For The First Time

Mulai dari awal
                                    

"Hinata, kau datang ke sini? tumben sekali!" seru Naruto senang. Sekaligus masih merasa malu karena kejadian tempo hari.

"Iya. Aku sedang memiliki banyak waktu luang. Jadi, kupikir akan menyenangkan datang ke kafe. Tak kusangka aku akan bertemu denganmu di sini!" balas Hinata tak kalah senang.

Sudah sangat lama ia tidak mendapatkan senyuman Naruto secara langsung. Hanya untuknya.

Ia sangat merindukan sahabat baiknya itu. Namun sayang, yang dirindukan bahkan tidak pernah mengingatnya.

Dan itu semua lagi-lagi terjadi karena Ino.
Hinata sangat membencinya. Sampai-sampai napasnya memburu kesal hanya karena mengingatnya.

"Ahaha. Uhm ... kau ingin pesan apa? biarkan aku mentraktirmu ya?" tawar Naruto antusias. Namun rasa itu segera lenyap saat Hinata menggeleng sopan.

"Aku pesan affogatonya saja. Tapi mungkin kau bisa mentraktirku di lain waktu, Naruto," jawabnya lembut.

"Baiklah. Karena besok hari libur. Berjanjilah jika besok kita akan pergi bersama. Dan kau akan membiarkanku mentraktirmu. Setuju?"

Hinata mengangguk kikuk dan disambut oleh sorakan kecil Naruto yang sangat bahagia. Gadis pirang itu pamit untuk melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan Hinata.

Baru pertama kali ini ada seseorang yang bersedia diajaknya pergi.

.
.
.

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Dan itu berarti jika shift Naruto telah usai. Waktunya untuk pulang.

Namun kali ini ia tidak berjalan sendirian. Ada dua langkah kaki berbeda lagi yang menemaninya.

Kalian tahu sendiri siapa mereka.

Namun salah satu dari pemilik langkah itu berhenti dan berpisah di persimpangan karena rumahnya yang tidak sejalur.

Kini tinggalah Naruto dan satu orang lagi bersamanya. Terus berjalan dalam heningnya malam tanpa sepatah kata pun.

"Teme. Memangnya di mana tempat tinggalmu?" tanya Naruto akhirnya.

"Tidak jauh dari rumahmu," jawab pria itu cuek.

"Uh ... kenapa kau berjalan kaki? bukankah jaraknya cukup jauh? kenapa tidak menggunakan mobil saja?" tanya Naruto kemudian.

"Karena aku ingin menemanimu," jawaban yang singkat, padat, baku. Juga sangat menyentuh. Menciptakan semburat merah di wajah Naruto. Tidak ada yang pernah berkata seperti itu padanya.

Pembicaraan pun selesai.

Hingga tak terasa langkah mereka pun turut selesai di depan rumah sederhana Naruto.

"Masuklah," ucap Sasuke datar.

"T-terimakasih karena telah menemaniku seharian ini. Meski tidak benar-benar bersama," Naruto mulai salah tingkah tanpa alasan yang jelas.

"Hn."

"K-kalau begitu. Aku masuk dulu. Jaa," Naruto menghambur ke arah pintu rumahnya. Sementara Sasuke mulai kembali berjalan.

My Lovely DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang