"Yaudah, kamu sekarang makan ya, biar gak lemes. Itu ada nasi goreng dari hotelnya di meja."

"Kamu?"

"Aku udah makan tadi pagi waktu kamu belum bangun."

Davan ngambil nasi goreng.

"Iya, aku suapin. Dasar manja."

"Hehehe, tau aja sih."

"Tau lah!"

...

Setelah aku beres makan.

"Yang, mandi yuk. Abis itu kita caw."

"Enggak ah. Aku mau mandi di rumah aja. Ga enak di sini."

"Lah kenapa? Sama aja kan. Malah ngelamain kalo kita harus ke rumah dulu."

"Ya kita langsung ke rumah aja, trus mandi, baru deh kalo mau jalan-jalan lagi."

"Maksud aku biar kita jalan-jalan dulu baru ke rumah."

"Ke rumah aja dulu baru jalan-jalan."

Davan menghela napas. "As you wish, honey."

Aku tertawa kecil. "Tumben kamu ngalah."

"Kan Tuan putrinya lagi sakit. Mau gak mau harus ngalah lah. Kalo nggak, bisa repot ntar."

"Apa sih." Aku lempar dia pake bantal.

"Hahahahah, peace peace!"

"Lagian aku udah sembuh kok!"

"Hehe bagus deh kalo udah sembuh. Yaudah yok siap-siap, kita langsung cus ke rumah. Aku udah nyewa sepeda motor loch!"

"Waah, hayok deh!"

Davan langsung check out. Dia udah ngurus semua biaya sewa dan lain-lain. Kami langsung ke rumah dengan sepeda motor sewaannya.
  Setelah sampai, kami langsung mandi dan beres beres diri. Aku gosok  gigi lama-lama biar bau alkoholnya ilang. Setelah siap, aku dan Davan  tidur-tiduran sambil nonton TV di kamar. Jendela kamar sengaja kami buka  lebar biar angin sepoi-sepoi masuk. Sejuk dan hangat. Kami ngobrol  santai dan bercanda. Such a quality time with him. Untung sepi ga ada  orang. Sekitar dua jam-an kami ngaso-ngaso.

"Nggak kerasa ya, udah akhir tahun lagi. Perasaan baru kemaren tahun baruan." Kataku.

"Iya ya, perasaan baru kemaren aku kenalan sama kamu. Masuk kuliah, ikutan unit dance."

"Hahaha iya juga ya. Inget gak sih dulu gimana kita ketemu trus kenalan."

"Iyalah  masih inget banget. Kita sekelompok pas dikasih tugas bikin dance. Aku  dengan semena-menanya ditunjuk jadi ketua kelompok."

"Hahaha iya lah, orang kamu yang paling jago. Masa aku?"

"Heheh, kamu juga jago."

"Heu ngeledek."

"Siapa yang ngeledek yeey."

"Aku dulu inget banget kamu ngelap keringet pake tisue bekas aku. Ih super jijik. Gak ngerti deh kenapa kamu mau maunya."

"Ya gapapa dong. Daripada ga ada yang buat ngelap."

"Ya kan gak usah bekas aku juga."

"Aku maunya bekas kamu. Gimana dong?"

"Nyeeh, dasar sok sok gombal. Maunya bekasan."

"Hehehe. Tapi untung kita sama-sama masuk unit itu ya. Kalo nggak, mungkin kita gak kan kenal."

"Hehe iya ya."

Aku terdiam mengingat kejadian-kejadian di awal-awal dulu.

"Sayang, jalan-jalan lagi yuk. Bosen di sini terus. Mumpung kita lagi di Bali nih!" kataku tiba-tiba

Beda FakultasWhere stories live. Discover now