas tanpa minat lalu kembali memandang keluar jendela di sebelah tempat duduknya, berharap kalau bel berbunyi untuk kedua kalinya, setelah berbunyi sekitar lima menit yang lalu.

Anak laki-laki itu tak bertanya dulu sebelum duduk di bangku sebelah Hani apakah ada penghuninya atau tidak, melainkan langsung duduk tanpa sepatah katapun.

Hani juga mencoba untuk tak memperdulikan tatapan aneh anak-anak sekelas yang tertuju padanya karena anak laki-laki itu memilih duduk dengannya.

Argana Zaidan, itulah nama lengkapnya. Meskipun begitu, Hani hanya tahu kalau teman sebangkunya itu dipanggil Gana, itupun karena teman-teman sekelasnya sering memanggilnya begitu.

***

"Gana, kenapa sih lo malah duduk disebelah Hani?'' tanya Rina, salah satu cewek paling cantik di kelas menurut versinya anak-anak cowok di kelas. Ia terang-terangan menanyakan hal itu pada Gana saat Hani duduk tepat di sebelah Gana.

Hello! Lo nanyain hal itu baru sekarang?! Kenapa nggak dari dulu? Gue sama dia udah hampir satu tahun duduk sebangku!
Hani mendumal dalam hati.

"Bukan urusan lo. Suka-suka gue dong.'' kata Gana sinis, yang membuat Rina mati kutu.

Hani melirik sekilas kearah Rina yang menatapnya sebal.

"Ck!'' Hani berdecak sebal karena Rina menatapnya seperti itu. "Dasar gila, kenapa jadi gue yang salah?'' Hani bergumam kesal.

Tanpa Hani sadari Gana melirik dan tersenyum kecil kearahnya.

Sifat Hani yang penyendiri dan pendiam memanglah selalu melekat dalam dirinya sejak ia di bangku sekolah dasar, tapi sifat pemarahnya tak pernah ia tunjukkan pada siapapun. Hanya keluarga dan teman dekatnya saja yang mengetahui sifat Hani yang satu ini. Eh, memang dia punya teman? Tidak. Satu-satu temannya selama ini hanyalah Digo, kakak laki-lakinya.

Semua orang di kelas tahu kalau Hani bukanlah tipe orang yang bisa diajak mengobrol atau didekati, semua itu terlihat dari ekspresi wajahnya yang mengatakan ''Jangan deket-deket gue!''

Rambut hitam lurus sebahunya dengan poni ratanya dan juga kacamata tebal yang menghiasi wajah mungilnya itu juga membuat dia terlihat semakin culun. Malah banyak yang mengatainya mirip Dora! Iya! Dora yang itu!

Next to YouWhere stories live. Discover now