Day 2 - Foreigner

Start from the beginning
                                    

"Males ah."

"Udah dong jangan cemberut mulu." Davan ngusap-ngusap kepalaku. "Yok ah, biar aku mandiin kamu. Maukan aku mandii-"

BLAK!

Tiba-tiba mama masuk kamar sambil megang gelas. Kami kaget setengah mampus.
Davan dengan secepat kilat menarik tangannya.

"Yaan, kamu gak apa-apa? Ada yang luka gak Sayang?"

"Aduh mamah ngagetin aja, ngetok dulu atu mah sbelum masuk."

"Iya Kasep maap atuh. Da susah sambil bawa teh yeuh."

"Enggak kok gak ada yang luka, Mah."

"Oh bagus deh, makanya gak usah main-main dipinggir kolam ya. Bisi kepleset lagi."

"Itu kan gara-gara Mara Meri, Mah. Kalo mereka gak nyiprat-nyipratin air kan lantainya juga gak licin."

"Lagian kamu sih, udah tau mereka usil masih aja diladenin. Namanya juga anak kecil."

"Ah mama malah ngebela mereka. Semuanya sama aja."

"Mama bukannya ngebela adik kamu. Kan kamu udah tau sendiri kalo adek-adeknya suka iseng. Mereka kan emang suka becanda."

"Terserah deh." Aku berusaha nahan marah dan nangis.

"Yaudah, kamu minum ya teh angetnya biar enakan. Abis itu kamu ganti baju ato mandi sekalian gih, trus sarapan di bawah.
Dapan, kamu suruh yah si Ryan mandi abis itu ajak dia sarapan."

Mama ngasih tehnya ke Davan.

"Siap boss Tante!"

Mama turun lagi ke bawah.

"Nih, di minum dulu tehnya."

"Gak ah!"

"Ayo dikit aja ya."

"Gak!"

Davan taro tehnya di meja trus ngunci pintu.

"Sayang, udah ya, jangan ngambek." Kata Davan melanin suara.
"Mama kamu bukannya gak ngebelain kamu, tapi dia gak pengen kamu kenapa-napa Sayang."

"Tau ah! Semuanya sama aja! Gak ada yang ngebela aku."

"Enggak kok Sayang, cep cep."

Davan ngusap air mataku yang sedikit mau turun. Lalu dia meluk aku.

"Kebiasaan deh, mood kamu suka naik turun kalo pagi-pagi."

Davan nenangin aku.

"Udah ya Sayang, jangan nangis. Kalo kamu nangis, muka kamu jadi mirip Omas loh."

"Apaan sih."

"Iya beneran. Kamu gamau kan muka kamu jadi mirip Omas?"

"Kamu yang mirip Omas."

"Yaudah deh, kamu gak mirip Omas. Kamu kan mirip Nikita Willy."

Aku cubit pinggangnya Davan.

"Aduh, kok aku dicubit sih?"

"Emangnya aku perempuan?"

"Abisnya kalo kamu gak nangis, muka kamu cantik sih."

"Ah, nangis lagi aja deh."

"Eh eh, jangan dong yang. Iya, iya kamu ganteng kok hehe. Sekarang, minum tehnya yaak."

Aku minum sedikit.

"Udah ah."

"Lagi atuh."

Aku minum dikit lagi.

Beda FakultasWhere stories live. Discover now