Terlambat

1.2K 60 15
                                    

Jika kebiasaan adalah caramu untuk tetap menjadi biasa namun alasan selalu menuntut untuk kamu menjadi luar biasa.

***
20.10 WIB
Elsa berdiri di pintu luar pandangannya mengarah ke angkasa tanpa disadari bintang mengerti menandakan hati yang lara bintang dan bulan kini enggan memainkan sinarnya di langit hingga bumi pun ingin menangis karena gelapnya malam. Tiba-tiba sosok itu kembali mengacaukan memori dan teringat bagaimana perlakuan untuk hatinya hingga kini lenyap tak meninggalkan jejak tatkala gemuruh pun mengejutkan dari lamunan.

Elsa membayangkan semua derita yang pernah ia tanggung tanpa sedetik noda ia lupakan.
Airmata kesunyian kini mengeluarkan butirannya tak sanggup menampung era kesedihan yang telah terpendam beberapa tahun silam.
Terkadang ia muai jenuh dengan pikiran yang tak pernah ia harapkan, namun ia hadir tanpa pernah peduli. Lamunan itu tidak membuatnya jera.

"Dia, kenapa harus dia? Aku lelah seperti ini, mencintai terus-terusan seperti ini membuat hidup jadi berantakan."

Elsa terus memikirnya hingga tubuh yg lelah ia biarkan untuk beristirahat, karena besok ia harus kuliah. Kenapa harus memikirkan seseorang yang tidak pernah memikirkannya, sungguh ide cuma bisa diekspektasikan tanpa pernah menjadi realita.

"Entah kenapa aku harus mengenalinya jika kutahu akan sakit seperti ini, pasti akan kupilih untuk tidak mengenalinya" sambil memainkan pikiran sendiri.

***
Bunyi alarm membangunkannya dari tidur panjang, dilirik alarm ternyata jam 06.00, kemudian ia mematikannya karena masih mengantuk dan tidur kembali, dan ketika itu ia terbangun pada jam 07.15.

"Ya Ampun telat lagi kan.. bisa bisa enggak di kasih ikut perkuliahan lagi ni" sambil mengacak ngacak rambutnya.

Elsa Terkejut dan panik seketika ia tahu ia akan terlambat lagi kemudian bersiap siap untuk menuju ke kampus nya dan tanpa mempedulikan apapaun lagi disekelilingnya kini ia berlari mengejar waktu untuk bisa memperlambat jalannya waktu, tapi sayang semuanya kini telah terjadi.
Lampu merah terus saja menjadi tantangannya, jika tidak ada polisi pasti ia akan menerobosnya, sungguh tidak adil hari ini.

Setelah sampai dia berlari menuju ke kelas namun waktu tak bisa diajak kerja sama karena kelasnya paling ujung dilantai 2, kini ia harus menghabiskan energinya lagi untuk berlari. Dan tiba di depan kelas, Elsa memberanian diri untuk masuk.

"Huuufff Assalamualaikum"
Menarik nafas dalam-dalam.

"Waalaikumsalam"
Semua mata tertuju pada Elsa karena ia kembali terlambat untuk kesekian kalinya, dan hari ini ia terlambat dengan Bu Nur 15 menit.

"Silahkan tunggu diluar, sampai perkuliahan saya selesai, "
Bu Nur sedang menjelaskan materi Desain Penelitian namun harus terhenti, karena keterlambatan Elsa dan beliau menunjukkan jari telunjuknya mengarah ke luar dan mengucapkannya dengan tegas.

"Iya bu" kemudian Elsa berjalan keluar dengan wajah tak berbahasa.

Sepertinya hari ini bukan hari yang baik untuk Elsa dari mulai bangun sampai sekarang semuanya tidak adil. Elsa tahu jika ia terlambat dengan bu nur pasti semua siswa yang terlambat tidak akan dikasih ikut perkuliahan dengannya apapun alasannya.

Elsa berjalan keluar dan menunggu diluar sampai perkuliahan dengan ibu Nur selesai.
Dan ini bukan kali pertama elsa terlambat tapi terkadang ia terlambat dengan dosen yang lain namun tetap dikasih masuk walaupun terlambat, tapi beda dengan bu Nur yang sangat ditakuti dan paling killer di kampus ini. Beliau tidak ada yang mengizinkan murid yang terlambat untuk memasuki perkuliahan dengan resiko absennya di palang.

***
"Ni Kamu di kasih tugas sama Bu Nur, disuruh buat Proposal"
Sambil menunjukkan tugas pada Elsa yang sedari tadi duduk dikantin.

"Baik kali ya bu Nur kasih tugas buat aku, disuruh keluar lagi."

"Ya iyalah Sa, itukan salah kamu sendiri, paling suka terlambat datang"
Sahabatnya itu seolah mendukung Bu Nur atas keterlambatannya.

"Tapi kan..."
Belum sempat ia melanjutkan Nadia sahabatnya langsung menghentikannya.

"Apanya Sa? Enggak usah alasan, ini bukan sekali dua kali kamu terlambat tapi sepertinya ini udah jadi hobi baru kamu ya"

"Kamu enggak tau rasanya seperti aku Nad.., aku jugaa pengen seperti kamu dan orang-orang lain, tapi aku udah coba"
Nada suara Elsa semakin melemah, ia menundukkan pandanggannya dan spontan tangannya seolah memegang matanya.

"Iya, aku minta maaf ya Sa"
Nadia yang menyadarinya langsung mendekati Elsa yang mulai bersedih dan merangkul sahabatnya.

"Semangat ya Sa, kamu pasti bisa"
Nadia selalu punya cara untuk menyemangati sahabatnya supaya tidak terus larut dalam kesedihannya

"Iya, makasih ya Nad"

***
Selesai jam perkuliahan Elsa tidak langsung pulang melainkan menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu dan mencatat perkuliaan bu Nur yang tertinggal tadi, jika tidak pertemuan selanjutnya Elsa tidak tahu apa-apa.

"Sa pulang yuk?"

"Gapapa Nad, duluan aja, tanggung ini sedikit lagi"

"Yaudah aku tungguin ya"

"Iya boleh"

Nadia adalah sahabatnya di kampus yang paling baik, pengertian, dan paling sayang sama Elsa, bahkan mereka sering dikatakan mirip oleh kawannya yang lain, karena sering terlihat berdua.
Bukan Nadia saja sahabatnya tapi mereka juga dekat sama Rendi dan Ari, sering kalau ada tugas mereka berempat selalu kompak dan semangat mengerjakannya karena Rendi paling pintar di antara mereka.

Ternyata Rendi dan Ari juga belum pulang, mereka masih sibuk dengan Organisasi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) karena sebentar lagi akan diadakannya diesnatalis, jadi mereka sebagai wakil ketua dan ketua mempersiapkannya semua dengan sebaik-baiknya. Ternyata mereka melihat Elsa dan Nadia yang juga belum pulang.

" kalian kenapa belum pulang?" Randi Sambil menenteng bahan-bahan diesnatalis

"Ini, si Elsa nyatat materi Bu Nur, kan tadi dia gak dikasih masuk"

"Ohh iya Sa, kenapa tadi terlambat ?"

"Biasa, ada tugas yang harus dikerjakan semalam"
Elsa masih mencatat tanpa melihat ke Rendi dan Ari sedikitpun
Sebenarnya tidak ada sesuatu yang dikerjakan Elsa, hanya saja Elsa mempersingkatnya, karena ia malas menceritakan semuanya, untuk saat ini biar Nadia saja dulu yang tahu masalahnya.

"Tugas Bu Nur tadi kasih kami aja, biar kami buat" Aripun gak mau kalah dengan Rendi.

"Gak papa Ari, biar aku buat aja nanti, lagian kan kalian sibuk harus ngurusin acara disnatalis yang tinggal sebulan lagi"

"Yaudah kalau misalkan nanti perlu bantuan kami, kabari ya, kami siap kok bantu"

"Ok bos"

Elsa selalu unggul dalam masalah berkawan karena ia punya sahabat yang paling baik, setia dan pengertian, Elsa dan Nadia juga dekat sama Randi dan Ari sebagai sahabat, terkadang banyak yang iri sama mereka berdua karena bisa berkawan dengan orang hebat di kampus, Rendi si Anak Pintar dan genius, Ari si Atlet Voli dan banyak cewek kampus yang suka sama mereka berdua tapi sayang gak ada satupun yang berhasil ngeluluhin hati mereka, dan terkadang banyak diantara mereka yang iri pada Elsa dan Nadia karena lebih dekat kepada mereka.

***
Sampai dirumah Elsa merebahkan badannya dikasur betapa tidak ia sangat lelah hari ini, saking lelahnya ia tidak sempat melihat gadget, kemudian ia mencari hpnya yang sedari tadi tidak ia pegang dan saat ia membuka ternyata begitu banyak pesan masuk via WA dan ada nama dia paling atas.
Apakah ia harus bahagia atau bersedih? Kenapa semua ini terjadi di waktu yang tidak tepat?
Kenapa dia kembali hadir disaat elsa mulai melupakannya? Sungguh tak adil.
Saat Elsa berharap malah ia menjauh, namun ia hadir disaat yang tidak diharapkan.

TBC
Tolong untuk author senior kritik dan sarannya ya, Luangkan waktu untuk mengevote dan coment. Terimakasih.

DESEMBEROù les histoires vivent. Découvrez maintenant